white ❄️ 6

1.9K 282 9
                                    

senyum cerah tak pernah luntur dari wajah younghoon pagi ini sejak sangyeon memberi izin pulang untuknya saat pemeriksaan rutin. ia bahkan langsung meminta bantuan juyeon untuk membereskan barang-barangnya kedalam tas ransel yang ia bawa pada malam itu.

juyeon sesekali ikut tersenyum ketika melihat wajah bahagia younghoon. bahkan pemuda itu tak mengeluh kesakitan saat suster mencabut jarum infus dari punggung tangannya.

"jangan lupa untuk sering membersihkan luka-lukamu ini ya younghoon-ssi." pesan sang perawat sambil membereskan barangnya.

"ah, iya suster. aku pasti akan terawat jika tinggal bersama adikku." balas younghoon dengan senyum.

suster tersebut ikut tersenyum, "bahagia dan sehat selalu younghoon-ssi."

"terima kasih suster kim, kau juga ya! oh iya, sampaikan salam dan terima kasihku pada sangyeon hyung ya."

suster kim mengangguk sebelum benar-benar keluar ruangan.

karena infus di tangannya telah terlepas, younghoon pun bisa lebih bebas bergerak dan membantu juyeon sehingga semuanya beres dengan lebih cepat.

setelah memastikan bahwa tak ada satupun barang juyeon maupun younghoon yang tertinggal, keduanya pun segera berjalan menuju parkiran rumah sakit.

juyeon dengan cekatan membukakan pintu mobilnya untuk younghoon lalu berlari menuju kursi pengemudi.

"sunwoo bilang tempatnya dekat dengan stasiun, benarkah?" tanya younghoon ketika mobil juyeon belum lama melaju.

juyeon mengangguk, ia menoleh ke arah younghoon lalu kembali fokus ke jalanan. "ya hyung, hanya butuh waktu lima menit dengan berjalan kaki."

"terima kasih ya juyeon. kau sangat baik, aku beruntung bisa mengenalmu."

"aish... biasa saja hyung. aku hanya membantu apa yang aku bisa bantu." tukas juyeon diakhiri kekehan kecil.

keduanya pun menikmati perjalanan dengan saling diam. younghoon memilih untuk memandangi salju yang turun dengan lebat dan melamun.

juyeon awalnya fokus pada jalanan, sebelum ia menyadari bahwa lelaki disampingnya itu kembali melamun. "hyung, sebaiknya kau tidur saja. perjalanan kita akan cukup lama, kau harus banyak istirahat."

younghoon tak menjawab, namun memilih untuk langsung menyamankan dirinya dan memejamkan matanya.

senyum juyeon terulas ketika mendengar dengkuran halus dari younghoon yang rupanya sangat cepat pulas. lelaki lee itu kembali terfokus pada jalanan, sebelum sebuah telepon masuk ke ponselnya.

kedua alisnya tertaut ketika melihat nama sunwoo disana. kemudian ia dengan cepat memasang airpod nya untuk menjawab panggilan sunwoo.

"halo sunㅡ"

"hyung!" potong sunwoo cepat, "jangan bawa younghoon hyung kesini, berbahaya!" perintahnya dengan napas terengah.

juyeon memasang wajah khawatirnya ketika mendengar suara sunwoo yang bergetar dan napasnya yang terdengar memburu. "memangnya ada apa sunwoo? kau kenapa?"

"ah, gila hyung! pria tua itu tiba-tiba datang dan menanyakan keberadaan younghoon hyung. namun aku terus mengelak, dan berakhir dengan anak buahnya yang memukuliku." jelas sunwoo.

juyeon melirik younghoon yang nampak tenang dalam tidurnya, kemudian ia memutuskan untuk menepikan mobilnya sebelum kembali tersambung dengan sunwoo.

"lalu sekarang bagaimana? apa mereka memukulimu dengan parah?" lanjut juyeon.

"tak apa hyung, ini tak seberapa. sekarang yang terpenting adalah younghoon hyung, bisakah aku menitipkan ia padamu lebih lama lagi?"

whiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang