Bagian Kedua

4.8K 727 129
                                    

makasih 😉

~*~

Istirahat makan siang Chanyeol memutuskan untuk makan di luar kantor, sehabis mengisi perutnya niatnya dia langsung kembali ke kantor dan menyelsaikan pekerjaannya. Tapi di tengah jalan dia melihat seorang anak kecil yang beberapa hari lalu dia lihat di rumah rekan kerja barunya, anak kecil yang mengingatkannya pada seorang sahabat lama.

“halo~” sapanya ketika menghentikan mobilnya di depan halte tempat anak kecil itu berdiam diri sambil mengayunkan kedua kakinya yang menggantung.

Sehun mendongakkan kepala kala sapaan itu menembus gendang telinga. Keningnya mengernyit mencoba mengenali siapa pria yang baru saja menyapanya.

Chanyeol keluar dari mobil untuk menghampiri bocah delapan tahun itu. Sehun seketika bangkit saat pria yang lebih besar darinya datang mendekat padanya.

“hey jangan takut, aku teman pamanmu” kata Chanyeol saat melihat raut waspada Sehun, “kau tak mengingatku? Aku yang datang ke rumahmu beberapa hari yang lalu” lanjutnya, berusaha membuat Sehun ingat akan dirinya.

Sehun mencoba mengingat, matanya melirik wajah tampan Chanyeol, menelisik setiap inci wajah pria itu.

“oh” katanya kala teringat, kepalanya mengangguk lalu kembali duduk di kursi halte.

Mulut Chanyeol ternganga mendapati respon sangat singkat dan sangat cuek dari Sehun. Anak ini tidak seperti yang dia lihat beberapa hari lalu.

“kau menunggu siapa?” tanya Chanyeol, duduk di sebelah Sehun.

Sehun menggeser sedikit badannya agar tak terlalu dekat dengan Chanyeol. Lagi-lagi Chanyeol mengerutkan dahi. Anak ini aneh sekali pikirnya.

“jemputan” jawab Sehun, sama datar dan singkatnya.

“ayo kuantarkan pulang, sudah sangat sepi, apa kau tak takut?”

Sehun hanya diam, tak memberi respon apalagi jawaban. Matanya melirik ke arah lain selain ke pria tinggi yang duduk di sebelahnya.

Chanyeol menghelah nafas pelan. Inginnya dia tinggalkan saja anak ini, tapi sudut hatinya meminta agar tetap singgah menemani dan ikut menunggu sampai jemputan Sehun datang.

Namun sampai lima belas menit berlalu, tak ada tanda-tanda orang yang ingin menjemput Sehun. Chanyeol melihat bocah di sampingnya itu mulai gelisah. Berkali-kali kepalanya celingukan ke jalan raya dan melihat jam tangan warna merah bertema ironman yang melingkar di pergelangan tangan.

“mari paman antarkan pulang, sepertinya tidak ada yang akan menjemputmu” kata Chanyeol pada akhirnya, lelah sendiri dia melihat Sehun bercelinguk ria dengan bibir cemberut dan menggerutu.

“paman pergi saja, aku bisa menunggu sendiri”

Chanyeol berdecak, entahlah dia tak bisa mengabaikan bocah ini.

“tidak ada yang akan datang Sehun, sudah hampir jam dua. Ibu atau pamanmu pasti sedang sibuk”

Tanpa meminta persetujuan Sehun, Chanyeol menarik tangan kecil bocah itu dan menggiringnya masuk ke dalam mobil.

Sehun mendesah kasar dan mengikuti saja. Sampai di dalam mobil dia hanya diam dan melipat lengan di depan dada sedang Chanyeol mulai melajukan mobilnya. Dia masih ingat betul arah rumah Jongin.

Untuk mengisi kebisuan, dia mencoba berbasa basi dengan bocah di sampingnya. Dia melirik Sehun terlebih dahulu, sekali lagi dia merasa melihat sosok sobatnya pada diri Sehun.

“kau kelas berapa Sehun?”

Sehun melirik Chanyeol sebentar lalu kembali menatap dashboard.

For My Bee [ChanBaek] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang