Neo yang hendak berjalan menuju kantin untuk menukarkan sepatunya dengan sepatu cewek tadi jadi berhenti ketika melihat cewek itu dengan temannya berbincang di depan kamar mandi.
Sebelumnya ia sudah menukarkan sepatu hitamnya dengan sepatu nike warna abu-abu. Yang memang setelah istirahat pertama ini ia ada jam olahraga.
Sambil menjinjing sepatu hitammya ia berjalan tenang kearah dua cewek itu.
"Ekhm."
Suara Neo membuat kedua cewek itu menoleh. Dengan wajah Nata yang datar berbeda terbalik dengan Echa yang membelalak kaget.
"Sorry ya soal sepatu lo. Nih pake aja sepatu gue!" Neo menjulurkan sepatu hitamnya kearah Nata.
Dahi Nata menyernyit sambil melihat sepatu hitam cowok itu. 'Boleh juga,'
"Makasih, tapi sepatunya kakak bawa balik aja." Nyatanya apa yang diinginkan tak sama dengan yang diucapkan. Kembali pada prinsip utama 'Ia tak mau berurusan dengan banyak orang agar hidupnya tenang'.
Cukup dengan teman sekelasnya saja.
Echa yang melihat itu jadi diam menahan napas. Ia merutuk dalam hati kenapa Nata tidak langsung menerimanya dan purna paskibnya itu segera pergi dari sini.
Neo menaruh sepatunya itu ditangan Nata dengan paksa lalu berkata dengan nada songong, "Gini ya adek cantik, gue mau jadi cowok yang bertanggung jawab. Jadi biarin gue buat minjemin sepatu itu ke lo. Oke?"
Kemudian ia balik badan lagi ketika ingin beranjak. "Oh ya, kalau mau balikin gausah dicuci dulu gapapa. Sepatu gue anti bakteri."
Dalam hati Nata berpikir kalau cowok ini tipe-tipe cowok yang tengil.
Echa menghela napas lega ketika kakak kelasnya itu mulai beranjak pergi.
"Balikin ke XII Ips 2, Junior Syah Alterio. Temen lo kenal!!" teriaknya sebelum postur tubuhnya menghilang dari ujung koridor.
‹•.•›‹•.•›‹•.•›
Setelah mendapat pesan dari Pak Tomo -supir pribadinya- bahwa mamanya akan pulang sore ini membuatnya mau tak mau harus absen untuk ekskul seni. Padahal hari ini praktek pertama bagi anggota yang gabung di sesi kedua.
Setelah mengganti seragam dengan kaos oblong berwarna putih dan celana jeans selutut, Nata turun dari tangga bersiap untuk makan.
"Non Nata!!"
Panggilan pembantunya membuatnya berhenti dan menoleh ke belakang.
"Ada apa?" tanya Nata sambil mendekat.
"Ini pesenannya mbak?" tanya Bi Una sambil menyodorkan kresek yang didalamnya terdapat kotak warna putih. Dari aromanya saja sudah kelihatan kalau didalamnya adalah makanan.
Dahi Nata menyernyit, "Aku gak pesen-pesen apa-apa Bi. Salah orang mungkin."
"Tapi tadi kata Pak Tomo ini atas nama non Nata."
Nata semakin dibuat kebingungan. Pasalnya ia tidak pernah memesan go food seperti ini. Punya Apk-ny saja tidak.
"Yaudah Bi gapapa sini, makasih ya," Nata yang hendak pergi ke meja makan jadi membalikkan badan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vacio
Teen FictionKetika impian tak lagi searah dengan jalan kehidupan Disaat itulah seseorang masuk dalam hidupmu dan membuat semua tak terasa abu-abu Keyakinan yang telah diberikan nyatanya sia-sia Semua....... Hampa Yok baca! siapa tau suka