Three•

25 4 0
                                        

Hansol pov♦

Aku mengerjabkan mataku pelan, menghirup udara pagi hari yang segar. Aku melangkah menuju sebuah mini market dan mengambil beberapa makanan di raknya. Aku berjalan pelan menyusuri rak-rak ini sambil memikirkan Hyunki.

Sudah tiga hari kami di Korea, dan belum ada tanda sama sekali bahwa tugas animasi Hyunki akan selesai dalam waktu dekat ini.

Mungkin ini berlebihan namun aku mengkhawatirkannya, Hyunki sangat mudah terlalai dan melupakan tujuan awalnya. Aku takut itu akan terjadi. Aku senang jika ia bahagia melepas rindu di sini, tapi itu yang akan menghambat tujuannya.

Tring~ tring~

Baru saja aku memikirkannya, ponselku berdering dan menampilkan nama Lee Hyunki di layar.

"Kau dimana, eoh? Kau membeli snack di mana? Mengapa lama sekali?" Aku tersenyum mendengar Hyunki, walaupun dia mengomel dengan lantang seperti ini, aku tahu ada nada khawatir di sana.

"Tunggu lima menit, aku sudah di kasir. Kau tahu durasi yang ku gunakan untuk berjalan." Aku menjawabnya pelan karena orang orang di sekitarku sudah menatapku dari tadi.

Ku akhiri panggilannya sebab sekarang giliranku untuk membayar.

Ah sudahlah, mungkin aku cemas berlebihan. Toh tugasnya juga pasti akan selesai.

Hansol pov end♦

"Lama sekali." Hyunki mengambil barang yang di bawa oleh Hansol lalu memeriksanya.

"Ada yogurt merk ini di dekat sini?" rasanya kesal yang Hyunki rasakan hilang begitu saja.

"Tidak, aku mencarinya di toko yang lebih jauh." Hansol menjawabnya ringan, membuat Hyunki terkejut.

"Aduh, baiknya." Hyunki berjinjit untuk mencubit pelan pipi Hansol, ya walaupun Hansol tidak terlalu menyukai hal itu.

"Hyunki, kapan kamu akan menyelesaikan animasimu?" Hansol bertanya kepada Hyunki yang terlihat sangat santai, seakan tujuannya ke Korea hanya untuk berlibur.

Hyunki mengerjabkan matanya pelan lalu sesaat kemudiaan dia tersenyum canggung.

"Em.. Kita liburan dulu ya? Kita kan masih punya waktu dua pekan di sini."

Hansol menghela napas pasrah melihat Hyunki seperti ini. Sangat plin-plan, masih seperti empat tahun lalu.

"Hansol, kau tahu, aku sedikit lebih tenang saat tahu kau akan selalu ada di sini menemaniku." Hyunki tersenyum tulus menatap Hansol yang sudah duduk membuka kemasan roti moka berukuran besar.

"Diam dan duduklah, bantu aku makan ini." Hansol membagi roti itu lalu memberikan Hyunki sebagian.

"Aku takut." Hyunki sudah larut dalam sisi emosionalnya sekarang, namun Hansol merusaknya dengan mudah.

"Masih pagi, tidak ada hantu, kenapa harus takut?" Hansol mengunyah rotinya dan menatap Hyunki dengan tatapan tanpa dosa.

Di saat seperti ini, Hyunki akan menyerah dan mengutuk mengapa dia memiliki hubungan dengan lelaki berkepribadian aneh ini.

"Terserah." Hyunki ikut melahap roti yang diberikan hansol tadi dengan cepat.

"Lee Hyunki, dengarkan aku, apapun situasinya, kau harus ingat tujuan awal, tugasmu itu sangat penting, benar? Kita sampai jauh ke sini untuk mengiyakan kemauanmu tentang pengisi suaranya."

Hyunki terdiam mendengar kalimat Hansol yang seolah dengan mudah menembus pendengaran Hyunki. Dapat ia tangkap tatapan Hansol yang lurus tertuju pada matanya. Hyunki tertunduk dan mengangguk lesu.

Lagom•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang