Chapter eight : Red

2.7K 223 41
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


#BITE: Chapter Eight#

Naruto POV:

.

Gaara melangkah perlahan mendekati ranjang, meletakkan baskom di atas meja setelah sebelumnya sedikit menggeser lilin yang ada di sana agar tidak terjatuh nantinya.

Diperasnya sebuah handuk kecil dari dalam baskom berisi air hangat itu, berniat segera untuk mengelapku. Tapi sebelum ia menarik selimut yang menutupi tubuhku, ia berhenti sejenak dan berkata, "Bisakah kau keluar? Aku akan memandikan Naruto di sini,"

Kalimat itu ia tujukan pada lelaki berkulit pucat dengan rambut raven sekelam iris matanya yang sejak tadi berdiri di sisi lemari di belakang Gaara.

"Kenapa? Apa hanya kau saja yang boleh melihatnya telanjang?" sahut si pantat ayam ketus.

"Iya." Tandas Gaara tidak kalah ketus. "Kau ada masalah dengan itu?"

Sasuke mengeryit, "Kau pikir dirimu siapa?"

"Kau sendiri siapa? Berhentilah merasa penting di sini, kau tidak lebih dari seekor monster feromon berjalan, kau tau?"

Sasuke bergerak mendekat mendengar jawaban itu. Oh crap!

"Oi..."

"Ga-Gaara, sudahlah, tidak masalah kok dia di sini. Biarkan saja...," timpalku membujuk si rambut merah yang ada di hadapanku ini, aku lebih memilih membujuk Gaara karena tidak yakin bisa menangani Sasuke.

Gaara menatapku. "Kau lebih memilih dia berada di sini? Aku akan memandikanmu Naruto, kau akan telanjang, mengerti?" sahut Gaara serius.

Ah? Eerrr... aku + tanpa busana + di depan Sasuke ? = AGH! Jangan dibayangkan!

"Oke, baiklah...Sasuke, bisakah kau keluar, tolong..?" sahutku berbalik meminta pada pria jangkung di belakang Gaara. Sedikit merasa canggung saat harus bertemu mata dengannya.

Aku bersyukur karena Sasuke pun―mungkin karena kondisiku, yang notabene adalah hasil karyanya sendiri― akhirnya patuh dan keluar. Meski pun dia sempat berdecak tidak senang, tapi itu jauh lebih baik ketimbang ia harus berdecak sembari mengobrak-abrik kamar lebih dulu baru mengalah untuk keluar.

"Angkat sedikit badanmu, Naruto." Perintah Gaara, hendak meletakkan bantal sebagai sandaranku.

Sahabat sejak kecilku ini lalu mulai mengelap seluruh tubuhku dengan tenang. Aku tidak akan grogi jika yang melakukannya adalah Gaara, dia sudah seperti saudaraku sendiri.

"Kau menginap di sini, Gaara?" tanyaku di sela-sela kegiatan Gaara mengelap tubuhku.

"Hm. Kenapa? Kau tidak senang?" sahut Gaara dingin.

"E-Err...bukan begitu. Kau ini kenapa sih? Dari tadi pagi kau kusuuuutt sekali, bukan cuma kemejamu saja yang kusut seperti habis diperas, wajahmu itu juga tidak kalah kusutnya. Memangnya kemarin malam kau habis dari mana?"

BITE -SasuNaru (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang