4• Perjodohan

160 42 5
                                    

1 Minggu

Sekarang April sudah berada di cafe milik nya  bersama Ayah dan bunda. Mereka masih nunggu Om Mahessa dan Tante Marsella. Juga anak mereka yang akan di jodohkan dengan April.

April merasa dirinya sangat gugup dan cemas. Bagaimana tidak, dia terus memikirkan. Bagaimana calon suaminya itu. Apa calon suaminya itu cupu jelek. Sehingga di jodohkan karena tidak laku.

April yang terus memikirkan itu terus berputar dikepala. Tapi April mencoba untuk tidak memikirkan nya. Karena tidak mungkin Ayah dan Bunda nya menjodohkan dirinya dengan orang seperti itu.

"April kamu kenapa?" Tanya Aqila yang melihat anak nya diam saja dari tadi.

"Tenang aja pril, gausah gugup ketemu calon suami" Timbal Abizar yang melihat anak nya sambil tersenyum jahil.

"Ih Ayah apaan si, April gapapa kok bun"

Aqila meraih tangan sang putri. "April kamu tau kan alasan Ayah dan bunda jodohin kamu dan nikahin kamu secepat ini" Ujar Abizar kepada April yang hanya diam menunduk.

"Bunda tau kamu pasti kecewa dengan sikap ayah dan bunda untuk jodohkan kamu, tapi ini demi kebaikan kamu kok" Ucap aqila sambil mengusap bahu April pelan.

Sebenarnya Aqila juga belum terlalu rela putri menikah dengan begitu cepat. Tapi harus gimana lagi, itu demi kebaikan April.

"Bun, April takut nggak bisa pertahankan pernikahan ini"

"Kamu jangan berpikir seperti itu dulu. Lagi pula ayah kenal baik anak om Mahessa"

April hanya membalas ucapan bunda nya dengan mengangguk pelan. Tidak lama setelah itu. Sepasang suami istri menghampiri mereka, seumuran dengan Abizar dan Aqila yang terlihat masih muda dan serasi.

"Aqila" Panggil perempuan itu langsung menghampiri meja Aqila yang sedang bersama Abizar dan April.

"Eh Marsella, Apa kabar?" Tanya Aqila antusias dan cipika-cipiki bersama Marsella.

"Baik, kamu sendiri gimana?"

"Ya seperti apa yang kamu lihat ini" Jawab Aqila tersenyum hangat.

"Hehe Iya, maaf ya sudah nunggu lama" Ujar Marsella tidak enak.

"Gapapa kok, kita juga belum lama"

"Ekhm! Kaya nya kita dilupain nih zar" Timbal Mahessa kepada Abizar yang berada disamping nya.

"Ih papah, engga kok" Jawab Marsella kepada suaminya.

"Kalian itu ya dari dulu emang gapernah berubah, kalau ketemu pasti aja asik sendiri" Ucap Abizar di balas gelak tawa Mahessa, Marsella dan Aqila.

April yang sedari tadi hanya diam duduk, mulai merasa jenuh dengan pembicaraan kedua pasang suami istri dihadapan nya.

April seperti tidak dianggap disini, dan memutuskan untuk tidak mendengarkan percakapan kedua pasang suami istri itu yang sama sekali April tidak mengerti.

April juga mencari seseorang. Yaitu calon suami nya. Kenapa dia tidak ada? Padahal orang tua nya sudah datang, Apa dia menolak perjodohan ini?. Kalau benar ini adalah kabar gembira untuk April. Kalau dia menolak pasti pernikahan nya pun dibatalkan.

"Eh ayo duduk dulu! Gara-gara asik ngobrol jadi lupa buat duduk" Ucap Aqila sambil mempersilahkan Mahessa dan Marsella duduk.

"Kan bunda yang asik ngobrol dari tadi" Protes Abizar gemas kepada istrinya. Dibalas Aqila dengan cengiran.

"Eh ini April kan?" Tanya Marsella sambil melihat kearah April yang tersenyum kikuk.
Akhirnya mereka Menyadari kehadiran April yang hanya diam duduk sedari tadi.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang