Judul: Cantik yang Tak Terkalahkan
#copyrightbyIlestavan
--- ^ ---Latar pendidikannya memang rendah, tapi mengapa dia mau menuangkan tenaga dan waktu untuk membantu orang lain?
Aku salah satu ciptaan Tuhan yang tidak kasat mata, ditakdirkan hanya bisa dirasa oleh kulit manusia. Maka tidak seharusnya aku berkomentar tentang makhluk Tuhan yang lebih sempurna. Namun, aku sedang ingin, jadi tidak masalah bukan?
Apa? Tidak ada yang sempurna? Aku tahu. Kusematkan kata itu untuk mempertegas bahwa manusia lebih sempurna dari makhluk apa pun di bumi. Mereka dianugerahi berbagai macam aspek sehingga bisa melakukan apa saja. Termasuk menyakiti manusia lain melalui mulut atau tindakan mereka.
Gadis muda itu bernama Yesa, pemilik lesung pipi yang cantik. Acap kali aku melewatinya, pasti saja ada perbuatan baik yang Yesa lakukan, semacam membantu anak kecil menyeberang jalan. Dia juga bekerja keras sebagai penjual minuman dingin demi memberi makan ayahnya yang lumpuh. Padahal kutahu, dia hanya menamatkan sekolah menengah atas, mengapa bisa memiliki kebaikan luar biasa? Sementara orang-orang berpendidikan tinggi sering kali abai terhadap sekitar. Pernah kulihat juga manusia berbalut jas rapi menendang kucing yang sedang makan di pinggir tong sampah, dengan mengatakan bahwa itu tempatnya. Huh, mentang-mentang punya gedung mewah.
Lalu, apa pendidikan memengaruhi kebaikan orang lain? Aku merenungi itu berhari-hari, sampai pada kesimpulan bahwa setinggi apa pun pendidikan makhluk bernama manusia, tidak memengaruhi kecantikan dalam hati. Kecantikan murni itu yang membawa kebaikan-kebaikan. Tidak peduli apa pun latar pendidikanmu, jika kamu baik, maka kamu cantik dari dalam yang selalu bersinar dari luar.
.
.
.23 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
31 Karya Indonesia [√]
De Todo[Meraih Juara Dua Tantangan 31 Karya Indonesia] Selama 31 hari, KCM mengadakan tantangan menulis dengan tema dari bahasa daerah Nusantara tiap harinya. Dimulai 01 Mei lalu di Instagram. Mungkin, setiap kalimat tidak selalu bermakna, tapi semoga 31...