Rain

5.3K 352 54
                                    


Warning : •OC!male Indonesia
•Gk ada Female Indonesia, Gw anti Female Indonesia, gw anti Kirana:)
•Percampuran antara Hetalia dan Countryhuman,makannya aneh -,-
•AU Another Universe
•Setting Tahun 2185, perang Dunia 3 udah beneran terjadi.
•PD III berlangsung selama 35 tahun dimulai dari tahun 2140 - 2175 (Negara yang Terlibat : Amerika,Russia,Iran, and suprisingly China & Japan)
•Dirga vakum dari PBB selama kurang lebih 20 tahun ( 2165 -2185) karena alasan yg belum di ketahui.
•Indonesia selama PD III menjadi negara netral seperti Swiss dan Swedia
•Selama vakum Dirga diganti oleh perwakilan dari Pemerintah Indonesia

Rate : T+ nyerempet M nyerempet E


Pairing : Pokoknya Harem Indo.

Mental illnest as always

.
.
.
.
.

.
.
.
.

.
.
.
.

Rintik hujan jatuh, membasahi setiap jengkal tanah di bumi ini.
Memberi hawa sejuk nan dingin.
Memberi ketenangan tersendiri.

Meski lambat namun pasti, perlahan rintik hujan itu berubah menjadi hujan yang lebih besar, Lebih lebat.

Awan gelap menutup langit, bersamaan dengan gemuruh petir yang menggelegar saling bersahutan.

Dirgantara termenung di meja kerja nya, malam ini hari terakhir ia bisa duduk di kursi kebesarannya, tempat yang menurut nya nyaman untuk menenangkan diri.

Besok ia kembali aktif sebagai anggota PBB, kembali harus berurusan dengan makhluk-makhluk sinting dari berbagai belahan dunia.

Sebagai personifikasi Indonesia.
Sang Zamrud Khatulistiwa, Nusantara yang agung.

Dirgantara membuka kedua mata nya yang sedari tadi tertutup, membiarkan netra madu nya membiasakan diri.
Menatap lurus ke atas, sembari sedikit tertawa melihat banyak makhluk halus melayang-layang di atap mansion nya.

Ia bangkit, berjalan lunglai keluar dari meja kerja nya. Menahan sakit yang menjalar di bagian perut nya.

"Bangsat." Rutuk Dirga sembari menyentuh perut nya yang mulai terasa sakit sekali.

Akhir² ini anorexia nya kambuh, memaksa nya untuk tak makan berhari² sampai-sampai lambung nya sudah tak kuat lagi.

Meski personifikasi tak akan mati (kecuali dengan keadaan tertentu) tetap saja rasa sakit yang ia alami bukan main.

Dirgantara memaksakan diri untuk bangun, membali berjalan menuju kamar nya, tak lupa mengambil pil tidur dari dalam laci meja kerja nya.

Sungguh. Lambung Dirgantara rasanya seperti dikoyak.
Air mata menggenang di pelupuk nya, siap terjun kapan saja.

Dirga berjalan dengan pelan, merasakan setiap sendi dan organ dalam nya serasa di koyak setiap ia bergerak.

Perlahan namun pasti, Dirgantara sampai di kamar nya. Dengan terburu-buru Ia membaringkan diri diatas kasur king size nya, tak tahan dengan sakit yang ia derita.

"Mbok!" Teriak Dirgantara dengan Nafas berat, teriakannya begitu lemah bagai sebuah bisikan.

"Hiks,mbok.." satu isakan berhasil lolos dari ranum pucat nya.

Tak lama terdengar suara langkah kaki berlari kearah kamar Dirgantara, ia beruntung ternyata asisten rumah tangga nya mendengar teriakan samar dari nya.

ASPHYXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang