Sebelumnya mau minta maaf kalo aku lamaaaa banget updatenya, yang susahnya itu buat memulai sebuah cerita. Maaf sekali kalo kalian nungguin, hehe. Oya, buat semangat aku, minta vommentnya ya.
***
“Jangan lupa ya, hari minggu di kafe biasa.” Ucap Bagas sebelum berpisah dengan Kania.
Hari itu Kania dan sahabat – sahabatnya berjanji untuk kembali berkumpul di kafe biasa tempat mereka janjian, karena sudah lama mereka tidak berkumpul di kafe tersebut. Kafe saksi persahabatan antara Kania dengan sahabat – sahabatnya selama ini.
“Ok,” ucap Kania sambil menaikkan sebuah jempolnya kepada Bagas.
“Gue duluan ya,” Ucap Bagas sambil berjalan menjauh dari Kania menuju gerbang sekolah.
Kania tersenyum sambil menatap kepergian sahabatnya, matanya terus memandang punggung Bagas hingga sosok Bagas hilang dari penglihatannya di belokan. Kania masih beridi di tempat terakhirnya, sendiri di lorong sekolah yang panjang, matanya menatap lurus ke gerbang sekolah.
“Kamu belum pulang dek?” sebuah suara lembut hadir di pendengaran Kania.
Kania tersentak, bulu kuduknya berdiri karena ia sadar suara itu berasal dari belakangnya dan saat ini sekolah sudah nyaris kosong yang tersisa hanya Kania yang masih berdiri di lorong yang luas. Kania mengumpulkan segenap keberanian utnuk membalikkan badan dan memastikan milik siapakah suara lembut tadi.
“Kak Ulfah,” Detak jantung Kania yang tadinya berdetak kencang perlahan menurun kecepatannya setelah didapati Ulfah yang ternyata memanggil Kania. “Hampiiir aja jantung aku copot kak,” Kania menghembus napasnya.
Ulfahtunnisa memamerkan cengirannya, sedangkan Kania masih sibuk menetralkan detak jantungnya.
“Kamu belum pulang dek?” Pertanyaan itu terlontar lagi namun kali ini pertanyaan itu tak membuat bulu kuduk Kania berdiri karena merinding.
Kania menunduk, kemudian menatap Ulfah. “Belum kak, kakak kok belum pulang?”
“Tadi kakak selesain tugas dulu dek, jadi baru keluar kelas.” Ucap Ulfah.
Kania ber-oh ria.
Ulfah membuka tasnya, mencari sesuatu di dalam tasnya. Kania yang berdiri di depan Ulfah hanya bisa memandang pekerjaan kakak kelasnya saat ini sambil menyimpan sebuah tanya dalam benaknya, ‘ini kak ulfah lagi ngapain?’
Tak lama kemudian sebua kotak pink berukuran sedang keluar dari tas Ulfah dan berada di tangan indah Ulfah. Mata Kania berbinar begitu melihat sesuatu yang berwarna pink, Kania pink lovers.
Sesaat Ulfah memandang kotak yang berada dalam genggamannya, kemudian menatap Kania. Tangan yang memegang kotak tersebut terulur kedepan Kania. “Buat kamu dek,”
Mata Kania semakin berbinar, “Wah apa ini kak?”
Ulfah tersenyum melihat ekspresi adik kelasnya, “Ada deh, bukanya di rumah aja ya.”
Sekarang giliran Kania menatap kotak pink itu dan menatap Ulfah. “Makasi ya kak,”
Sekarang kotak pink itu berada dalam pelukannya, hening menyelimuti mereka berdua yang sibuk dengan pikirannya masing –masing.
![](https://img.wattpad.com/cover/25201917-288-k834345.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
hijrah story
Teen FictionKania Marissa Putri, perempuan sederhana yang mulai bosan dengan kehidupannya, mencari sesuatu. hal terindah yang ia temukan melalui orang-orang yang beriman.