Bodo amat!!!
‹•.•›‹•.•›‹•.•›
Cewek cantik bertubuh jangkung itu keluar dari mobil hitam yang ditumpanginya sambil memasang dasi diseragam identitas sekolahnya.
Ia melihat jam tangan yang melingkar di tangan kanannya. Pukul 07.10. Telat sepuluh menit.
Dengan langkah yang terburu-buru Ia memasuki gerbang sekolah yang untungnya masih terbuka meskipun jarum panjang jam menunjuk ke angka 2.
Dia terkejut ketika Pak Darma ternyata belum masuk ke kelasnya tetapi masih berjalan keluar dari ruang guru. Tak mau kehilangan kesempatan ia mengikuti jejak Pak Darma yang akan menuju kelasnya di lantai atas.
"Aww!" pekik cewek tersebut sambil berjongkok memegangi kedua kakinya yang tertiban buku kira-kira setebal 10 cm yang dibawa oleh seseorang yang baru saja keluar dari ruang guru.
"Eh sorry-sorry, gue ga lihat jalan," ucap orang itu sambil iku berjongkok memegangi kaki cewek tersebut. "Masih bisa jalan kan?" tanyanya khawatir.
Cewe tersebut mengangguk lemah sambil memegangi kedua kakinya yang masih sakit. Cowok tersebut berdiri setelah mengambil buku yang tergelatak di lantai akibat tabrakan tak sengaja tadi. "Sini gue bantu," ucapnya sambil mengulurkan tangan kanannya.
Tak mau menyusahkan diri sendiri, cewek itu menerima uluran cowok tersebut. Dan detik berikutnya ia kaget ketika matanya melihat wajah yang asing dipenglihatannya.
"Gue kok gak pernah lihat sih," batin cewek itu. Lamunannya terbuyar begitu saja ketika melihat bayangan Pak Darma mulai menaiki tangga yang berada di ujung koridor ini. "Eh gue duluan ya, bye-bye," cewek itu berlari meninggalkan cowok tersebut tanpa mempedulikan kakinya yang masih sedikit sakit.
‹•.•›‹•.•›‹•.•›
"Aww," pekikan seorang cewek masuk ke pendengarannya. Ia terkejut ketika melihat seorang cewek berjongkok memegangi kedua kakinya yang kesakitan.
Entah cewek itu yang terburu-buru atau ia yang terlalu fokus terpukau oleh buku yang dibawanya itu. Buku panduan osk astronomi yang tebalnya kira-kira 10 cm. Dan buku itu jatuh menimpa kaki tak bersalah cewek itu. Pasti sakit.
"Eh sorry-sorry, gue ga lihat jalan," Ia pun ikut berjongkok sambil memegangi kaki cewek tersebut. Tidak tau maksutnya apa, mungkin refleksnya bekerja ketika mendengar pekikan tadi. "Masih bisa jalan kan?"
Pertanyaannya dijawab anggukan lemah oleh cewek itu. "Sini gue bantu" ia pun mengulurkan tangannya untuk membantu cewek itu berdiri.
Cewek tersebut menerima uluran tangannya. Tak sengaja matanya menangkap wajah cantik cewek itu.
"Hmm, anak baru?," batinnya bersuara.
"Eh gue duluan ya, bye-bye," suara itu memutuskan lamunannya.
Setelah cewek itu menghilang dari hadapannya, ia melanjutkan langkahnya menuju kelas.
‹•.•›‹•.•›‹•.•›
Lagi-lagi ia harus bersyukur karena Pak Darma sedang berbincang-bincang dengan guru lain di depan kelas XI Ipa 2. Jadi ia yang lebih dulu memasuki kelas daripada Pak Darma.
"Terlambat lagi Nat? " Tanya Echa.Ya, dia Natasya Faleira.
"He'em," Jawab Nata dengan lesu. Ia menopang dagu dengan kedua tangannya dan pandangan kosong kedepan. Echa hanya menggelengkan kepalanya melihat kebiasaan teman sebangkunya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vacio
Teen FictionKetika impian tak lagi searah dengan jalan kehidupan Disaat itulah seseorang masuk dalam hidupmu dan membuat semua tak terasa abu-abu Keyakinan yang telah diberikan nyatanya sia-sia Semua....... Hampa Yok baca! siapa tau suka