Chapter Thirteen: Just look at me

1.9K 150 17
                                    


#BITE: Chapter Thirteen#

"Huh? Kembali ke desa?" nada tidak percaya terdengar dari pria berambut merah berparas manis ketika ia tiba di kediaman Namikaze siang itu.

"Kemarin malam. Naru sudah kembali ke desa bersama Sasuke. Anak itu bilang ingin menjelaskan pada murid-murid didik Naruko dan juga para warga yang mengenal baik Naruko tentang kematiannya."

Gaara diam, berpikir sejenak.

"Gaa-chan? Ngomong-ngomong kemarin dari mana saja? Kenapa tidak ikut makan malam bersama?" Tanya ibu Naruto sambil memegangi wajahnya, khawatir.

Yang ditanya hanya menoleh ke arah lain, "Aku ada urusan di kantor asuransi." jawabnya menggantung.

"Ah, iya, Naru pernah bilang kau bekerja di sana, bagaimana dengan pekerjaanmu? Sangat sibuk, ya? Sampai kau tidak pernah berkunjung lagi sesering dulu. Bibi sampai khawatir karena kau tidak muncul-muncul tanpa kabar." Sahut Kushina.

Gaara menggaruki telinganya tidak nyaman, "Maaf sudah merepotkan selama ini,"

"Ahh, Gaa-chan kau ini bicara apa? Kau ini sudah seperti keluarga sendiri, lagipula kalau bukan karena Gaa-chan, Naruto tidak akan berhasil melakukan 'tugas'nya seperti sekarang ini. Jadi bagaimana sekarang? Masih bekerja di sana 'kan?" tanya Kushina lagi.

Gaara menggelengkan kepala, "Sudah tidak."

"Eh?"

"Semalam saya sudah mengundurkan diri." Ujar Gaara sambil memegangi lengan kirinya.

Kalau saja Kushina bisa melihat menembus kemeja panjang pria merah di hadapannya itu, maka ia pasti akan miris menyaksikan puluhan luka lebam dan cambukan cemeti di kulit yang seharusnya indah itu.

Konsekuensi untuk keluar dari perusahaan itu cukup merepotkan 一apalagi untuk Gaara yang notabene bukan hanya bekerja sebagai pegawai biasa untuk perusahaan itu tapi juga merangkap menjadi pelayan bosnya. Hukuman sudah pasti akan diberikan. Ia sudah tau itu.

Tapi...memangnya apa yang tidak bisa Gaara lakukan jika ini menyangkut sahabat terbaiknya 一Naruto?

.

***

.

Sebuah desa nampak begitu tentram malam ini. Angin semilir berhembus tidak begitu dingin oleh pertolongan deretan pohon yang merimba disekitarnya.

Ketika sorotan bergerak lebih ke selatan, ke sebuah jalan setapak yang hanya menuju ke satu-satunya kediaman yang memisahkan diri dari pemukiman, nampak sebuah bangunan antik berlantai dua dengan cat orange dan krem yang berpadu dengan indah. Cahaya jingga yang berasal dari lampu redup dan juga lilin terlihat menguar lemah di jendela-jendela bangunan itu. Dua bayangan berbeda nampak 一dari salah satu jendela一 tengah berdiri dan sepertinya sedang berbincang dengan begitu bersemangat atau mungkin... bertengkar?

"Aku bilang bukan apa-apa!" pekik Naruto menyembunyikan selembar kertas telegram yang baru saja sampai ke belakang punggungnya seraya memasang tameng badan pada sosok yang lebih tinggi di hadapannya itu.

"Kalau begitu biar aku lihat, dobe!" seru Sasuke semakin jengkel. Kenapa harus disembunyikan kalau memang bukan sesuatu yang penting?

Bukannya kenapa...hanya saja Sasuke tadi sempat mendapati si bocah pirang ini membaca kertas telegram itu sambil senyum-senyum 一yang menurut penglihatan Sasuke adalah tersipu-sipu一jadi jelas saja ia merasa terganggu. Bagaimana kalau ada yang naksir atau yang menarik perhatian kekasihnya (setidaknya Sasuke berpikir mereka sudah jadi sepasang kekasih)itu? Bisa ada pertumpahan darah nantinya jika ada yang berani-berani menawan apalagi merebut 'musang' kesayangannya itu. Terlalu cepat seribu tahun (berpatokan pada umur asli Sasuke) untuk mereka mendahului seorang Uchiha Sasuke dalam hal memiliki Namikaze Naruto.

BITE -SasuNaru (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang