Fakgilrs adalah goodgilrs yang tersakiti
Jangan lupa bintang bawah yaqq:))))
Sekolah masih di hebohkan oleh anak baru dari jakarta Utara. Salah satu kelemahan kaum hawa nih gini, suka berbondong-bondong ke kelas yang ada anak baru.
Alasannya berbagai macam, ya tanya tentang apakah halaman di pelajaran ini sudah di kerjakan lah, atau tanya tentang apakah di sini sudah pernah di kasih ulangan harian lah. Ada juga yang ke sini terang-terangan melihat si anak baru.Jujur Restu begitu risih mendapat perlakuan seperti ini. Dia merasa seperti aktor di televisi yang di gerumuni oleh para siswa perempuan hanya karena anak baru yang memiliki wajah tampan.
Di sekolah sebelumnya, Restu tidak pernah seperti ini. Banyak yang bilang dia itu keren dan ganteng, tapi hanya sebatas memuji saja, tidak sampai seheboh ini.Restu jadi mengingat cerita papa Revan dulu di sekolahnya. Saat semua cewek berbondong-bondong untuk mendapatkan hatinya, hingga ada yang menamai mereka fans dari Revan Prasetyo.
Membayangkan saja sudah membuat Restu pusing sendiri."Alisa, di sini selesai ulangan matematika nggak sih?" tanya Lana yang baru saja memasuki kelas. Dia sengaja ke sini bersama dengan Arista, selain untuk melihat si anak baru, dia juga menemani Arista melihat Davino.
"Sok-sokan banget nanya ulangan, biasanya juga search di google gitu," kata Alisa yang sedang merapikan meja guru.
"Eh, gue mau berubah kali, masa iya gini-gini terus," Lana memandang Restu yang diam di tempatnya. Maka nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan?
"Berubah apa? Memantaskan diri, hm?"
Sementara percakapan terus berlanjut, Arista memandang Davino yang sedang serius belajar bersama dengan Biyla.
Beberapa kali dia melihat canda tawa mereka, tatapan mata yang begitu dalam sering kali membuat luka di hati Arista.Davino begitu manis, memperlakukan Biyla layaknya ratu dan adik yang perlu di lindungi, tapi di sisi lain, dia menindas Arista, agar menjauh. Apakah salah jika hatinya ingin tetap bersama dengan Davino?
"Ini gimana sih? Aku nggak paham sama sekali," kata Biyla sambil memperhatikan buku.
Davino dengan telaten mengajarkan apa yang dia bisa. Di coret-coret buku di depannya dengan penuh kesabaran. Apakah Arista boleh berteriak bahwa dia sangat menginginkan posisi Biyla saat ini?
"Ris, balik, kuy. Gue udah dapat nomor Restu nih."
Reflek Arista memandang ke arah Restu dengan lekat. Cowok itu terlihat santai dan juga melihat ke arah mereka berdua.
"Ayo, ngapain di sini sih, buruan balik, lah."
"Lo mau kemana, katanya mau sharing-sharing ulangan, woi," kata Alisa berteriak dari belakang.
"Nggak jadi. Tanya Lo ribet banget soalnya," Lana melenggang keluar sambil menarik lengan Arista.
Bukan keinginan Restu untuk memberikan nomor pada perempuan yang baru di kenalnya. Tapi karena Lana yang begitu menjijikkan memegang tangannya dengan sembarangan, dengan nada manjanya yang menurut Restu sangat tidak enak di dengar. Jadi, mau tidak mau cowok itu memberikan nomornya.
Apa memang jika menjadi murid baru akan di perlakukan seperti ini ya? Menjadi pusat perhatian di mana pun dia berada. Jujur saja baru pertama kali dia pindah sekolah, sedari dulu dia tetap menetap hanya dalam sekolah di Jakarta Utara.
"Restu, kenapa kasih nomor ke Lana?" tanya Alisa yang berada di samping Restu. "Cabe tau nggak, jangan deketan sama dia. Memang dia gitu kalau lihat anak baru yang ganteng."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Friendship (HIATUS)
RomanceWARNING UPDATE SESUAI MOOD BAHASA KASAR DAN TYPO BERTEBARAN *** Cinta dan persahabatan bukanlah sebuah pilihan. Kamu bisa memiliki atau bahkan kehilangan keduanya secara bersamaan. -Davino Alexandra ___ Bagi Davino Alexandra, sahabat adalah seor...