06-Pusing

28 7 0
                                    

***
Almost 1000 words
Enjoy! ♥
Ini tuh kejadiannya sebelum dia dilabrak
***

"Kamu bisa nggak sih, nggak ngelawak? Kita lagi di situasi genting ini!" tegur Renjun.

Aku menundukkan kepalaku. Merasa perkataan Renjun tadi untukku. Mana tajam lagi.

Angel menepuk-nepuk pundakku karena aku terisak.

"Jangan bicara begitu, Renjun. Dia pasti lagi pusing. Lagipula dia tadi lagi habis senang-senangnya." ucap Angel.

Helaan nafas Renjun terdengar.

"Aku minta maaf Cherry. Perkataanku menyakitimu ya?"

Aku tak menjawab Renjun.

Tak lama, aku mengangkat kepala. Menatap teman teman ku dengan mata sembap. Menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Aku terus melakukannya secara teratur sampai tenang.

"Kayaknya, cara terbaik yang bisa ku lakukan adalah, menjauhi Chenle sementara." ucap ku dengan suara yang bergetar. Pertahananku hancur lagi setelah mengatakan itu.

"Tapi hanya di sekolah. Di kehidupan asli enggak," jeda sebentar. "Kalian setuju? Kalau aku sih iya. Terus cara mengklarifikasinya, kita pikirkan lagi nanti."

Mereka terdiam, entah lagi memikirkan hal yang sama atau tidak.

"Udah sore," kata Angel tiba-tiba.

"Gimana kalau kita bikin grup buat nyelesaiin masalah ini?" usul Angel.

"Angel," panggil Chenle.

"Ya?"

"Kamu lupa kalau HP nya Cherry sudah tua?" tanya Chenle sambil melihat ke arahku.

"Ah, iya benar!" Ujarku.

"Sebenarnya, kayaknya bisa, tapi aku saja sempat kesulitan saat menambahkan nomor Chenle."

"Kenapa kau tidak membeli HP baru? Kau kan bisa meminta kepada orang tua mu." Kata Renjun.

"Aku tak punya orangtua," ujarku. Mereka terkejut setengah meninggal.

DWAAARRR!!!

Suara petir seakan mendukung yang mungkin mereka rasakan saat ini.

"Hah?" tanya Chenle bingung.

"Iya, maksudku,

"Mungkin ada mungkin sudah ke atas. Tapi kalau misal mereka masih hidup, aku tidak tahu dimana mereka."

Zrash!

"Yah hujan," keluh Angel.

"Cherry." panggil Renjun.

"Apa?"

"Pinjam bukumu, apapun."

Aku mengeluarkan buku yang lembarnya masih banyak. Lalu memberikannya pada Renjun.

Dia menulis sesuatu, kelihatannya sebuah nomor. Lalu bukuku digeser ke Angel. Angel melakukan hal yang sama.

"Nih," ujar Renjun sambil mengembalikan buku itu.

Renjun menjelaskan apa yang dia tulis seraya aku mengamati nomor HP yang ditulis di buku. Aku hanya mengangguk-angguk dengan penjelasannya itu.

***

"Hujan, Cherry kamu bawa payung?" tanya Chenle.

"Iya, bawa kenapa?" jawabku.

"Nggak papa,"

Chingu|Chenle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang