Chapter 2

23 8 4
                                    

Happy reading!

REVISI.

Bel istirahat berbunyi nyaring, semua murid berbondong bondong pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.

Cinta membereskan bukunya kedalam tas. "Kantin?" Cinta tau ini suara siapa, ia mendongak menatap Azka sahabat kecilnya yang berdiri di depan mejanya.

Cinta mengangguk tersenyum, sudah menjadi kebiasaannya di antar jemput oleh Azka. Azka selalu menjemput Cinta ke kelasnya dan pergi ke kantin bersama, mereka selalu berdua seperti sepasang sandal.

Setiap pagi Azka selalu menjemput Cinta dan berangkat sekolah bersama, mengantar Cinta dan pulang bersama. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih, walau nyatanya hanya sebatas sahabat.

Cinta dan Azka selalu menjadi pusat perhatian saat mereka sedang berdua. Banyak dari murid sekolah yang mendukung hubungan keduanya untuk berpacaran. Tapi banyak juga yang tidak senang melihat mereka berdua karena banyak dari siswi hampir seluruh angkatan menyukai Azka dan mereka iri dengan Cinta yang menempel terus pada Azka.

Semenjak hari pertama MOS banyak yang mendekati Azka karena ketampanan dan juga postur tubuhnya yang bagus. Rambutnya yang hitam, kulitnya yang putih, tubuhnya yang tinggi, dan sorot matanya yang tajam pada siapapun membuat para gadis terkagum.

Begitu juga dengan Cinta yang anggun, cantik yang natural, mau make up atau tidak ia selalu terlihat cantik, tubuhnya yang tinggi, rambutnya yang coklat sebahu, dan sorot mata yang teduh tak urung juga membuat para pria menyukainya dan mengejarnya.

Cinta berjalan beriringan dengan Azka menuju ke kantin. Lalu mereka duduk saat menemukan meja kosong.

"Makan? Minum?" tanya Azka menatap datar Cinta. "Aku minum es jeruk aja deh," Cinta menopang dagunya menatap wajah Azka. "Ngga laper emang? Makan ya nanti maag nya kambuh ta," ujar Azka.

"Gamau ka, aku gak laper," Cinta menggelengkan kepalanya.

"Yaudah tunggu bentar ya," Azka bangkit lalu pergi ke stand minuman.

Sambil menunggu Azka, Cinta memainkan ponselnya. Tak lama Azka datang dengan dua gelas minuman ditangannya. "Nih ta minum dulu, bener kamu gamau makan?" Azka menyeruput minumannya.

"Ngga aku masih kenyang, kamu kok gak makan?"

"Gapapa masih kenyang,"

"Isss kalo laper makan aja gapapa ka, jangan ikutin aku gak makan juga!"

"Dih geer siapa juga yang ngikutin kamu, emang aku gak laper," Azka menyentil dahi Cinta membuat sang empunya mengaduh sakit.

"Sakit tau! Kebiasaan deh," protes Cinta tak terima di sentil oleh Azka. Azka hanya tersenyum geli melihatnya.

"Ohiya aku mau cer-" ucapan Cinta terpotong karena teriakan para gadis.

Keduanya menoleh saat melihat para gadis berlari ke arah lapangan. Cinta mengernyitkan dahinya heran, ia beralih menatap Azka dengan mengangkat alisnya bertanya. Azka mengedikkan bahunya tanda ia tidak tau.

Cinta bangkit dan menarik tangan Azka mengikuti yang lainnya ke lapangan. Azka berdecak malas. "Mau ngapain si? Udah gausah kepo ta," ujar Azka.

"Isss aku mau liat, ayo cepet!" Ujar Cinta tanpa mengalihkan pandangannya dari depan. Azka memutar bola matanya malas.

Keduanya sampai, keadaan di lapangan ramai. Cinta menepuk bahu seseorang, orang itu menoleh. "Ada apa sih ko rame?" tanyanya bingung.

"Itu ada anak baru, tadi dia main basket tapi sekarang lagi nyanyi tuh didepan, kakak kelas katanya ganteng banget hehe," jawab orang itu. Cinta beroh ria.

CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang