Prolog•

123 6 2
                                    

Hansol berjalan menyusuri gedung kampus dengan wajah ditekuk. Berulang kali dia berdecak mencari sosok gadis yang sedari tadi membuatnya khawatir.

"Mencari siapa?" Seseorang bertanya kepada Hansol, namun hanya diabaikan oleh Hansol.

Merasa diabaikan, gadis itu menepuk bahu Hansol.

"Ck, aku mencari kekasihku nona, tolong jangan mengganggu." Hansol masih tidak menoleh ke arah gadis itu, ia memasang kembali earphone nya lalu hendak melangkah lagi.

"Eoh? Kau punya kekasih lain? Baiklah kalau begitu tuan Chwe." Hyunki, gadis yang sedari tadi dicari oleh Hansol, kini menahan tawanya melihat tingkah Hansol.

Hansol membulatkan matanya saat ia menoleh dan mendapati Hyunki tengah tersenyum.

"Oh my god. Nona Lee. Aku mencarimu sedari tadi. Dari mana saja kau huh?" Hansol memeluk Hyunki dengan erat dengan ekspresi khawatir bercampur senang.

"Kau yang terlalu sibuk, tadi aku bertanya padamu, kau justru mengabaikanku." Hyunki cemberut, pura pura merajuk kepada Hansol.

"Eh? Bukan begitu, aku kira tadi ada.. Ya, kau tahu, aku tampan dan terkenal." Hansol tersenyum lebar menampakkan giginya.

Hyunki hanya tertawa menanggapi Hansol. Itu memang benar, Hansol salah satu mahasiswa yang memiliki tidak sedikit pengagum. Apalagi wajah blasteran Hansol membuatnya memiliki pesona yang khas.

"Lain kali kabari aku jika kau punya kelas tambahan, atau kegiatan lain. Kau tahu aku mudah khawatir." Hansol melepas pelukannya dan mengambil alih buku-buku yang dipegang Hyunki.

"Iya iya aku mengerti." Hyunki tersenyum menatap Hansol.

Hansol, lelaki yang sejak empat tahun lalu membuat seorang Lee Hyunki selalu merasa nyaman.

Hyunki mengingat kejadian kejadian berwarna yang pernah mereka lalui sejak masa sekolah menengah atas. Tiba-tiba ia mengingat sesuatu. Ia membulatkan matanya kemudian memukul-mukul pelan lengan Hansol.

"Hansol-ah! Aku rasa aku tahu orang yang cocok menjadi pengisi suara animasiku!" Hyunki melompat lompat senang sambil memeluk Hansol.

Hansol tersenyum dan mengangkat alisnya, bertanya.

"Choi Haneul! Ya! Choi Haneul! Astaga, kenapa aku baru ingat. Dia sekolah dubber!" Hyunki memegang lengan Hansol dan tersenyum lebar ke arah Hansol.

"Eoh? Tapi dia di Jepang, sweety." Hansol mengusak rambut Hyunki gemas. Ada-ada saja. Mereka di New York sedangkan Haneul di Tokyo.

"Kalau begitu, ayo kita ke Seoul!" Hyunki mengepalkan tangannya semangat dan memandang Hansol dengan mata berbinar. Hansol tiba tiba berhenti melangkah dan menatap Hyunki.

"Hey, are you alright, miss Lee?"

"Of course Choi Hansol! Let's go to Seoul and see our memories. Kita sudah 3 tahun tidak ke Seoul." Ujar Hyunki bersemangat.

"Perasaan tadi kau hanya membahas Haneul untuk menjadi pengisi suara animasimu, kenapa jadi ke Korea, Hyunki?" Hansol masih tidak dapat mencerna maksud dari Hyunki.

"Kau pikir Haneul dengan mudah dapat dibujuk? Tidak 'kan? Makanya, kita ke Seoul menemui Lee Chan, untuk meminta dukungannya." Hyunki tersenyum sumringah. Ia sangat tahu, Chan dapat menjadi pengaruh besar untuk membujuk Haneul.

"Okey, then, pekan depan kita pergi. Kau mendapat libur pekan depan 'kan?"

Hyunki tersenyum lebar lalu memeluk Hansol.

"Thank you, Hansol"

"Anything."

Mereka tersenyum lalu melanjutkan perjalanan mereka.

.
.

Hello everyone, ini dinri🐿
Sekarang giliran kisah hansol hyunki ya ><
Yang uda baca this feeling mungkin udah ngga asing lagi. Yep, mereka yg selama ini jadi peran pendukung di sebelah hehe.

Ya walaupun kalian belum baca this feeling, kalian bisa kok langsung baca ini.

Ini bukan lanjutan dri this feeling ataupun sebagainya. Ya cuman mau pake cast Hyunki-Hansol aja hehee>.<

plis look forward to this story ^^

Janlup Vomment ( ' ▽ ' )ノ

Luv luv from mai brader, vernon 🧡🧡

I actually am still cryin over snapshoot mv 🤧😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I actually am still cryin over snapshoot mv 🤧😭

I actually am still cryin over snapshoot mv 🤧😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lagom•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang