Happy reading!
"Morning dear!" Tian keluar dari kamarnya dan menghampiri kedua anaknya dimeja makan. Senyumnya mengembang jelas diwajahnya yang sudah tak muda lagi namun masih terlihat tampan."Morning dad!" kompak keduanya menjawab.
"Ayo sarapan pah," ujar Sean melihat papahnya yang masih setia berdiri disamping Cinta. Mukanya pucat, lingkar hitam di bawah mata, mungkin papahnya lembur dan kelelahan. Positif thinking aja gan.
"Gak usah, papah buru-buru. Dah sayang!" ujar Tian mencium puncak kepala kedua anaknya secara bergantian lalu bergegas pergi.
Setelah papahnya pergi, Sean dan Cinta kembali melanjutkan sarapannya. Saat sudah selesai menghabiskan makanannya Sean memanggil Cinta.
"Ci?" Cinta yang masih mengunyah makanannya hanya berdeham sebagai jawaban dan melanjutkan kegiatan makannya tanpa memperdulikan Sean.
Sean menatap malas Cinta, mungkin dia akan menunggu Cinta menghabiskan makanannya baru akan bicara.
Merasa diperhatikan Cinta segera menghabiskan makanannya dan minum segelas air putih hangat lalu mengelap bibirnya dengan tisu.
"Kenapa sih?"
Sean menghela nafas. "Muka papah pucet banget Ci, perasaan gue gak enak takut papah kenapa napa,"
"Serius? Iya udahlah kak paling papah kecapean, yuk berangkat!" Sean mengangguk mengiyakan, Cinta berdiri merapikan pakaiannya lalu menarik tangan Sean bergegas ke luar dan menaiki mobilnya menuju sekolah.
💨💨💨
"Selamat pagi anak-anak!" Seorang guru masuk ke dalam kelas X IPA-1 sambil membawa segelas kopi di tangan kiri dan buku pelajaran di tangan kanannya.
Beliau berjalan santai menuju mejanya dipojok sebelah papan tulis. Lalu duduk dan tersenyum konyol menatap semua muridnya yang duduk rapi di bangkunya masing-masing yang sedang menahan tawa.
Salah satu murid bernama Fajar yang notabenenya adalah seksi keamanan mengacungkan tangannya. "Pak!" Panggilnya. Pak Seno menoleh pada Fajar dan mengangkat alisnya seolah berkata"apa?".
"Gak boleh bawa makanan ke kelas pak!" ujar Fajar yang di angguki seisi kelas.
"Kata siapa?" jawab Pak Seno seraya melepas kacamatanya dan maju ke tempat duduk fajar sembari berkacak pinggang.
"Lah orang bapak yang ngomong sendiri,"
"Lah saya lagi ngomong sama kamu, ngga ngomong sendiri?"
"Sabar jar orang sabar banyak duitnya," gumam Fajar dengan lantang mengundang gelak tawa semuanya. Itu mah teriak bukan ngegumam jar gimane si lu ah.
"Lah itu bapak bawa kopi ngapain?" kata Doni yang ikut-ikutan Fajar teman sebangkunya. Niatnya si memang mengalihkan perhatian Pak Seno agar mengulur waktu belajarnya. Memang murid teladan.
"Ini?" Pak Seno kembali ke mejanya dan mengangkat segelas kopi, menunjukkan pada muridnya dan meminumnya lalu kembali menatap ke depan.
"Suka-suka saya dong, mau di minum kek, mau di simpen kek itu terserah saya!" Ketusnya menatap sinis Fajar dan Doni.
"Si bapak ngegas!" Pekik Akbar yang duduk di belakang Doni dan Fajar. Cinta yang melihat drama di depannya ini hanya menggelengkan kepalanya dan terkekeh kecil melihat ekspresi Pak Seno yang menurutnya menyebalkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA
Teen FictionKamu memerlukan seseorang yang tak ikut menyalahkan mu meskipun kamu salah. Kamu memerlukan seseorang yang lengannya bersedia memelukmu tanpa takut untuk dilepaskan. Kamu memerlukan seseorang yang pundaknya bisa kau sandari disaat air matamu beront...