KAMU

143 12 2
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rate : T

Genre : Romance & Drama

Pairing : Sarada Uchiha, Boruto Uzumaki, Mitsuki, Shikadai Nara, Inojin Yamanaka, Chocho Akimichi

Hallo Minna,

Semoga kalian menyukai cerita kali ini

Mohon dukungan, kritik, dan saran ya untuk cerita ini.

Jangan bosan-bosan membaca ceritaku ya

Sankyu...... ^.^



Aku berjalan sembari merentangkan tangan di atas pagar pembatas roof top. Ku hirup oksigen kuat-kuat, mencoba menetralkan kembali kecamuk di dalam kepalaku.

"Hah... Aku merindukan kalian, sungguh merindukan kalian" gumamku pelan

Hening sesaat, hanya pikiranku yang berkelana liar mencari jawaban seberapa hebatnya aku hingga dapat bertahan hidup selama ini.

"Bisakah aku kembali berkumpul bersama kalian?" gumamku lagi

Aku berhenti dan mendudukkan diri disana. Melihat ke bawah dan berpikir seberapa tinggi tempat ini. Ku tengadahkan wajah ke langit, menatap cerahnya sinar mentari yang sudah mulai meninggi.

"Hidupku terasa sulit saat kalian pergi meninggalkanku sendiri" sembari terisak kecil

"Apakah kalian sudah tak lagi menyayangiku? Putri kalian sendiri"

Ku hirup kembali oksigen. Aku tak boleh menangis lagi. Aku tak ingin mereka mengkhawatirkanku di alam sana. Namun aku sudah tak sanggup untuk tetap berada disini.

Aku tahu, diriku masih memiliki kakak dan teman-teman yang selalu menyayangiku. Namun kecamuk dalam diriku dan segala kerinduan yang menghantui membuatku lelah. Aku ingin menyusul papa mama dan berbahagia kembali bersama mereka.

Ku pejamkan mata dan tak ada perasaan apapun yang membuatku ragu. Aku mulai merasakan angin dengan kencang menerpa tubuhku hingga rasa sakit menjalar ke seluruh tubuh. Sedetik kemudian, aku tak mengingat apapun lagi.


Flashback

Sudah 3 bulan sejak kedua orang tuaku meninggal, menyisakan aku dan kakakku dalam kesedihan. Aku tahu sebenarnya kakak juga merasa kehilangan, namun ia sembunyikan agar terlihat kuat. Bahkan kakak sudah mulai menggantikan posisi papa sebagai pemimpin perusahaan Uchiha 1 minggu setelah kedua orang tua kami meninggal. Aku yakin ini berat untuknya, tapi keadaan memaksanya untuk lebih tegar menghadapi kenyataan.

Setelah kedua orang tua kami meninggal, perusahaan Uchiha mengalami masalah keuangan. Kakakku berhasil kembali menstabilkan kondisi perusahaan kami karena perjuangan kerasnya, meskipun ia baru saja lulus kuliah. Beruntung, papa selalu mengajaknya untuk ikut bekerja di perusahaan saat senggang. Tidak sepertiku yang lebih memilih bermain bersama teman-teman.

1 Bulan kami berada pada kondisi drop, hingga kami berhemat untuk keperluan sehari-hari. Pada masa itu, teman-temanku selalu memberikan support sehingga aku mampu bertahan dan ikut berjuang meskipun tidak secara langsung. Salah satu temanku itu adalah Boruto, lelaki tampan yang memiliki senyum menawan.

Boruto adalah teman masa kecilku, kami bahkan bisa dikatakan sebagai sahabat. Namun hatiku berkata lain, aku menginginkan hubungan yang lebih. Sudah sejak lama aku menaruh hati padanya, meski aku tahu ia hanya menganggapku sebagai seorang sahabat.

Namun belum lama ini aku mendengarnya berbicara dengan Chocho dan Sumire. Mereka meminta agar Boruto berpura-pura menyukaiku dan menjadikanku seorang kekasih. Mereka tidak ingin hatiku semakin terluka.

"Aku tidak ingin membohonginya. Itu sesuatu yang tidak benar meskipun untuk kebahagiaan Sarada sendiri. Apa kalian tidak berpikir tentang kebahagiaanku? Bagaimana bisa aku membohongi perasaanku? Aku hanya akan tertekan pada hubungan seperti itu" jawab Boruto

Hatiku terasa sakit. Walau kenyataan sudah aku ketahui sejak awal, namun tetap terasa sakit. Aku tak mampu membendung kesedihanku sendiri.

Flasback Off


Shikadai POV

Aku berada di dalam kelas di lantai 3, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh yang amat keras dari gedung sebelah. Semua anak berlari ke koridor di depan kelas mereka untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dari balik jendela. Aku mengikuti langkah teman-temanku, ingin melihatnya. Saat aku lihat sudah banyak siswa yang mengerubungi sesuatu di bawah sana, bahkan semua anak sudah sangat gaduh hingga berdesak-desakan.

Beberapa anak yang sudah melihat ke lokasi berteriak bahwa ada seorang gadis yang jatuh dari atas gedung. Tiba-tiba jantungku berdetak sangat kencang, kekhawatiran akan sesuatu menyeruak di dalam diriku.

"Siapa gadis itu?" tanya seorang anak

"Kalo tidak salah itu anak kelas XI A" ucapnya sembari menunjuk kelasku

Kekhawatiranku semakin memuncak, karena sejak tadi ia tidak terlihat sedikit pun berada di dalam kelas.

"Kau tahu namanya?"

"Tidak, tapi yang aku lihat ia berkacamata dan bersurai hitam. Bahkan kacamata yang ia kenakan sampai tidak berbentuk lagi"

Aku langsung menatap teman-temanku bergantian, lalu tanpa aba-aba berlari kencang menuju lokasi untuk memastikannya.

"Ku mohon. Ku mohon. Ku mohon jangan dia" gumamku berulang kali

Sesampainya aku di lokasi, aku tidak dapat lagi melihat wajahnya karena sudah lebih dulu di bawa ke rumah sakit menggunakan ambulance. Ku coba bertanya kepada beberapa anak yang sejak tadi berada disana untuk memastikan siapa gadis itu.

"Apa kau mengenalnya?" tanyaku

"Tidak"

"Apa kau mengenalnya?" tanyaku lagi kepada orang yang berbeda

"Tidak"

Aku bertanya berulang kali pada setiap orang dengan tergesa-gesa seperti orang gila. Aku harus segera memastikannya.

"Shikadai" panggil seseorang sembari menepuk pelan bahuku

Aku langsung mencengkram kedua bahunya dengan mata menyelidik penuh kekhawatiran.

"Apa kau mengenal gadis tadi?"

Ia hanya terdiam sembari menunduk dalam. Aku dapat mengamati terdapat raut sedih di wajahnya. Apa kekhawatiranku benar-benar menjadi kenyataan?

"JAWAB" bentakku

"Gadis itu Sarada, ia Sarada teman sekelas kita" jawabnya

Jantungku berdetak sangat cepat. Tanganku yang mencengkram ke dua bahunya tiba-tiba melemas. Pandanganku kosong, berjalan gontai ke arah bangku yang ada didekat sana. Ku dudukkan diri di bangku itu sembari mengacak rambutku. Merasakan kesedihan yang teramat menusuk.

"Kenapa harus kau Sarada. Ku harap kau baik-baik saja"


To be continue......

ONESHOTWhere stories live. Discover now