ENEMY"Hargai setiap waktu lo bersama siapapun, karena mereka secara nggak langsung ngasih lo sebuah cerita baru di lembaran hidup lo."
— Jeong Yunho
—————————
"Kak, bisa gak sih kamu nggak ngatur-ngatur?""Tapi aku khawatir sama kamu! Apalagi belakangan ini kamu jarang makan, sering pulang telat, kamu tuh kenapa?!"
"Aku bakalan cerita nanti, okay? Kepala aku lagi berantakan, kakak bisa kan kasih aku waktu sebentar?"
"Aku ini pacar kamu, loh. Kamu udah gak percaya sama aku?"
"Bukan gitu."
Wooyoung mengepalkan tangannya erat. Ia ingin membanting tas yang berisi laptop dan perlengkapan kuliah miliknya, tapi ia sadar ia masih membutuhkannya.
"Aku capek, kak. Tolong ngertiin keadaan aku sekarang," ucap Wooyoung lirih.
"Gimana aku mau ngerti kalau kamu aja nggak ngasih tau keadaan kamu kayak gim—"
"Kak Jinsoul."
Wooyoung menoleh kearah belakang. Yunho menarik pelan lengan Wooyoung menjauh dari kekasih Wooyoung tersebut.
"Gue jemput Woo karena ada janji ngumpul sama band ngedadak, boleh ya?"
Wooyoung menatap Yunho tak mengerti. Yunho tak bereaksi apa-apa, tapi wajahnya berusaha meyakinkan gadis di depannya itu.
"Okay. Take care of Woo," katanya sambil berlalu. Wooyoung segera menepis tangan Yunho dari lengannya.
"Apaan sih lo, Yun?! Kak Seonghwa nggak bilang ada ngumpul hari ini," tolak Wooyoung tak terima.
"Lo lagi-lagi berantem. Daripada ujungnya ke bar, mending ikut gue beli ketoprak. Ayo," ucap Yunho sambil menarik kerah hoodie merah milik Wooyoung.
"Woy gue kecekek bangsat!"
"Oh, sorry. Gak nyangka lo bakal sekurus ini," sindir Yunho secara tak langsung sambil melepas cengkramannya.
Wooyoung mengusap lehernya yang agak memerah karena kekuatan Yunho yang lumayan besar. Tak lama kemudian ia tersenyum kecil.
"Makasih, Yun."
"Anytime."
————
"Eh, hai kak!"
"Halo, temennya Ryujin ya?"
"Iya hehe. Ryu, jangan ngelamun!"