LOVE

423 21 0
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rate : T

Genre : Romance & Drama

Pairing : Sarada Uchiha, Boruto Uzumaki, Mitsuki, Shikadai Nara, Inojin Yamanaka, Chocho Akimichi

Hallo Minna,

Semoga kalian menyukai cerita kali ini

Mohon dukungan, kritik, dan saran ya untuk cerita ini.

Jangan bosan-bosan membaca ceritaku ya

Sankyu...... ^.^



11 Januari 2020

Sarada POV

Aku berjalan bersama Choco ke sekolah kami, Konoha High School. Sepanjang perjalanan, kami berbincang-bincang sembari menikmati udara segar. Aku menarik napas dalam, berharap setiap keindahan yang terlihat pagi ini mampu mendamaikan relung hatiku, menyembuhkan luka yang belum lama terukir.

Kami berpisah dikoridor kelas XI, aku menuju kelasku di XI IPA 1 sedangkan Choco menuju kelas XI IPA 4. Awalnya terasa sedih, saat tahu kami tidak satu kelas. Ada perasaan khawatir jika aku tidak mampu bergaul tanpa adanya Choco disisiku. Namun semua berjalan baik, aku memiliki teman dan dapat bergaul dengan semua orang di kelas. Berbeda dengan kelas X, dimana aku selalu bersama Choco dan sulit berinteraksi dengan orang lain.

"Ohayou" sapaku

"Ohayou Sarada" sapa Namida

"Tumben kau datang siang? Biasanya pagi-pagi sekali kau sudah duduk dibangkumu sembari membaca novel" tanya Sumire

"Aku tadi menunggu Choco, ia lupa membawa keripik kentangnya" jawabku sembari terkekeh, mengingat kejadian pagi tadi.

Belum lama kami berbincang, bel tanda masuk sudah berbunyi. Diambang pintu kelas aku melihat Shino-Sensei tersenyum ramah sembari mengucapkan selamat pagi. Ketua kelaspun menginstruksikan kami untuk berdiri dan memberi hormat.

"Anak-anak, hari ini kita akan mempelajari halaman 27. Silahkan perhatikan penjelasan bapak dengan baik. Jika ada yang tidak dimengerti kalian dapat mengajukan pertanyaan" jelas Shino-Sensei

"Baik Sensei" ucap seluruh siswa

Bel istirahat berbunyi, aku mengambil 2 bekal di dalam tas dan berjalan keluar kelas. Tujuanku saat ini adalah taman belakang sekolah, menemui seseorang yang beberapa hari ini membantuku menutupi sebagian luka dihati.

Di sepanjang lorong, aku tersenyum saat beberapa siswa menyapaku. Aku berpapasan juga dengan Choco yang ingin mengajakku ke kantin namun aku tolak karena aku sudah membawa bekal.

Sesampainya aku di taman belakang sekolah, ku amati punggung tegap seorang laki-laki yang sedang duduk menatap birunya langit. Aku berjalan mengendap-endap, berharap ia akan terkejut karna kehadiranku.

"Kau tak perlu berjalan mengendap-endap seperti itu Sarada. Sudah sering kau kesini dan menggangguku, jadi aku tak akan terkejut lagi" katanya

Aku pun duduk disampingnya dengan wajah kesal. Bagaimana bisa ia mengatakan aku selalu mengganggunya? Padahal setiap hari aku membawakan bekal untuknya.

"Hmm, aku tak pernah mengganggumu" kataku sembari melipat tangan di depan dada

"Oke... oke. Kau tak menggangguku, hanya sedikit mengusikku" katanya sembari terkekeh

Ia tak sedikitpun mengarahkan pandangannya kepadaku, itu memang sudah menjadi kebiasaannya. Ia akan lebih fokus pada langit biru dan pemandangan lainnya untuk mengisi lembar demi lembar sketchbook yang selalu ia bawa.

ONESHOTWhere stories live. Discover now