Bagian Kesepuluh

5.9K 589 127
                                    

Hello, semoga harimu menyenangkan (bunyi alarm samsung)

~*~

Hembus angin terasa sangat menentramkan, membuat mata seindah bulan sabit itu terpejam untuk menikmatinya. Suasana damai dia dapati, awan putih berarak menghiasi langit biru yang nampak sangat cerah di atas sana. Rambut cokelat sewarna madunya berkibar terkena terpaan angin, aroma ranum buah-buahan tercium. Sungguh amat menenangkan.

“akhirnya aku menemukanmu”

Ucapan itu sontak mengagetkan Baekhyun, matanya segera terbuka dan kepalanya tertoleh pada sosok yang kini berdiri di hadapannya dengan senyum menawan yang selalu dia rindukan.

“W-Will” ucap Baekhyun terbata.

Kakinya yang sedikit gemetar mencoba berdiri dan pada detik berikutnya dia menubrukkan badan kecilnya pada tubuh tinggi suaminya. Tangisnya pecah, kerinduan yang selama ini meletup-letup di dadanya dia suarakan dalam tangisannya.

“a-aku merindukanmu, huks” isak si kecil, kedua tangannya mencengkeram erat baju bagian belakang yang suaminya kenakan.

Willis membalas pelukan itu, dia biarkan istrinya menangis. Tangannya mengusap penuh sayang punggung bergetar istrinya, sesekali dia sematkan kecupan di pucuk kepala kekasih hatinya yang telah lama dia tinggalkan.

“aku juga merindukanmu, Sayang” balasnya pelan sambil terus mengusap punggung dan rambut sang istri.

Baekhyun melepas pelukannya, kepalanya terdongak menatap wajah berseri suaminya yang kini juga tengah menatap teduh ke arahnya.

Willis mengusap lelehan air mata di pipi istrinya yang memerah dengan lembut. Dia tatap lama mata sendu dan membengkak itu kemudian dia sematkan kecupan lama di sana. Dia giring si cantik kekasih hatinya untuk kembali duduk di kursi yang tadi disinggahi.

“apa kabar?” tanya Willis, tangan berjemari lentik istrinya dia genggam.

Baekhyun menggeleng kemudian menumpuhkan kepalanya pada bahu sang suami yang tengah merangkulnya.

“aku buruk. Aku sering menangis karena merindukanmu. Rasanya kacau sekali” jawabnya dengan suara serak. Hidungnya kembali memerah dan matanya memanas.

“sakit sekali mendengarnya. Aku jadi semakin tidak tenang” kata si dominan, mengundang dongakan kepala dari si kecil.

Willis menunduk, dia usap sudut mata si kecil agar air mata yang menggantung di sana itu tak jatuh.

“aku tak tenang karena kau selalu menangisiku, sayang. Perjalananku terasa berat karena kau belum bisa mengikhlaskanku. Kau senang melihatku kesusahan seperti ini?”

Baekhyun menggeleng cepat. Tentu saja dia tak senang, dia ingin suaminya tenang di sisi Tuhan, dia tak ingin menyusahkannya. Tapi kenyataannya?

Senyum Willis terkembang, kedua sisi wajah istrinya yang cantik dia tangkup.

“besok hari pernikahanmu, seharusnya kau bahagia, bukan malah menangis memikirkanku seperti ini” dia berkata lagi, “Chanyeol itu orang baik, Baek, dia sangat mencintaimu, dia tulus dan ikhlas menjadi penggantiku. Menerima kau membagi cintamu padaku dan padanya. Kau jangan meragukan cintanya”

Baekhyun melingkarkan lengannya di pinggang sang dominan, wajahnya menelusup di dada.

“a-aku sudah menerimanya, Will, tapi aku tak bisa melupakanmu, aku tak bisa menghilangkanmu dari hatiku”

Wajah Baekhyun yang bersembunyi di dadanya dia angkat, dia tangkup kemudian diusap matanya yang basah.

“kau tak perlu melupakanku atau menghilangkanku dari hatimu. Cukup kau ikhlaskan aku pergi. Aku bukan benalu yang harus kau hilangkan, Sayang. Simpan aku sebagai kenangan manismu. Kalau kau ikhlas, hatimu akan ringan, akupun akan tenang. Dua tahun aku terombang-ambing karena istriku yang cantik ini masih saja menangis karenaku. Berhentilah menangis dan ikhlaskan suamimu ini pergi. Penopangmu yang baru telah menantimu, siap menyanggamu sampai kapanpun, jadi berbahagialah”

For My Bee [ChanBaek] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang