HURTS!

3K 209 222
                                    

Jangan lupa vote & komen ya.
Thank you.

Happy Reading!!
4887 words.
.
.
.
.
.

"Astaga! Kenapa kamu terus datang dengan luka baru?!"

"Sakit, Om." Isaknya.

David segera menggendong bocah kecil yang sudah ia temui hampir 10 kali di jalan raya tepat di depan rumah sakit tempatnya bekerja, dan di setiap pertemuan bocah ini selalu memiliki luka baru di tubuhnya.

David berlari masuk ke rumah sakit, menuju ruang rawat dengan tergesa, mengabaikan pertanyaan para Perawat dan Dokter lainnya.

"Om, bius Galang."

"Iya, nanti Om bius ya saat jahit luka kamu."

"Bius sampai aku mati."

"Hey," David menidurkan Galang di brangkar setelah sampai di ruang rawat, "Jangan bicara seperti itu! Nanti Om marah, gak mau obatin Galang." kesal David, melihat luka di dahi Galang serta luka robek di leher, lengan, yang semua berbentuk huruf X.

David frustasi, darimana bocah ini mendapatkan luka sebanyak ini? Dia Psikolog, dia tau anak ini bermasalah dari seringnya mendapatkan luka dan mengucapkan kata mati, David sudah pernah melakukan tes, dari yang paling sederhana. Dia menanyakan banyak hal dan semuanya tidak Galang jawab, bocah ini hanya terus diam tapi terus berbicara jika ia ingin mati.

Sampai akhrinya David memberinya buku dan pensil, meminta Galang menuliskan segala sesuatu tentang apa yang dia rasakan, dia lihat, atau apapun itu, setelah 5 hari berlalu buku itu masih kosong, tidak ada tulisan apapun.

Galang bilang dia tidak bisa menulis, tapi dia bisa menggambar, maka David meminta Galang untuk menggambar apa saja yang ingin bocah itu gambar.

Setelah hari ke 7, David mendapati Galang di pinggir jalan raya dekat rumah sakit tempatnya bekerja lagi.

Bocah itu luka lagi, kali ini luka bakar di telapak tangan.
David meringis melihat telapak tangan anak sekecil itu melepuh dan memerah matang.

Dan di hari itu juga, Galang memberitahunya jika dia sudah menggambar dan gambar yang ada di buku itu membuat David terdiam.

Gambarnya masih berantakan, tapi David masih bisa mengerti.

Gambar anak kecil yang tengah duduk di sebuah ruangan yang sempit.

Gambar anak kecil duduk sendiri di sudut ruangan.

Hati David berdenyut sakit saat melihat gambar selanjutnya.

Gambar anak kecil di gantung di seutas tali.

Hanya ada dua gambar, David menatap Galang mengelus rambutnya pelan dan bertanya, walaupun dia sudah tahu jawabannya, "Siapa yang Galang gambar disini?"

"Itu .... tidak tahu." jawab Galang lirih.

"Apa yang kamu rasakan saat menggambar ini?"

"S- sakit." cicit Galang.

.
.
.
.

"Hari ini Thea berangkat naik taxi." ucap Thea memberitahu di tengah sarapan paginya.

"Kenapa?" tanya Deon Ayah Thea yang tengah membaca koran di temani secangkir kopi hitam kesukaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Galang Dirga Putra [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang