01. drama

87 8 0
                                    

"Baik anak-anak. Selamat pagi apa kabar kalian semua?" Sambut bapak kepala sekolah, Kim Dong Hee.
"Selamat pagi pak, kabar kita baik kok!" Balas anak anak yang lagi semangat upacara. Ya upacara. Semangat karena yang memberi sambutan itu ganteng, kalau guru killer mah paling jawabnya sambil was-was.

"Sudah sarapan semua?"

"Belum," jawab Cherry, Chenle yang berdiri disamping Cherry mendengarnya dan menoleh ke kanan, memastikan suara tadi berasal dari orang di sebelah kanannya.

"Ternyata benar," kata Chenle, lega, karena memang suara itu berasal dari orang di sebelah kanannya.

***

Matahari sudah naik ditandai dengan munculnya sinarnya dbarisan tengah. Barisan belakang hanya ada petugas kesehatan kelas2, Cherry dan Chenle termasuk. Cherry bosan sehingga dia menoleh ke kiri,

Ada Chenle, gumam Cherry.

Hmm, bagus juga tampangnya. Kok rasanya pernah lihat? Dimana ya? Oh iya! Dia kan ketua basket, terus si juara matematika, baru sadar ternyata dia juga petugas kesehatan sekolah. Begitu pikir Cherry dalam hati.

Chenle merasa nggak enak sehingga dia menoleh ke kanan dan bertemu dengan wajah Cherry yang memandanginya. Tatapannya biasa aja. Begitu pikir Chenle.

"Kenapa lihatin saya?" tanya Chenle ke Cherry.

"Hah? Oh nggak," jawab Cherry sambil memalingkan wajah, tanpa dia sadari, semburat pink mewarnai pipinya.

Wuuuhh, untungnya Chenle gak sadar pipiku kayak gini. Pikir Cherry.

***
Cherry merasa kepalanya sedikit pusing, penglihatannya mengabur, oh tidak. Sebentar lagi Cherry akan jatuh. Sudah sempoyongan. Akan jatuh dalam hitungan 3 detik.

3

2

1

Hehh?

Kok nggak sakit?

Apa emang tubuhku ada bantalnya?

Perlahan Cherry membuka matanya yang berat, dan ia melihat wajah Chenle di depannya persis, sampai Cherry kaget, hampir jatuh lagi. Untungnya Chenle tidak lengah.

"Kamu nggak papa?" Tanya Chenle khawatir.

"Hah? Aduh pusing." Jawab Cherry sambil memegangi kepalanya.

"Saya antar kamu ke ruang kesehatan." Chenle bilang begitu sementara Cherry hampir hilang kesadarannya. Chenle langsung menggendong Cherry ke ruang kesehatan.

Sesampainya di ruang kesehatan, Chenle membaringkan Cherry ke ranjang yang tersedia. Lalu Chenle duduk di kursi yang ada di depan ranjang, menunggu Cherry sadar.
***
1 jam kemudian, Cherry sadar, membuka matanya, masih merasakan pusing di kepalanya, jadi dia memegangi kepalanya dengan satu tangan. Dan karena pandangannya buram, dia mengucek matanya dengan kedua tangannya. Setelah itu suara pintu dibuka, muncullah Zhong Chenle. Chenle berjalan menuju kasur sambil menenteng susu kotak dan sebungkus kue.

"Kau sudah bangun? Kepalamu masih sakit?" Tanya Chenle.

"Kau, Chenle?" Tanya Cherry, cengo.

"Iya, Chenle si tampan." Ucap Chenle sambil cengengesan.

"Hah? Tampan? Nggak biasa aja."

"Kayaknya kamu udah baikan. Ngomongnya lancar soalnya. Sempat ngelak juga, hahaha." Ucapnya sambil tertawa.

"Mhhm, ya lumayan baik. Masih seperempat pusing. Terimakasih," jawab Cherry.

"Seperempat? Hahaha. Nih. Dikonsumsi ya..." Ucap Chenle sambil melepaskan sedotan susu dari plastiknya dan menjojoskannya ke susu itu lalu menyodorkan ke Cherry. Cherry memandangi kue dan kotak susu itu sesaat, lalu bertanya,

"Berapa harganya? Kuganti uangmu." Tapi Chenle mencegah tangan Cherry yang mau mengambil uangnya dari saku seragam.

Cherry memandangi Chenle bingung, lalu Chenle menjawab,

"Nggak, nggak usah... Kamu nggak perlu ngganti uangku, nggak perlu. Cukup terima ini saja, sudah cukup." Cherry hanya mengangguk. Suasana menjadi canggung.

