Pengakuan di Balik Rak Buku

13 1 0
                                    

Hari ini kelas Naya mendapatkan tugas kelompok yang mengharuskan mereka mencari referensi di perpustakaan. Bukan Naya namanya kalau tidak bergegas, ia tidak suka menunda dan menumpuk tugas dari guru, hanya jadi beban pikirnya.

Di sisi lain ada pemandangan berbeda di satu bagian kelas.

"Mana alat lukis kamu Jido?"

"Ketinggalan bu" tangan nya mencomot cat air milik Fiza

"Gak ada pinjam-pinjaman, keluar kamu dari kelas saya"

"Tapi bu bener keting.."

"Gak ada tapi-tapian, sekarang kamu ke perpustakaan bantu Bu Salemah nyusun buku sampai bel istirahat"

Dengan wajah bete dan terpaksa Jido melangkahkan kaki.

Bu Made guru kesenian memang dikenal sebagai salah satu guru killer yang dihindari murid-murid. Ia guru yang sangat disiplin dan salah satu caranya mengajar dengan membiasakan murid membawa peralatan lukis masing-masing, tidak ada pinjam-meminjam. Disipin mulai dari diri sendiri, itu motto hidupnya.

⚘⚘⚘

Sebenarnya satu kelompok terdiri dari 5 orang. Namun saat itu Erfan ijin sebentar karena ada rapat pengurus koperasi sekolah dan berjanji akan menyusul ke perpus, sedangkan Wendy dan Astri sedang dipanggil ke ruang BK karna ketahuan bermain hp saat jam pelajaran.


"Nay..udah cukup gak sih buku nya?"

"Cukup mungkin segini dulu"

"Kenapa kita gak wawancara aja sih? kan tema nya tentang hubungan sosial"

"Gue gak pede nanyain orang satu-satu"

"Kapan sih lo bisa pede? come on Nay..lo betah jomblo terus?"

"Gue happy Gia..lagian gue gak dibolehin pacaran sama papi mami, kalau ketahuan pasti dicermahi"

"Papi mami lo lagi gak ada di rumah kan, seloww Nay..selagi muda banyakin koleksi baru seleksi"

"Ihh lo kira audisi Indonesian Idol pakai seleksi segala.."

"Nyokop gue aja dulu katanya punya pacar 4 nah pas udah ketemu dan merasa cocok sama bokap gue yaudah deh yang lain tereliminasi dan lahirlah gue" bangga Gia

"Gue gak bakat buka cabang kayak nyokap lo Gi.."

"Lo pernah pacaran gak sih Nay?"

"Pernah dulu sekali"

"Kenapa putus?"

"Dia suka ngajak gue ngumpul bareng anak-anak geng motor nya, gue gak suka lah terlalu rame apalagi ada yang merokok. Waktu itu juga dia ketangkap basah sama mami lagi ngerokok pas main ke rumah gue, disuruh putus deh"

"Dan lo mau aja?"

"Iyalah..daripada diceremahin sampai subuh terus gak dikasih uang jajan"

Gia hanya menggelengkan kepala mendengar cerita teman nya yang rada polos dan sedikit membuat kepalanya pusing.

"Coba deh lo mulai buka hati lagi, siapa tau ada yang pas kan. Cari yang bisa buat lo nyaman, yang ngertiin lo, tapi lo juga harus sadar Nay yang namanya hubungan itu bukan cuma sepihak yang harus pengertian, dua-duanya harus peka. Btw lo ada tipe cowok nggak?"

"Yang baik-baik lah pokoknya"

"Yaelah..yang lebih spesifik dong. Kalau baik-baik diam menghanyutkan gawat kan"

"Seiman, jujur, setia, dan bisa buat gue nyaman. Udah itu aja"

"Tuhan..semoga kau mendengar tipe cowok Naya dan dikasih segera, semoga Naya bisa buka hati juga. Amin"

"Gue gak janji ya.."

Tawa pun pecah diantara kedua gadis yang memilih meja yang berada pojokan, untung saja perpustakaan tidak terlalu ramai saat itu. Mereka pun kembali melanjutkan mencari referensi untuk tugas kelompok.

⚘⚘⚘

Sementara di sisi lain perpustakaan..

"Seiman, jujur, setia, dan bisa buat gue nyaman. Udah itu aja"

"Wihhh gue banget tuh" ungkap Jido dalam hati

Tak sengaja laki-laki berwajah tampan dan most wanted di SMA Tunas Harapan itu mendengar percakapan Naya dan Gia saat ia sedang menyusun buku-buku yang berhamburan di rak yang tinggi, tentu saja kehadiran nya tanpa sepengatahuan dua gadis itu.

Jido merasakan sepertinya ada secercah harapan baginya saat itu.


Semoga suka sama part ini ya dan terus ikuti cerita Naya dan Jido..

rencana nya sih hari ini aku gak cuma up satu part..semoga mood tetap bagus deh hehe 😁

Enjoyy..

follow my ig: @yessielorenza







NAYAKAWhere stories live. Discover now