02. Annyeong

917 120 11
                                    

Athour POV

"Yaaak dahyun ah. Cepatlah, jangan sampai terlambat" oceh eomma dari lantai bawah

"Haha. Sudah lah sayang. Toh aku juga yang akan mengantarnya" ucap appa yang sempat ku dengar

Selalu saja eomma begitu. Aku bukan anak SD lagi. Aku sudah SMA sekarang. Jadi kurasa aku bisa mengurus diriku sendiri.

"Neee. Kenapa selalu berteriak" ucapku sedikit kesal, dengan santai mengambil roti yang dipanggang eomma

"Sudah-sudah nanti kalian terlambat. Kamu makan di mobil saja dahyun ah. Ini bekalmu dan ini punya eonniemu. Ini bekal appa"ucap eomma yang sibuk mengusirku dan appa mendorong-dorong kami agar segera pergi

Hmmm dalam mobil ini begituuu.
canggung

"Tidurmu nyenyak sayang"tanya appa mencairkan suasana

"Ne. Aa..appa. lumayan nyenyak" ucapku malu

Oh ya eomma menyuruh membawa bekal ini untuk eonnie. Tapi bagaimana aku tau itu dia? Apa eomma lupa kami belum pernah bertemu.

"Ap..appa"panggilku ragu

"Ya kenapa sayang?"tanyanya masih focus menyetir

"Hmm eonnie" ucapku pelan
"Bagaimana aku bisa memberikan ini"ucapku yang mengisaratkan bekal di pangkuanku

"Ohh itu. Eomma sudah mengirim pesan padanya. Nanti dia akan memghubungimu kalian janjian saja bertemu"ucap appa

"Ohh. Araaso" ucapku dan kembali diam

"Appa harap kau bisa akrab dengannya ya"ucap appa lagi.

"Ohh"

Bahkan aku belum bertemu dengannya. Bagaimana rupanya saja aku tak tau.
10menit perjalan kami. Akhirnya kami sampai. Aku segera turun dan berkumpul menurutin arahan para senior yang menyuruh untuk semua anak baru berbaris dihalaman itu.

Asing

Ya memang pasti semuanya pasti sama-sama asing. Kan kami semua anak baru.

"Hei annyeong" ucap seseorang menepuk pundakku.

"Ehhhm?"binggungku siapa dia

"Kau anak baru kan?"cengegesnya

Oh tentu anak baru. Yang berbaris disini semua anak baru.

"Ne. Hai aku dahyun"ucapku mengulurkan tanganku dan mencoba sedikit ramah

"Chaeyoung. Kau bisa panggil chaeng" balasnya menjabat tanganku
"Ayo kita berteman"sambungnya

Unik

"Ne mari berteman chaeng"senyumku
Permulaan yang bagus kupikir.

"Kau sudah membaca peraturan sekolah kan?" Tanyanya pelan

"O..oh sudah wae?" Tanyaku, menatapnya yang berbaris di belakangku

"Rambutmu" ucapnya dengan mata yang seolah-olah ada sesuatu dirambutku

"Wae??" Heranku

"Kau akan kena masalah jika rambutmu kau warnai seperti ini" ucapnya memperhatikan rambutku

Ah bagaimana aku bisa lupa.
Aku bukan sengaja mewarnainya. Dari lahir aku memang sudah berambut pirang. Kurasa pikmen dari appa ku dulu melekat padaku. Appa juga mempunyai rambut pirang merahan.

"Ta..tapi ini rambut asliku. Aku tak mewarnainya" ucapku

"Hmmm aku sih percaya-percaya saja. Tapi mana mau tau sekolahan ini. Peraturan tetap peraturan"ucapnya

Make Me Feel Special Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang