Hansol pov•
"Aku bahkan tidak mengira semua akan serumit ini." Aku menatap Chan yang tengah membuat koreografi baru, tapi aku yakin dia mendengar semua ceritaku dengan baik.
"Kalau dipikir-pikir, memang mestinya situasinya tidak akan serumit ini. Tapi memangnya kau mengatakan apa saja padanya?" Chan yang bertanya begitu membuatku berpikir lagi, banyak yang kukatakan pada Hyunki, tapi bagian mana yang membuatnya terpuruk begitu?
"Bagaimana Hyunki tidak sakit hati? Kau bertanya bagaimana hubungannya denganku? Kau pikir aku orang ketiga di antara kalian?" Aku terkejut begitu mendapat tamparan di pipiku.
Bukan, lebih tepatnya sebungkus kerupuk yang menampar pipiku, Seungkwan yang datang dan langsung menghadiahiku dengan lemparannya itu.
"Kau datang juga, akhirnya. Jadwalmu sesibuk itu ya ternyata?" Chan mengambil sebotol air yang diberikan oleh Seungkwan.
"Ya, kau tahu itu. Hm, apa tidak ada tempat lain untuk berkumpul? Kenapa kita kumpul di rumah Lee Chan saat akan membahas sepupunya? Bahkan Hyunki dapat mendengarnya jika dia melewati kamar ini."
Aku tertawa kecil mendengarnya. Benar juga.
"Hei, aku harus tetap melanjutkan koreografi ini. Lagipula kita gunakan kamar tamu ini, cukup jauh dari kamarnya." Chan lanjut mencoret-coret bukunya, mungkin berisi catatan koreografi buatannya.
"Untung kalian masih berpikir sedikit, aku kira kalian akan memakai kamar Chan, yang letaknya bersebelahan dengan kamar Hyunki." Aku memandang malas Seungkwan yang saat ini mengunyah makanannya.
"Kami tidak sebodoh itu, kau tahu?"
"Baiklah, lanjutkan pembicaraan kita, sampai mana tadi? Apa yang Hansol katakan pada Hyunki?" Chan kini duduk menghadap ke arah kami sambil meluruskan kakinya.
"Aku juga hampir memukulnya saat itu. Dia membawa-bawa namaku. Dia bilang karena aku bertemu dengan Hyunki makanya tugas Hyunki tidak selesai."
"Aku tidak berkata begitu." Aku membela diri. Ya, setahuku aku tidak sekasar itu untuk menuduh sahabatku sendiri.
"Tapi pemilihan kalimatmu memiliki makna seperti itu, tuan Hansol. Hah, kau pikir kenapa aku bertemu dengannya? Dia bilang dia ingin menggunakan kemampuan bermain pianoku ke dalam animasinya itu. Sungguh, aku punya niat baik."
Aku terkejut mendengarnya. Benarkah? Jadi Seungkwan hanya sebatas pengiring animasinya?
Dapat kulihat Chan menahan tawanya.
"Oiya, aku lupa memberitahumu, aku yang menyarankan itu. Dia bilang genre animasinya itu romantis, jadi aku menyuruhnya mempertimbangkan bakat Seungkwan bermain piano."
Benar-benar bodoh kau, Hansol. Aku tidak pernah berpikir sampai ke situ? Astaga.
"Sekarang, jelaskan maksudmu. Aku sempat mendengar percakapan Haneul dan Hyunki tentang Rena. Jangan salah paham, aku tidak tahu apa-apa, hanya terdengar sedikit karena kamar kami bersebelahan."
Chan bilang Haneul sudah menginap di sini beberapa hari. Benar, pasti Hyunki bercerita banyak ke Haneul.
"Kalian berdua juga mengenali Rena 'kan? Dia-" penjelasanku terputus begitu Chan menyuruhku berhenti.
"Tunggu, Haneul juga harus mendengarnya."
Chan berlari keluar dan memanggil Haneul yabg berada di sofa, sedang menonton televisi.
"Baiklah, lanjutkan."
Haneul yang tidak tahu apa-apa hanya menuruti Chan yang memintanya duduk mendengar penjelasanku.
"Jadi, Rena kebetulan menjadi penyanyi yang berkolaborasi dengan seseorang dari perusahaan tempatku."
Aku menjelaskan kepada mereka secara singkat dengan harapan mereka bisa langsung mengerti maksudku.
"Oh, jadi kalian bertemu dengan alasan itu? Lirik lagu yang baru kau buat itu?" Seungkwan bertanya dengan wajah penasarannya.
Aku mengangguk menjawabnya. Lagipula ada alasan apa lagi sampai aku harus bertemu dengan Rena?
"Rena seorang penyanyi?" Sekarang giliran Haneul yang bertanya. Wajar saja, dia siswi pindahan, bagaimana dia bisa mengenal Rena.
Aku kembali mengangguk menjawabnya. "Benar."
"Astaga aku jadi ingat ini. Rena keluar dari organisasi vokal sekolah karena ada Hyunki. Hahaha." Sebenarnya ini tidak lucu, semoga saja Hyunki tidak mendengarnya, bisa-bisa dia salah paham.
"Apa maksudnya? Hyunki juga berpikir begitu, Hansol dan Rena jadi saling menjauh karena Hyunki bergabung bersama kalian. Memangnya begitu?"
Aku terkejut mendengar Haneul. Hyunki berpikir begitu? Astaga, pantas saja. Gadis itu benar-benar berpikir sempit jika sedang banyak pikiran.
"Tidak. Justru mereka menjadi seperti ini karena Hansol sendiri." Chan menjawab Haneul dengan tertawa kecil mengakhiri kalimatnya.
Huh, memang benar aku menjauhi semua perempuan kecuali Hyunki, aku akui itu.
"Benar. Justru karena Hansol menyukai Hyunki, jadi dia menjauhi yang lainnya. Kau pikir kenapa Hyunki bergabung bersama kami. Karena aku dan Chan berbaik hati untuk mendekatkan mereka berdua. Hahaha." Seungkwan lagi-lagi tertawa. Benar-benar kisah yang konyol.
"Astaga. Hansol orang yang seperti itu rupanya?" Aku malu saat Haneul mengatakan itu. Apa reaksi Hyunki kalau dia yang tahu hal ini, ya?
"Lagipula, kenapa kau harus melakukan itu sekarang? Memangnya kau tidak bisa menyelesaikan urusan lagu itu di Amerika nanti?" Haneul bertanya penasaran.
"Aku harus cepat menyelesaikan urusan Rena itu. Setelah kembali ke Amerika, Hyunki akan menyelesaikan tugas animasinya dan aku harus menemaninya di semua momen pentingnya. Aku harus cepat menyelesaikannya biar bisa fokus dengan hal lain lagi. Aku berencana mengajak Hyunki berlibur saat sudah berhasil membuat orang-orang bangga dengan karyanya itu." Sejujurnya aku tidak mau menceritakan orang lain rencanaku ini. Tapi apa boleh buat, keadaan hubunganku dengan Hyunki sudah kacau begini.
Haneul kembali terkejut dengan jawabanku. Memangnya rencanaku itu salah?
"Kau benar-benar luar biasa, Hansol." Haneul menepuk pelan pundakku, seakan bangga memiliki teman sepertiku.
"Hei kau lihat wajah Chan itu? Astaga. Biar ku tebak, Haneul. Kau bahkan tidak pernah memujinya dengan kata 'luar biasa' kan?" Seungkwan menunjuk wajah Chan yang kini memandang Haneul tidak percaya.
Aku ikut tertawa melihat ekspresi Chan. Aku jadi ingat wajah Hyunki jika sedang kesal melihatku mengobrol dengan orang lain.
Huft. Aku akan menyelesaikan urusanku dengan cepat lalu berbaikan dengan Hyunki. Benar, seperti itu
.
[ToBeContinued]
.Votteuu enn kommeeunn 🧡🐿
KAMU SEDANG MEMBACA
Lagom•
Fanfiction"Just like my life. With you. It's not too little. Not too much. Just right." -Hansol Chwe. ~~~ Vernon SVT x OC cast hampir semua dari cast story "this feeling" -semacam kisah spinoff dari this feeling- Tapi bisa dibaca tersendiri kok.