five•

15 3 0
                                        

Hyunki pov♦

Sudah berapa hari ya aku menyibukkan diri di dalam kamar seperti ini? Bahkan aku sempat lupa bahwa aku punya kekasih seperti Hansol. Konyol.

Hanya karena masalah sepele seperti itu. Tidak, tunggu, apa benar itu sepele? Jadi aku yang salah? Tidak. Ini tidak se gampang itu, situasiku sekarang juga rumit. Hansol bahkan mengatakan itu, bagaimana aku tidak sakit?

Aku berjalan mengambil segelas susu hangat yang sudah disiapkan di atas nakasku. Aku membuka jendela kamarku untuk melihat keadaan di luar rumah, rasanya sudah lama aku tidak keluar.

Aku mematung begitu melihat ada sebuah motor yang sangat familiar di mataku, terparkir rapi di depan rumah ini. Itu motor Hansol.

Aku menatap sendu motor itu. Dia datang? Apa dia datang hanya untuk bertemu Chan? Tidak memikirkanku sama sekali? Apa hanya aku saja yang berusaha keras?

Berusaha keras? Aku teringat kata-katanya lagi beberapa hari yang lalu.

Flashback#

Aku menatap lurus ke arah Hansol yang kini membaca bukunya.

Belakangan ini Hansol terlihat sibuk, dia sering larut pada kegiatannya menulis lirik lagu dan mendengar musik. Aku memang memakluminya karena itu adalah kewajibannya sebagai seseorang yang bekerja di studio perusahaan.

Tapi bukannya dia bilang tugasnya di kampus dan di perusahaan sudah selesai? Dia menemaniku ke sini karena semua sudah beres 'kan katanya?

Tidak hanya itu, dia bahkan sering terlibat dengan Rena sekarang. Iya, Rena, gadis yang waktu itu bertemu kami di reuni.

Sampai lulus sekolah 'pun aku tidak pernah mengingat pernah bertemu Rena. Mengapa sekarang sepertinya Rena menjadi orang ketiga di antara kami? Aku tahu aku berburuk sangka, tapi ayolah siapa yang tidak memikirkan hal itu jika melihat Rena menemui Hansol?

"Hansol, kita perlu bicara." Aku menggenggam tangan Hansol yang sedang memegang bukunya.

"Hm? Ada apa? Animasimu bagaimana?"

Aku menghela napas panjang, akhir-akhir ini pembicaraan kami hanya sebatas tugas animasiku. Aku tidak dapat membayangkan bagaimana nanti saat tugasku itu sudah selesai.

"Belum selesai." Baiklah, sekarang Hansol sudah menoleh ke arahku, ini saatnya aku bicara.

"Hubunganmu dengan Rena seperti apa?" Aku bertanya dengan berharap dia akan menyangkalnya dan tahu apa maksudku.

"Hm? Hubungan kami baik."

Apa apaan itu? Aku seperti bertanya bagaimana hubungan sepasang kekasih yang sedang dilanda masalah.

"No, you know what i mean, Hansol. Kalian terlihat dekat, aku khawatir." Hansol kini menutup bukunya dan menatapku lurus, mungkin sedikit terkejut karena aku sudah menggunakan sebagian bahasa Inggris di percakapan ini.

"Apa maksudmu? Kami teman. Bukankah kau sudah diberitahu oleh Chan dan Seungkwan?"

"Jadi menurutmu aku tidak perlu penjelasan darimu?" Aku masih menatapnya menanti penjelasan yang ku inginkan.

"Jadi, sekarang aku tanya, hubunganmu dengan Seungkwan seperti apa?"

Sungguh, dari sekian banyak kemungkinan jawaban yang keluar dari mulutnya, aku tidak sekalipun berpikir Hansol akan bertanya begitu.

"Apa maksudmu? Kau.. Kalian bertiga bersahabat, dan aku bergabung bersama kalian karena aku sepupu Chan. Bukannya begitu?" Aku tidak tahu lagi harus bagaimana, aku berpikir harus menjelaskan apapun yang diragukannya.

"Kau bahkan menganggap bertemu dengannya lebih penting dari tugas animasimu, Hyunki." Aku mendengar penekanan di setiap kata yang dia keluarkan.

Apa maksudnya? Dia tahu aku memang dekat dengan Seungkwan. Tapi kenapa sekarang dia seperti ini?

"Apa maksudmu, Hansol?" Suaraku melemah seiring dengan air mataku yang sudah tergenang.

"Tiap hari kau bertemu dengannya. Tapi sampai sekarang 'pun tugas animasimu itu tidak selesai kan? Apa tujuanmu kembali ke Korea untuk menuntaskan tugasmu itu atau untuk yang lain?"

Deretan kalimat dan pertanyaan yang dilontarkannya sangat membuatku sakit hati. Ratusan panah seolah menusukku. Dia meragukanku, dengan alasan kedekatanku dengan Seungkwan? Ada apa dengannya?

"Hansol-ah.. Kau kenapa? Aku bertemu Seungkwan juga dengan alasan-"

"Dan sudah kukatakan, aku bertemu Rena juga dengan alasan." Aku menangis sejadi-jadinya, mendengarnya meragukanku ditambah dia menyebut nama Rena lagi, itu membuatku semakin sakit.

Aku diam menunggunya melanjutkan apapun yang ingin dia katakan selanjutnya.

"Jangan buang waktumu terus, Hyunki. Tunjukkan kepadaku dan pada semua orang, bahwa kau berusaha. Kau pikir waktu kita sebanyak itu untuk dapat menunggumu menyelesaikan semuanya?"

Dengan kalimatnya itu, aku anggap sebagai akhir pembahasan tidak berlogika ini. Aku mengambil barang bawaanku lalu melangkah pergi meninggalkannya yang hanya diam melihatku keluar dari kafe.

Flashback off#

Huh. Berusaha katanya?

Kau pikir aku tidak cukup berusaha tuan Choi Hansol?

Baiklah, aku akan menunjukkannya padamu. Walaupun belum selesai sepenuhnya, setidaknya selama seminggu lebih aku sudah berusaha keras. Seperti yang kau harapkan.

Menatap laptopku yang tengah menayangkan animasi buatanku, tanpa adanya suara yang dikeluarkan video itu, masih terasa kurang.

"Istirahat juga penting." Aku terkejut mendengar suara itu. Suara Hansol yang sangat kurindukan.

Aku berbalik dan melihat seseorang di ambang pintu kamarku. Tapi itu bukan seperti yang kuharapkan. Hansol tidak datang, bukan dia yang datang.

Haneul tersenyum menatapku sambil memegang ponselnya. Itu benar suara Hansol, tapi melalui rekaman di ponsel Haneul.

Aku menangis melihat senyum tulus sahabatku ini. Haneul yang mengerti perasaanku melangkah mendekat dan memelukku erat.

"Jangan salahkan dirimu atas semuanya. Kau harus istirahat. Semua orang tahu apa tujuanmu jauh-jauh ke sini, aku dan Seungkwan janji akan membantumu kan? Bahkan Chan juga siap membantumu."

Aku tersenyum dan mengangguk menanggapi Haneul yang selalu bisa menghiburku.

"Kau juga harus mempercayai Hansol. Dia punya alasan untuk segalanya."

Aku menghela napas panjang lalu mengangguk sekali lagi. Mungkin dia benar, aku akan menunggu penjelasan Hansol, tentunya aku harus mempersiapkan akal sehatku dan mengatur emosiku untuk memperbaiki semua ini.

.
[ToBeContinued]
.

Votteu + kommeun 🧡🐿

Lagom•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang