[ End ]

5.7K 495 99
                                    

Seva menghembuskan nafasnya, ujian terakhir di kelas 12 ini sudah selesai dan sekarang hampir seluruh teman teman nya keluar dengan tampang bercampuran,
bahkan bisa dilihat 2-3 teman nya sudah merobek kartu ujian, gila memang.

tangan reon mengejutkan seva yang berdiri di depan lorong menatap demitry yang di bawah sana sedang bercengkrama dengan beberapa kelas 12 lainnya

"yuk ah, jangan sedih gitu" reon mengelus kepala seva lalu menarik seva menjauh menuruni tangga menuju kelas normal mereka

baik seva dan reon menaikkan alisnya saat melihat keseluruhan tim kedisiplinan sekolah dan seseorang yang sudah resmi menggantikan jabatannya 2 minggu lalu
- memegang pentongan kayu dengan seluruh tim memakai kacamata hitam, topi abu abu sma dan tidak lupa pita hitam membebat lengan mereka.

menghadang kedua nya yang baru berpijak di anak tangga terakhir

"lah kalian ngapain?"

"ngapain? ya kita harus foto bareng kak seva dong!" sekretaris ceria kedisiplinan dengan cepat menarik seva keluar lorong ke arah lapangan

"ini ngapain kita kesi-HEH APAAN ITU" hampir keseluruhan tim tertawa saat melihat wajah terkejut seva

"taraaa, hadiah dari kita" daehwi menyengir manis menunjuk banner besar tergantung dari atas atap gedung sampai bawah,

menampilkan seva yang sedang tersenyum manis bergaya lengkap dengan seragam kedis bersama pak botak disamping nya menggunakan kacamata hitam

seva merajuk menarik tangan jeonghan selaku ketua kedis yang masih tertawa kecil "ihhhh, turuninnn"

"gapapa kak, manis tau. yuk foto guys" seva cemberut tetap diam diposisi sebelum tangan reon menarik nya ikut masuk kedalam foto

..

seva terdiam memakan kue nya, ini sore sore dan tiba tiba pop's nya yang entah mengapa masih bisa hidup di umur hampir mencapai 80 tahun ini mampir ke rumah nya dengan papí nya menemani, mau menolak pun dia juga kangen

jadi disini dia duduk dengan kedua kakek nya, mengobrol bertiga melupakan sisa keluarga revasha yang sibuk di dapur dan ruang tamu

"jadi? sevi kapan berangkat ke spanyol?" lingga menyesap teh nya dengan tangan kiri setia memegang tongkat kebanggaan miliknya

"oh, dua minggu lagi" seva tersenyum berusaha mencairkan suasana tegang yang ia rasakan sedari tadi

"terus, pacar kamu gimana?"

"eh, kenapa mbah?" seva mendongak menatap wajah keriput yang tetap segar dengan rambut yang sudah mulai beruban di depannya

"Mbah udah dapet ceritanya, trus sekarang hubungan kalian gimana?"

"oh, putus mbah" seva tertawa kecil tertahan, walau bibir nya masih kelu jika membicarakan perihal masalahnya ini

"hmm, baguslah" lingga lanjut mengaduk gula di dalam teh nya, seva tidak tahan dan bangkit izin permisi ke kamar, paundra mengangguk tersenyum membiarkan cucu kesayangan nya pergi

"pak, bapak nggak kasihan apa sama cucu paundra?"

"kasihan gimana to le, emang bapak salah apa?" cuek bebek lingga menghindari tatapan paundra

"bapak udah ngelarang hubungan ratih dulu, dan sekarang sevilla?"

"kenapa sih pak, gimana pun syarat yang bapak kasih ke prawira waktu itu, itu gak masuk akal pak"

lingga menghela nafas menatap serius mata paundra "bapak cuman pengen yang terbaik untuk seva paundra, kalau dia nggak nyanggupin permintaan bapak yaudah, bapak nggak maksa kok. toh dia nerima nya semangat juga kan?"

𝐍𝐞𝐜𝐤𝐭𝐢𝐞, Kv ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang