Disclaimer: Ansatsu Kyoushitsu punya Yusei Matsui-sensei, sedangkan cerita ini punya saya :v
Happy Reading~
***
Author POV
Jam kedua, Karma memasuki kelas 1-A dengan wajah lesu. Ternyata semakin berumur tuan Asano menjadi pribadi yang cerewet, berandalan itu dinasehati selama satu jam penuh.
Srak—
Hening, semua perhatian tertuju padanya, jika itu adalah siswa biasa mungkin mereka akan gemetaran atau langsung pergi dari sana, syukurlah ini Akabane Karma. "Maaf saya terlambat, bisa saya masuk Sensei?"
Todoroki-sensei menghentikan gerakannya menulis, kemudian menoleh dan mengangguk singkat. "Ya, Asano-sensei sudah menjelaskannya tadi." Si surai merah tersenyum kecil dan menuju bangkunya cepat.
'Ahh... Aku tidak menyangka akan ada hari dimana aku sangat semangat mengikuti pelajaran! Yah, kecuali dengan Koro-sensei, gurita itu sangat menarik dalam mengaja—'
Senyum iblis merah memudar, bersamaan dengan manik mercury-nya yang menangkap objek didepannya.
Coretan. Begitu banyak namun tersembunyi dengan rapi didalam kolong mejanya, cukup untuk tidak menarik perhatian para guru yang mengajar. Berisi hinaan seperti: "Dasar cacat!" atau "Bisakah kau mati saja?!" Dan masih banyak lagi.
"Apa-apaan..." Cicitnya pelan, mengepalkan tangannya erat dan menggeram. Pandangannya mengarah pada seluruh kelas, 'Berani sekali mereka...'
"Akabane-kun, ada apa?"
Suara itu menyadarkan Karma, membuat pemuda yang sejak tadi berdiri itu menoleh gugup. "Tidak. Tidak ada." Kemudian duduk di bangkunya, kelas berlanjut dengan tenang seperti biasa.
Atau seharusnya begitu.
"Lihat, lihat. Dia sangat terkejut..."
"Hihi, apa yang mau monster itu lakukan nanti? Memangnya kau tidak takut~?"
"Kenapa? Sekarang Akabane Karma adalah manusia lemah! Dengan beberapa orang saja pasti dia akan kalah!"
"Sstt! Kecilkan suaramu atau dia bisa mendengarnya..."Karma menatap papan tulis dengan malas, hancur sudah semangatnya dalam mengikuti pelajaran matematika. Rumus dalam bayangannya berubah berantakan akibat percakapan kedua siswa tadi, kepalanya berdenyut-denyut seolah membantu mereka menyiksa si surai merah.
"Aah..." Lengan bertumpu pada meja kotor, guru yang sedang mengajar kini sudah tak terlihat lagi, nafasnya berpacu, dan yang bisa ia lakukan saat ini adalah menahan diri untuk tidak berteriak. Jika tidak dia akan benar-benar dicap lemah. "Sial..."
Meskipun banyak orang disekitarnya, Karma terus merasa dirinya sendirian. Dan dia benci perasaan itu.
***
"Hei iblis merah, sampai kapan kau mau bermalas-malasan seperti itu?" Ucap sang mantan ketua OSIS—tuan muda Asano Gakushuu—pada pemuda bersurai merah yang tertidur dengan kedua lengannya yang menutupi wajah.
Kepala dinaikkan, memperlihatkan wajah pucat yang mengerikan. Gakushuu melebarkan matanya dan menatap Karma dengan pandangan khawatir, "Kau terlihat kacau, ingin ke UKS sekarang?"
Seolah baru menyadari keberadaan temannya, si surai merah langsung tersenyum cerah dan berkata, "Aah!! Shuu, kukira kau akan tinggal seharian di ruangan hangat dengan selimut dan suster seksi disampingmu, ternyata masih ada keinginan belajar ya~?" Jari telunjuknya mengarah pada kolong meja membuat Gakushuu yang sebelumnya ingin marah menjadi terdiam. "Mengerti? Sekarang belikan aku susu strawberry di kantin. Oh, ngomong-ngomong kau yang bayar~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomodachi to ishho ni
FanfictionKecelakaan mobil menewaskan kedua orang tua Akabane Karma. Membuatnya mengalami serangkaian mimpi buruk yang selalu menemaninya. Asano Gakushuu menyadari bahwa iblis merah itu tidak akan kembali seperti semula, karena itu berinisiatif untuk membawak...