"Eng... kau nggak ke kelas?" Tanya Cherry hati-hati.

"Aku diijinkan untuk menjaga kamu kok, tenang aja, kamu nggak usah khawatir," ujar Chenle.

"Aku udah baikan, mau ke kelas?" Tanya Cherry setelah makan roti dan minum susu.

"Iya, ayo." Jawab Chenle sembari berdiri.

Mereka jalan keluar ruang kesehatan dan berjalan menaiki tangga. Selama perjalanan ke kelas, mereka bercanda tawa ria, sampai Cherry menabrak Ten.

"Aduh," ucap Cherry mengusap-usap hidungnya yang menabrak dada Ten.

"Aduh maaf kak Ten, saya nggak sengaja." Ucap Cherry dengan perasaan bersalah. Ten lalu melihat ke arah Chenle,

"Temanmu?" Dalam bahasa Mandarin, Chenle menjawab "Iya, dia habis pusing tadi." Kata Chenle sambil tersenyum.

"Hah? Loh, habis pusing? Aduh, maaf ya." Kata Ten sambil mengusap usap hidung Cherry. Ada aja, pikir Chenle.

***
Saat kelas selesai, para murid membereskan barang-barang mereka. Dan berdesak-desakan menuju pintu kelas.

***
Cherry melangkahkan kakinya ke halte bus, melewati lahan parkir dimana ada Chenle dan mamanya, kendaraan yang mereka pakai bagus sekali. Pikir Cherry. Lalu melanjutkan langkahnya ke stasiun kereta.

Sesampainya di stasiun, dia langsung membeli tiket dan menunggu kereta. Cherry naik, segera setelah kereta datang dan mencari tempat duduk kosong. Ada 1 kursi kosong dan 1 kakek tua. Cherry yang tahu hal itu kemudian mengarahkan kakek itu menuju kursi kosong tadi lalu kakek itu berterima kasih, Cherry membalas dengan senyum.

***
Sesampainya di apartment, Cherry melepas sepatu, meletakkan tasnya dan mencuci kakinya. Setelah selesai mandi dan keramas, dia merebahkan badannya ke kasurnya dan bermain HP.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, perut Cherry keroncongan dan akhirnya dia beranjak untuk memenuhi keinginan perutnya.

Dia memasukkan telur ke nasi mangkuk dan mengaduknya, lalu meletakkan panci di atas kompor dan menyalakan kompor lalu menuangkan minyak goreng ke atas panci, menumis bawang bombay hingga hampir kecoklatan lalu memasukkan 1 mangkok nasi yang sudah dicampur dengan telur. Menggorengnya + memasukkan lada hitam dan garam. Setelah nasi gorengnya matang, Cherry meletakkan nasi gorengnya ke atas piring bersih, mengeluarkan telur dan menuang isinya ke atas panci yang masih menyisakan minyak, menggorengnya, setelah matang dipindahkan ke atas nasi tadi. Mengambil gelas dan menuangkan air putih, penuh, diletakkan di meja di samping piring. Dia duduk dan berdoa lalu memakan nasi gorengnya sendirian.

Setelah selesai makan dan minum, dia mencuci piring dan gelasnya, lalu kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas sekolah deadlinenya besok lusa tapi dimajukan jadi besok. Tugasnya adalah membuat rangkuman pelajaran 1 bab, 1 bab bukan 1 buku, Cherry bersyukur.

***
Jam 22.00, Cherry kelelahan dan telah menyelesaikan tugasnya lalu ke kasur, sebelumnya sudah menyikat giginya jadi tinggal tidur. Tapi bangun lagi karena belum menyiapkan untuk sekolah besok, setelah selesai menyiapkan untuk sekolah besok, berbaring lagi di kasur, memejamkan mata, lalu terlelap.

"Hidup bisa jadi kayak drama, contohnya hidupku, mirip banget kyk drama-drama di TV. Lahir sudah orangtua nggak ada, nyari uang sendiri buat sekolah, makan, hiburan, dll. Mudah? Susah."-Cherry's diary book 2020



***
Haiii, gada yang nunggu ya?? Anyway,
Thanks for reading this part!!
ILY semua❤️❤️❤️
Jangan lupa vote + comment + share cerita ini jika kamu suka ke teman-temanmu yang memiliki ketertarikan dengan cerita kayak gini.
Makasih semuaa, Annyeong~!! Sampai jumpa lagii~!!!

Chingu|Chenle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang