Sebelumnya minal aidzin wal Faidzin yaa.
Mohon maaf lahir dan batin kalau Vina ada salah sama kalian..
Aku baru publikasi kan ini, semoga kalian suka yaa.Cek cek!!!!
_____
Untuk Sweet Friendship baru aku unpublish karena mau aku revisi biar bagus buat di baca. Alur masih sama, aku cuma perbaiki kosa kata, tanda baca, sama beberapa typo. Maaf kalau terburu-buru, tapi ini demi kebaikan cerita juga.
Terimakasih untuk yang sudah membaca.Selamat menikmati, tidak jauh beda sama yang sebelumnya.
_____
Gadis kecil itu bergerak aktif ke sana dan kemari, menendang bola dengan kencang ke arah gawang berkali-kali. Hingga satu tendangan lagi menuju ke gawang, semua siswa bersorak sorai melihat kelincahannya, guru pun ikut bertepuk tangan melihat kakinya yang dengan lihai menendang berkali-kali.
"Lima, empat, tiga, dua, satu. Selesai."
Suara peluit menandakan berakhirnya babak kali ini. Suara riuh penonton membuat gadis itu tersenyum kecil, dia mengambil bola itu lalu di taruh pada tempat yang telah disediakan, di samping lapangan.
"Biyla Amelia, dua belas tendangan," seru guru olahraga di sertai tepuk tangan riuh dari yang lainnya.
Biyla tersenyum manis saat mendengar ucapan dan tepuk tangan yang begitu meriah. Dia ingat betul bahwa dirinya lah yang memasukkan bola terbanyak di siang hari ini. Sangat mengesankan.
Jam istirahat berbunyi sebanyak tiga kali. Si kecil biyla memutuskan untuk pergi ke kantin, menuntun tubuhnya sendiri tanpa teman. Tidak apa, mungkin semua sedang sibuk dengan urusan yang lain, toh, dia juga terbiasa sendiri kok.
Bagi anak kecil khas seusianya, teman bukanlah hal yang sangat penting untuk di cari, mereka bisa datang kapan saja jika sedang membutuhkannya. Biyla sudah terbiasa akan hal ini, nanti juga di kantin akan ada teman yang sekedar menyapa atau memberi selamat untuknya."Hai."
Biyla menghentikan langkahnya, lalu menghadap ke arah sumber suara. Suara yang belum pernah di kenalinya. "Kamu siapa?"
"Aku tadi lihat kamu, tendangan kamu bagus banget sampai ngalahin semua cowok. Kamu berbakat," ucap laki-laki itu memberikan dua jempol untuk Biyla.
"Terima kasih, di rumah, kakak selalu mengajarkan aku bermain bola."
"Kakak kamu pasti kakak yang hebat, Biyla."
Biyla hanya tersenyum dengan ramah, meski dia tidak mengenal laki-laki di depannya, dia harus tetap sopan juga ramah. "Terimakasih, aku juga bangga,meski kadang dia nyebelin, nggak tahu kenapa dia tiba-tiba ngajarin aku main bola."
"Ah iya nggak apa, nggak harus cowok kok yang main bola," Laki-laki itu menyodorkan tangannya ke depan. "Kenalin, aku Davino Alexandra, panggi aja Dav, itu lebih mudah diingat. kamu Biyla, kan?"
Hanya mengangguk juga menyalami tangan Davino yang di lakukan oleh Biyla. "Nanti ajarin aku main bola ya, mau kan?"
"Boleh."
****
Sepuluh tahun kemudian.
"Biyyyy," teriak lelaki dari bawah tangga. Tanpa di tanya, biyla sudah tahu jawabannya. Davino, cowok yang akan menganggu tidur di hari minggunya.
"Dav, aku lagi turun, jangan teriak terus," ucap Biyla saat mengetahui mulut Davino membuka, seperti akan berteriak lagi.
Davino hanya terkekeh geli saat melihat kekesalan biyla. Bisa di yakini bahwa cewek itu baru saja bangun tidur, dengan kaus hitam sepeda motor, dan celana selutut. Dan jangan lupakan muka bantal yang ditunjukkan oleh cewek itu. "Jam segini baru bangun ya, kamu itu cewek loh, Biy, jangan di biasakan ya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Friendship (HIATUS)
RomanceWARNING UPDATE SESUAI MOOD BAHASA KASAR DAN TYPO BERTEBARAN *** Cinta dan persahabatan bukanlah sebuah pilihan. Kamu bisa memiliki atau bahkan kehilangan keduanya secara bersamaan. -Davino Alexandra ___ Bagi Davino Alexandra, sahabat adalah seor...