*26. Ignore*

38.4K 4.7K 6.6K
                                    

Hal aneh apa yang kamu lakukan hari ini? hehehe.

Farrel

Gue pulang lebih awal. Rada buru-buru, sih, soalnya gue takut Rere nekat dugem lagi sama temen nakalnya itu.

Kenapa gue setakut ini?

Soalnya Rere gue telepon dari tadi sore nggak direspons sama sekali. Terakhir, sih, dia bales chat gue pas tadi siang. Katanya, dia ngerasa pusing terus pamit tidur.

Shit! Gue lupa beliin dia obat batuk sama pusing kepala.

Tanggung. Udah nyampe depan pintu apartemen gue. Ntar aja deh gue keluar lagi habis ini. Gue cuma pengin memastikan Rere nurut sama gue. Diem di apartemen. Nggak ke mana-mana.

Kalau sampe dia ngelanggar lagi, gue nggak yakin bisa sesabar kemarin. Gak ada kesempatan kedua.

Gue memasukkan access card lalu pintu apartemen gue terbuka. "Rere Sayang, aku pulang."

Tujuan pertama gue yaitu kamar dan Rere nggak ada di sana.

"Sialan! Re!" teriak gue. Kenapa, sih, Rere susah banget diomongin pake bahasa halus? Kenapa, sih, dia sangat menguji kesabaran gue? Atau gue harus marah-marah kayak iblis biar dia takut dan nurut sama omongan gue, hm?

Lalu terdengar suara jeritan dari arah dapur. "Argh!"

Gue buru-buru ke dapur dan ternyata Rere ada di sana. Gue menghela napas lega, tapi itu nggak lama karena yang gue lihat, Rere lagi bertengkar sama Jenny.

"Ih," Rere mendesah lalu menggeplak kepala Jenny.

Plok!

Lumayan keras, tapi nggak keras-keras banget. Cuma agak bunyi dikit, Cuy. Dia gituin kepalanya Jenny. Kepalanya kucing kesayangan gue.

Gue melotot lalu berlari ke arahnya. "Kamu apa-apaan, sih?!" bentak gue nggak terima.

Rere kaget ngelihat gue. Mungkin dia nggak sadar kalau gue udah pulang. "Kamu.... kok nggak bilang kalau udah pulang?"

Tadi pagi gue niatnya nitipin Jenny ke pet shop, tapi... tempat penitipan biasanya itu lagi tutup karena ownernya ada urusan di luar kota. Gue nggak mau ke tempat lain karena ngerasa nggak nyaman.

Dengan berat hati, Rere akhirnya mau ngasuh Jenny buat sehari aja. Itu pun setelah gue rayu dengan terus menciumi pipinya dengan gemas.

Itu kejadiannya tadi pagi pas gue mau berangkat kerja dan sekarang? Rere ketahuan lagi nganiaya si Jenny. Bisa gue laporin ke polisi nggak, sih? Gue nggak terima.

"Dia duluan yang nakal, Rel. Kenapa kamu malah bentak aku, sih?!" sinis Rere sambil batuk-batuk.

Gue nggak habis pikir, gimana bisa Jenny ada di atas meja makan. Siapa yang naruh di sini woi. Mana di meja makan ini ada beberapa makanan siap makan. Kayaknya, Rere berusaha nyiapin makan malam buat kita berdua.

"Lagian, Jenny tuh biasanya di dalam kandang terus. Jarang aku keluarin, Re."

Dia batuk-batuk lalu menunjukkan tangan kanannya yang penuh goresan cakaran. "Nih, gara-gara anak kesayangan kamu itu."

Gue mendelik. Nggak nyangka.

"Pas tadi aku kasih makan, dia marah ih. Dasar nggak tahu diri. Udah dikasih makan tepat waktu, malah nyelonong keluar terus pas aku mau masukkin ke kandang lagi, dia malah nyakar aku," suaranya Rere kayak anak kecil yang lagi ngadu ke Papa-nya kalau dia nggak salah. Berusaha menjelaskan ke gue. "Dan kamu malah nyalahin aku, hah?"

SepasangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang