"PERHATIAN! KALIAN TAU APA YANG GADIS INI LAKUKAN?,DIA HAMIL! AKU YAKIN PASTI PELAKUNYA TIDAK JAUH DARI TEMAN SEKOLAHNYA!!" pekik ibuku keras dengan nada tak segan.
Lalu banyak siswa yang menonton drama yang ibuku buat,dan guru guru pun berdatangan, Aku masih tersungkur di lantai. Dan saat kepalaku mendongak,aku melihat laki laki itu hingga tatapan kami bertemu, ya laki laki itu yang telah menghancurkan masa depanku dia bertingkah seperti tidak terjadi apa apa saat menatapku,hingga semua orang mengikuti arah pandang ku semua orang kaget saat tau siapa yang ku tatap kecuali kedua orang tuaku yang tidak tau siapa dia. Detik berikutnya ayahku langsung menghpirinya dan langsung menghajarnya guru guru pun panik karena yang di hajar oleh ayahku adalah putra pemilik sekolahan,guru guru berusaha melerai keduanya dan di bawa pergi keruang kepala sekolah untuk berbicara secara kekeluargaan dan tidak menimbulkan banyak masalah lainya, sedangkan aku dari tadi hanya diam tidak mampu berkata apapun.
Saat di ruang kepala sekolah sudah ada orang tua dari laki laki itu dan 6 temannya yang tidak ku kenali sama sekali ,aku terus terusan desak oleh ayah dan ibuku untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi"Cepet bilang dia apa bukan pelakunya" desak ayahku sambil menjambaku,sedangkan aku hanya diam sambil menangis hingga sebuah tamparan mendarat di pipiku
PLAKKK...
Ibu ku menamparku,tapi itu tidak membuatku berbicara,hingga semua orang jengah dengan diam ku, tiba tiba ada orang yang duduk di sampingku lalu mengelus punggungku"Nak ayo bicaralah,apakah pelakunya putra kami atau bukan jangan membuang waktu,kami tidak akan marah kepadamu" ucapnya dengan lembut tidak seperti ibuku
"Ayo sayang bicara,jangan membuang waktu guru disini" ucap Bu Jenni tak kalah lembut
Aku pun hanya berpikir kenapa mereka bisa lembut denganku tidak seperti ibuku yang selalu kasar denganku,tanpa aku sadari aku pun mengangguk mengiyakan semua pertanyaan orang orang yang ada di ruangan tersebut semua orang kaget atas jawabanku dan kecuali laki laki itu hanya diam dan membuat semua orang yakin bahwa dia pelakunya,aku bertanya tanya dalam hati kenapa dia begitu pasrah dan tidak bersua sama sekali. Setelah itu ayah dari laki laki itu berkata
"Minggu depan kalian akan menikah,kau tak perlu khawatir putraku kau masih bisa bersekolah hingga lulus" ujar ayahnya
Mendengar hal itu membuatku kaget dan langsung menatapnya,tapi dia terlihat biasa saja,sebenarnya aku tidak mengharuskan nya untuk bertanggung jawab karena untuk apa menikah dengan orang yang tidak di cintainya,akankah pernikahan yang seperti itu akan bahagia tapi sepertinya aku tidak mampu berkata seperti itu karena ibu dan ayahku menatapku dengan tatapan yang tajam membuatku takut untuk bersuara.
Oh ya Siapa yang tidak tau dia,putra pemilik sekolah ya mungkin hanya heejin seorang yang tidak tau hal itu,aku pun menceritakan apa yang terjadi sambil menangis sesegukan,hanya ibu laki laki itu yang peduli denganku sambil mengelus pundaku sedangkan orang tuaku hanya diam acuh tak akuh kepadaku."Setelah ini pulanglah kemasi barang barangmu,nanti putraku akan menjemputmu" ujarnya kepadaku yang membuatku semakin bingung tapi aku hanya mengangguk sebagai jawaban.
Sesampainya di rumah ibu dan ayahku hanya mendiamiku,aku tau merekam pasti kecewa padaku,aku pun berjalan gontai menuju kamarku lalu aku mengemasi barang barangku tidak banyak yang aku bawa, setelah berkemas aku pun duduk di kasur ku ya kamarku memang tidak luas dan besar tapi ini tempat paling nyaman yang ada di rumah,aku pun kembali menangis mengingat aku akan pergi meninggalkan rumah ini entah kapan aku akan kembali. Setengah jam kemudian aku di panggil ibuku untuk turun karena laki laki itu sudah datang
"Cepet turu" ibuku dengan ketus
Akupun segera beranjak dan mengbil koperku,Sesampainya di bawah aku segera menghampirinya"Sudah" katanya dingin dan aku hanya mengangguk sebagai jawaban
"Cepat pergi ayah sudah muak melihatmu" cibir ayahku tak kalah dingin
Akhirnya kita pun pamit,ya walaupun mereka sudah mengusir kita ada baiknya untuk tetap berpamitan dan yang terpenting mereka adalah orang tuaku.
Saat di mobil pun suasana sangat canggung kita hanya diam tidak ada yang bersuara sampai
"Na Jaemin"
"Hah?" aku yang tidak tau maksudnya pun hanya bisa menjawab seperti itu
"Gue Na Jaemin,calon suami lo" lanjutnya
Akupun hanya mengangguk sebagai jawaban, suasana canggung kembali menyelimuti hingga aku memutuskan untuk tidur karena sepertinya perjalanannya lumayan jauh oh entahlah sekarang rasanya aku mengantuk sekali. Saat membuka mata pemandangan yang pertamakali ku lihat adalah langit langit kamar, aku pun bingung dan seingatku tadi aku tertidur saat perjalanan ke rumah jaemin,ya jaemin calon ayah dari anak yang ku kandung sekaligus calon suamiku mungkin ini kamarnya karena dapat dilihat dari foto foto yang tertempel di dinding,ada salah satu foto yang menyita atensiku yaitu foto jaemin bersama seorang perempuan cantik yang terlihat sangat mesra dan mungkin itu pacarnya Lea yang pernah di panggilnya sebelum kejadian itu seketika aku pun berpikir apakah aku sudah menghancurkan hubungan mereka tiba tiba pintu kamar terbuka membuyarkan lamunan ku menampilkan jaemin yang hanya memakan kaos hitam dan celana boxer ya dia memang sangat tampan batinku.
"Turun Mama sudah nunggu di bawah" ucapnya dingin lalu meninggal kan ku yang masih terdiam di kamar,tak lama akupun menyusul nya untuk turun kebawah saat sampai di bawah aku pun merasa kagum karena rumah jaemin sangat besar bahkan bagiku rumahku sudah besar tapi ini sangat besar,akupun berjalan mengikuti langkah jaemin hingga berhenti di depan meja makan lalu duduk aku pun ikut duduk
"Bagai mana tidurmu?" tanya Mama Jaemin
Akupun hanya senyum menandakan tidurku nyenyak,ya karena suasana masih terasa canggung bagiku."Mulai sekarang kamu tinggal disini bersama kami,dan kau sudah di Dropout dari sekolah" kata Papa jaemin dengan teman akupun hanya mengangguk sebagai jawaban
"Kamu tidur di kamar jaemin ya sayang" ucap mama jaemin dengan lembut sambil tersenyum sangat manis
"Baik tante" balasku tak kalah manis
"Jangan tante ya,Mama sekarang panggilnya Mama sama Papa oke"
"Emmm...iya tan,eh Ma"
Selesai makam malam,aku langsung mengikuti jaemin ke kamarnya,sebelum itu aku sudah di buatkan susu untuk ibu hamil oleh Mama Jaemin,sebenarnya aku merasa sedikit tidak nyaman dengan perlakuanya karena menurutku itu terlalu berlebihan apa lagi dengan ibuku yang tidak terlalu perhatian denganku sangat berbeda sekali.
------------------------------------------------------Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven
FanfictionPlot Twist Tidak bersama bukanlah akhir dari segalanya, mari memulai semuanya dari awal dan dengan pilihan masih masing.- Heejin Cerita ini sepenuhnya hanya imajinasi penulis tidak bermaksud mencopy cerita milik orang lain Bahasa : Baku - Non Baku