11. Date in Han River (Daveeka's POV)

45.5K 199 3
                                    

Hallo semuanya ^^
Aku mau memberitahu, kalau cerita ini bakal aku lanjut lagi, dan tentunya, berisi oneshoot tentang Veeka dan Dae Won

Tadinya, aku gak mau lanjutin cerita ini, dan hanya sampai part 10 aja. Tapi ada seorang readers, yang minta dilanjut, dan karena aku juga lagi rindu, saat Veeka berpacaran dengan Dae Won, jadinya aku lanjutin deh xD

So, ini dia ceritanya. Dan selamat membaca~


################



Saat ini, waktu baru menunjukkan pukul 7 malam, dan saat ini, aku sedang bersiap-siap, untuk pergi berkencan, bersama dengan kekasihku, yaitu Dae Won. Namun aku tidak tahu, kali ini ia akan mengajakku, untuk berkencan di mana? Sebab, saat aku menanyakan padanya, ia malah mengatakan, kalau itu adalah rahasia.

Ddrrrttttt dddrrttttt. . .

Aku sedikit terkejut, ketika mendengar suara ponselku yang bergetar, di atas meja rias. Segera aku meraih benda tersebut, dan menatap layarnya. Namun dahiku langsung mengerut, saat melihat ada sebuah pesan masuk, dari kekasihku.

"Dae Won? Ia mengirimkan pesan apa?" batinku, sambil membuka pesan tersebut, dan membacanya.

"Dear Daveeka, my love. Apakah kau sudah siap? Aku sudah berada, di depan pintu apartementmu. Segeralah keluar, sayang. Dan jangan membuatku menuggu lama"

Aku pun langsung terkekeh, usai membaca pesan itu. Segera aku menekan tombol home, pada ponselku, tanpa membalas pesan darinya. Lalu aku segera bangkit dari kursi yang kududuki, dan mengambil tasku, yang kutaruh di atas kasur. Kemudian, aku segera melangkah keluar kamar, dan menuju pintu apartementku.

Setelah tiba di belakang pintu, aku pun langsung membukanya, dan dapat kulihat, pria yang kucintai, yang sedang berdiri di depanku.

Melihat hal tersebut, membuatku menyunggingkan senyuman, dan langsung memeluknya, "Rupanya kau sudah datang, maaf membuatmu menunggu" ucapku, sambil menghirup aroma parfurm di tubuhnya, yang begitu khas.

Ia pun langsung membalas pelukanku, dan mengusap-usap punggungku, "Iya, tidak apa-apa, sayang" katanya.

Segera aku melepaskan pelukanku, dan menatap manik matanya, "Memangnya, kita mau pergi ke mana?" tanyaku.

"Bukankah sudah kubilang, kalau itu rahasia?" ucapnya, dengan satu alisnya, yang terangkat.

Segera kuhela nafasku dengan kasar, dan memutar bola mataku, "Terserah kau saja, Dae Won" ucapku.

Namun ia malah terkekeh, dan menarik hidungku dengan gemas, "Sudah jangan merajuk, ayo segera pergi" ajaknya.

Aku pun hanya mengganggukkan kepalaku saja, dan segera memeluk lengannya. Dan kemudian, kami segera pergi, dan meninggalkan apartementku.


30 menit kemudian. . .


Dae Won mematikan mesin mobilnya, dan menghela nafasnya dengan lega, "Akhirnya, kita sudah sampai, di tempat tujuan kita" katanya.

Segera aku memperhatikan sekitar, dan mengerutkan dahiku, "Sungai Han? Kita akan berkencan di sini?" ucapku, sambil beralih menatapnya.

Ia pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan melepaskan sabuk pengaman, dari tubuhnya, "Iya, kita akan berkencan di sini. Kenapa, kau tidak suka?" tanyanya.

"Tidak, justru sebelumnya, aku belum pernah datang ke tempat ini, dan hanya melihatnya, melalui google saja" jawabku. Ya, selama aku tinggal di negara ini, aku belum pernah sekalipun, datang ke sungai ini. Karena tidak ada satupun yang mengajakku, dan aku juga tidak mau, jika harus pergi seorang diri saja, apalagi jika mengingat, tempat ini adalah satu tempat kencan favorit, bagi para pasangan. Dan untunglah, Dae Won mengajakku ke tempat ini, dan memberikanku, pengalaman yang baru. Ah, pria yang satu ini, ia begitu mengerti diriku, dan lebih suka mengajakku berkencan, dengan cara yang sederhana, namun begitu berkesan.

Sebuah senyuman pun langsung terukir di wajahnya, lalu ia sedikit mencondongkan tubuhnya ke arahku, dan melepaskan sabuk pengaman, dari tubuhku, "Syukurlah jika kau menyukainya" katanya, lalu ia menegakkan tubuhnya kembali, dan membuka pintu mobilnya, "Ayo kita keluar" ajaknya, dan hanya kujawab, dengan anggukkan saja. Lalu kami pun segera keluar, dari dalam mobilnya Dae Won.

Setelah berada di luar, kedua mataku langsung menatap kagum, pada pesona sungai ini, yang begitu indah. Bagaimana tidak? Di sini terdapat banyak lampu hias warna-warni, dan juga atraksi air mancur warna-warni, yang berasal dari sebuah jembatan, yang membelah sungai ini.

Sungguh, aku tak menyangka, kalau pada akhirnya, aku bisa mengunjungi, sungai yang indah ini. Dan pantas saja, sungai ini mendapat julukan, sungai yang begitu indah. Karena rupanya, kenyataannya memanglah begitu. Dan tak heran, jika sungai ini, sering dijadikan tempat syuting, untuk drama-drama Korea.

"Hey, kenapa melamun?" ujar Dae Won, sambil menepuk bahuku, sehingga membuatku langsung tersadar, dari lamunanku.

Segera kugelengkan kepalaku, dan menoleh ke arahnya, "Tidak apa-apa, hanya saja aku begitu kagum, pada keindahan sungai ini" ucapku.

Dae Won pun langsung menyunggingkan senyuman, dan merangkul bahuku, "Sungai ini memang indah, tapi seorang wanita yang berada di sebelahku, jauh lebih indah" katanya.

"Ish Dae Won, jangan merayuku seperti itu, nanti pipiku jadi memerah" ucapku, sambil memukul-mukul bahunya dengan pelan.

Mendengar apa yang baru saja kukatakan, membuat Dae Won langsung terkekeh, dan menahan kedua tanganku, "Iya-iya maafkan aku, sayang. Tapi aku berbicara, sesuai dengan kenyataan. Karena bagiku, kau jauh lebih indah, dari sungai ini" ucapnya, sambil menatapku.

Aku pun langsung tersipu malu, dan menundukkan kepala, untuk menyembunyikan, pipiku yang memerah, "Dasar kau ini" ucapku.

Namun ia malah kembali terkekeh, dan mengacak rambutku dengan gemas, "Lihatlah, betapa menggemaskannya kekasihku ini" katanya.

"Ya sudah, ayo kita masuk ke dalam, agar kita bisa melihat keindahan sungai ini, dari jarak yang lebih dekat" ajakku, sambil menatapnya.

"Baiklah, ayo" ucapnya, sambil mengganggukkan kepalanya, dan menggenggam tanganku.

Aku pun hanya menyunggingkan senyuman saja, dan menatapnya dari samping. Dan kemudian, kami berdua segera berjalan, untuk melihat keindahan sungai ini, dari jarak yang lebih dekat.












To be continue. . .

My Partner in BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang