Hush Baby.

2.6K 289 57
                                    

____________________________________________

The pain in my throat gets worse,
Try to cover it,
I don’t have a voice,
Today I hear that sound again.
- Singularity (Kim Taehyung 'V')

_________________________________________


Dirgantara berjalan dengan lumayan santai, kaki jenjangnya melaju dengan konstan menuju tempat yang ia duduki sebelumnya.

Mengabaikan tatapan menyebalkan dari tempat duduk pemimpin rapat.

Dirgantara mendudukkan dirinya, sedikit dengan kasar mendorong bangku sebelum nya. Ia menegakkan tubuhnya, memfokuskan matanya pada layar Holographic yang menampilkan data-data yang dikumpulkan oleh Tentara kelautan khusus milik PBB.

Ia harus fokus untuk kali ini, semoga saja kemampuan debat dan cepat tanggapnya tidak berkarat.

"Baiklah karena Yao Wang dan Dirgantara sudah disini mari kita lanjutkan diskusi kali ini." Ucap sang ketua pimpinan rapat, sang persona negara adidaya Amerika, Alexander J. Browns.

Dirgantara sejenak menormalkan kembali suaranya yang sedikit serak, ia sedikit gugup untuk berbicara didepan mereka lagi.

"Akan ku rangkum sedikit untuk informasi Yao dan Dirga, topik diskusi kali ini adalah climate change dan sampah di laut yang semakin banyak. Dari data yang dikumpulkan oleh United Nation Special Sea Military or UNSSM menunjukan kalau daerah Pasifik tempat dimana Great Pasific Garbage Patch berada wilayahnya semakin besar dan besar, bahkan usaha untuk pengurangan dan pemusnahan seakan tak berguna sama sekali. Hal ini sudah lama menjadi momok masalah kita semenjak 30 tahun masa percobaan pemusnahan sampah disana, meski sisa 20 tahunnya baru bisa dilaksanakan setelah WW III."

Dirgantara menaikan alisnya, 'Oke ini baru. Tumben masih bukan membahas Global Warming, ya meskipun Climate change itu masih turunan nya. Kemajuan. Bahkan Ludwig no comments.' batinnya.

" Diketahui juga sampah disana menjadi semakin banyak dan banyak, ditambah Garbage Patch juga mulai muncul di dekat Kanada baru² ini. Jika diteruskan maka tak lama laut akan menjadi tempat yang buruk bagi hewan-hewan disana dan tentunya juga akan berdampak pada penurunan tangkapan ikan dan ekonomi maritim di masing-masing negara terdampak di daerah Pasifik dan Atlantik. Tim riset kelautan bilang kalau Garbage Patch tidak segera di tangani maka kemungkinan 60% dari habitat hewan laut akan terganggu dan akibatnya akan terjadi kepunahan masal ikan-ikan yang akan kita konsumsi."

Dirgantara mengangguk, hafal dengan sangat dengan permasalah ini. Ia beberapa kali mendengar laporan dari staff kemaritiman soal pantai di daerah Sulawesi, NTT, dan Kalimantan hampir dipenuhi sampah yang entah datang dari mana. Spekulasi sementara nya saat itu memang Garbage Patch dan terbukti setelah Tim Nasional Keamanan Maritim nya  mengecek dan menemukan fakta kalau Patch disana semakin tak stabil dan semakin banyak.

Ia melirik ke arah Than Krept, personifikasi negeri gajah Thailand yang sepertinya sedang berfikir sangat keras.

"Lalu solusi apa yang harus kita lakukan? Mengingat rencana C30 kita gagal? Lakukan lagi?"

Alex terlihat ragu, "sebenarnya ilmuan ku dari 2025 sudah menemukan zat yang bisa menguraikan plastik, tapi--"

"Kau takut bahan kimia yang dipakai akan merusak lingkungan lebih dari yang dibutuhkan. Bukan?" Celetuk Dirgantara tanpa pikir panjang.

Alex menghela nafasnya saat mendengar suara yang sudah lama terngiang di kepalanya. Ia bukannya benci mendengar suara itu, justru ia suka. Hanya saja nada yang dipakai Dirga itu yang ia tak suka.

ASPHYXIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang