6• Pernikahan

133 38 2
                                    

Tepat hari ini adalah pernikahan April dan Alges. Hari yang tidak pernah mereka bayangkan. Dan dimana mereka menikah bukan atas keinginan sendiri.

Kini April sudah siap di rias. April berdiri di depan cermin kamar nya. Menatap dirinya yang kini telah menggunakan gaun pengantin berwarna putih.

Gaun yang dipilih oleh Alges calon suaminya. Gaun itu tampak begitu pas dengan tubuh April yang ramping. Begitupun dengan riasan di wajahnya yang tidak terlalu menor. Tetapi April terlihat sangat cantik. Di rambut nya juga terdapat pita kain berwarna putih. Senada dengan gaun yang dipakainya.

April terlihat sangat sempurna.

Rasanya. Ia tidak menyangka jika diri nya akan menikah muda seperti ini bahkan ia masih sekolah.

April tidak membayangkan bagaimana kehidupan kedepannya nanti. Karena April belum tau sifat Alges. Dia takut sifat Alges main tangan atau apa. Itu yang sedang April pikirkan saat ini.

Tok.. tok.. tok

Tiba-tiba pintu kamar April ada yang menggedor dari luar. April segera menghilangkan isi pikiran nya.

Ternyata itu Bunda dan tante Marsella.

"Yaampun anak Bunda cantik banget" Teriak girang bundanya.

"Aduh menantu mama cantik banget. Ga salah ya Alges milih kamu" Ujar Marsella.

Apa? Alges milih April? Jelas-jelas kita dijodohin -Batin April.

"Eh maksud mama. Kita ngga salah pilih kamu jadi istri Alges" Ralat Marsella. Seakan dia mendengar ucapan April.

"Ih tante bisa aja" Balas April basa-basi

"Kamu jangan panggil tante dong. Panggil Mama okey" Ucap Marsella Diangguki April.

"Anak siapa dulu dong" Ujar Bunda Aqila yang bikin April dan Mama Marsella terkekeh.

"April kamu harus bisa jadi istri yang baik nanti! Harus nurut perkataan suami" Pesan Aqila kepada putri nya.

"Iya Bunda" Jawab April sambil memeluk Aqila.

"Jangan iya-iya mulu. Kamu bentar lagi bakal jadi seorang istri. Jadi kamu harus bisa mandiri. Apalagi nanti kamu ngga tinggal sama Bunda dan Ayah"

Jadi setelah acara nikahnya selesai. April akan pindah kerumah baru nya bersama Alges. April belum tau bila dia nanti tinggal bersama Alges berdua. Hanya Alges yang sudah diberi tau oleh Mama dan papa nya semalam.

"Emang nya harus bun. April tinggal disana?Kenapa April ngga tinggal disini aja sama Bunda dan Ayah kan rumah ini juga besar" Ujar April yang menahan tangisannya.

"Ngga pril. Kamu itu udah punya keluarga kecil. Jadi apa salah nya jika kamu tinggal bersama suami kamu. Lagian kalau kamu kangen. Kamu bisa datang kapanpun yang kamu mau" Jelas Aqila.

"Rumah mama juga selalu terbuka kok untuk kalian" Sahut Mama Marsella

"Udah pril kamu pasti bisa. Jangan sedikit gitu. Bunda kan jadi makin sedih buat lepasin kamu. Apalagi bunda cuma punya kamu anak satu-satunya" Ujar Aqila sambil memeluk April untuk menenangkannya.

"Nanti yang bangunin April siapa dong bun. Yang bikinin April sarapan. Yang perhatian ke April" Tanya April cemberut. Membuat Aqil dan Marsella langsung terkekeh.

"Ya kamu buat sendiri lah sayang. Bahkan itu tanggung jawab kamu untuk urusin suami kamu juga" Balas Aqila.

"Kamu bisa kok jalanin bareng-bareng sama Alges. Alges perhatian kok dia juga bisa masak. Jadi kalau kamu kerepotan bisa dibantu Alges" Ular Mama Marsella.

"Pril jangan lupa juga. Nanti kamu kasih cucu ke Bunda" Ujar Bunda Aqila yang bikin Mulut April mengaga lebar.

"Ih Bunda apaan si. April masih sekolah bun. Mana mungkin juga April kasih cucu gitu aja"

"Kan satu tahun lagi kamu tamat sekolah. Jadi langsung bikin aja. Nanti biar bunda sama mama yang urus baby, trus bakal ngomong juga sama alges" Jelas Bunda Aqila.

"Iya pril. Mama udah ga sabar nih pengen gendong cucu. Ntar bikin yang banyak ya. Biar nanti mama sama bunda kamu ga rebutan pas gendong" Ujar Mama Marsella membuat April tambah malu.

"Bunda sama mama apa-apan sihh?" Jawab April dengan muka yang sudah merah.

"Udah ah sekarang kita langsung ke bawah aja yang lain udah pada nunggu. Ngomongin cucunya nanti aja" Ajak Bunda Aqila. Yang dibalas dengan anggukan April dan Mama Marsella.

April pun turun kebawah bersama Bunda Aqila yang berada dikanan dan Mama Marsella dikirim nya.

Saat turun tangga. April merasa risi dengan gaun yang panjang. Membuat ia susah untuk berjalan. Apa lagi sepatu nya yang tinggi banget.

April melihat sudah lumayan banyak tamu yang datang. Mereka ngundang tamu tidak terlalu banyak. Hanya keluarga terdekat April dan Alges. Ditambah teman-teman bisnis Ayah Abizar dan Papa Mahessa.

Sedangkan teman-teman April dan Alges tidak ada yang datang. Karena mereka tidak memberi tau teman nya satu orang pun. Bahkan April tidak memberi tau ke 3 sahabat nya itu.

Disaat April sudah sampai di bawah. Tamu undangan melihat kearah April. Termasuk Alges yang sudah memperhatikan April sejak tadi. Membuat April jadi risi di tatap seperti itu. Saat April sudah benar-benar tiba dibawah, Abizar ayahnya April langsung menghampiri putrinya.

"Yaampun anak Ayah cantik banget" Puji Ayah Abizar.

"April kan emang cantik dari dulu yah"

"Anak Ayah emang cantik dari dulu. Ngga nyangka udah sebesar ini. Jadi seorang istri pula. Padahal belum lama Ayah selalu gendong kamu kalau tidur" Ujar Ayah Abizar.

"Iya yah" April merautkan wajah sedih.

Kalau sudah seperti ini April sangat tidak rela meninggalkan Ayah dan Bunda nya. Pasti bakal kangen momen-momen seperti ini.

April langsung menggandeng lengan sang Ayah. Ia dan Ayahnya berjalan kearah penghulu. Disana juga sudah ada Alges yang sudah duduk disana menggunakan tuxedo berwarna putih. Senada dengan gaun yang dikenakan April.

Setiba disana. Ayah Abizar langsung melepaskan genggaman April di lengannya.

"Alges Ayah titip April ya sama kamu. Tolong jaga April dengan baik" Ujar Ayah Abizar menggenggam kan tangan April ketangan Alges.

"Iya yah. Alges bakal jaga April sebisa Alges" Balas lembut dan tersenyum Alges kepada Abizar.
Jujur saja. Ntah kenapa April sangat dag dig dug karena Alges menggenggam tanganya. Ditambah Alges menatap dengan tatapan penuh arti.

Setelah itu mereka melangsungkan acara ijab kabul.


Jangan lupa Votment nya ya guys!!!




With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang