20 menit yang lalu kelas XI Ipa 4 sedang pelajaran kimia. Pelajaran yang membuat semua murid jadi mengantuk karena Bu Titik selaku guru kimia itu mempunyai volume suara yang kecil ketika menerangkan.
Sedangkan saat ini semua murid sudah memasang wajah tak sabaran untuk pergi ke kantin karena 3 menit lagi bel istirahat akan dibunyikan.
Nata yang menaruh kepalanya pada meja itu ikut bergetar ketika ada notif masuk dari hp-nya yang ada di laci. Awalnya ia mengabaikan, tapi notif yang berdatangan lagi membuatnya terganggu.
Dengan malas ia mengambilnya.
Nata tersentak dengan nama kontak itu. Tapi detik berikutnya ia teringat jika ia sendiri yang menamai kontak itu.
'Lucifer'
Istirahat ini gue jemput lo ke khayangan
Eh gak ding, taman safari
Lo kan macan
Raaawwrrr
Wkwk ngakak gue
Mau ngomong
Penting
Nata cuma membacanya tanpa ada niat untuk membalasnya.
Seluruh isi kelas bersorak heboh ketika bel istirahat terdengar. Dengan semangat mereka menjawab Bu Titik yang berpamitan keluar kelas.
Sebenarnya Nata masih enggan untuk bangkit dari kursinya. Namun chat cowok tengil itu membuatnya ingin tau apa yang ingin dibicarakannya.
Bertepatan ketika ia sampai di depan pintu cowok itu juga baru datang.
"Hai cantik!" sapa cowok itu sambil memainkan kedua alisnya. Hal yang membuat Nata gatal ingin mencukur alis itu.
Murid yang lewat depan kelasnya jadi melirik dan merasa heran karena purna paskib satu ini datang di area XI Ipa. Yang jelas-jelas bukan areanya.
Apalagi anak paskib sendiri yang ingin lewat depan kelas ini jadi membalikkan badan dan memilih masuk ke kelas mereka. Tak mau ambil resiko dengan purna paskib yang sangat dihormati itu.
"Em soal hari sabtu kemarin, gue minta maaf," kata Neo tak enak. Nata menaikkan satu alis bingung dengan kalimat cowok ini. "Gue sengaja ngintip lo waktu itu."
Aah
Nata sudah merasa jika cowok itu kemarin belum pulang dari rumahnya. Sebenarnya Nata tidak suka jika membahas hal itu. Nata tak mau dianggap lemah oleh orang-orang. Tapi apa buat jika cowok ini sudah mengetahuinya.
"Gapapa kok," jawab Nata pelan.
Neo bergerak tak nyaman. "Ke kantin bareng yuk! Gue traktir, gimana?"
Nata melebarkan mata. Bukan karena ajakannya tapi sikap cowok ini yang terlihat tulus dan lebih kalem dari biasanya.
"Em boleh juga," pikir Nata dalam hati. Lumayan kan bisa manfaatin nih cowok tengil satu.
Nata hanya mengangguk menurut.
Neo mempersilahkan Nata untuk jalan lebih dulu. Diikuti dengan tatapan bertanya oleh murid yang berpapasan dengan mereka berdua. Karena sangatlah jelas kalau mereka berdua tak pernah bersama sebelumnya.
Sesampainya di kantin mereka memilih meja yang ada di tengah. Karena rata-rata meja pinggir tembok sudah dipenuhi siswa siswi yang kelaparan.
"Mau pesen apa? Biar gue pesenin," tanya Neo pada Nata yang sudah mendudukkan diri di kursi.
"Hm?" Nata mendongak dengan mimik muka lucu yang membuat Neo menjadi terpana begitu saja. Neo berdehem kecil untuk mengurangi kegugupannya itu.
"Ayam spicy 2, nasi goreng 1, tahu balado 1, banana cake 1, minumnya matcha sama tiramisu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vacio
Teen FictionKetika impian tak lagi searah dengan jalan kehidupan Disaat itulah seseorang masuk dalam hidupmu dan membuat semua tak terasa abu-abu Keyakinan yang telah diberikan nyatanya sia-sia Semua....... Hampa Yok baca! siapa tau suka