13. Don't Let Him Go (Daveeka's POV)

41.2K 288 12
                                    

Perlahan, kubuka kedua mataku, dan mengedarkan pandangan ke seluruh kamar. Namun dahiku langsung mengerut, saat melihat Dae Won, yang sedang berdiri di depan cermin, dan hanya memakai celana panjang saja, sehingga tubuhnya tidak tertutupi dengan sehelai benang pun.

Segera aku bangkit dari posisiku, dan menyingkap selimut, yang menutupi tubuh polosku. Lalu aku berjalan menghampirinya, dan berdiri tepat di belakangnya.

"Kau mau ke mana?" tanyaku, sambil menatapnya dari belakang, dan menghirup aroma tubuhnya, yang membuatku jadi tergoda. Lalu perlahan, aku mengecupi punggungnya, yang tak tertutupi dengan sehelai benang pun.

"Tentu saja, aku ingin berkerja, sayang. Karena pagi ini, ada jadwal pemotretan, dan aku yang menjadi fotografernya." jawabnya, sambil menoleh ke arahku, dan menyunggingkan senyuman.

Mendengar jawabannya, membuatku langsung menghela nafasku, dan menundukkan kepala. Karena kini, aku menjadi sedih, sebab waktuku untuk bersama dengannya pagi ini, tidaklah banyak.

"Kenapa kau malah terdiam, eum?" tanyanya, sambil meraih kedua tanganku, dan melingkarkan pada perutnya.

"Aku sedih" ucapku, sambil menyandarkan kepalaku pada punggungnya.

"Sedih? Sedih kenapa?" tanyanya, yang kembali menoleh ke arahku.

"Aku sedih, karena pagi ini waktu kita tidaklah banyak" jawabku, sambil mengeratkan pelukanku, pada pinggangnya.

Ia pun langsung terkekeh, setelah mendengar jawabanku. Lalu ia mengusap kepalaku, dan berkata, "Kau tidak perlu bersedih sayang, karena aku hanya pergi sebentar saja. Nanti setelah sesi pemotretan selesai, maka aku akan ke apartementmu lagi. Dan setelah itu, kita habiskan waktu bersama".

Dengan berat, kuhela nafasku tanpa mengatakan apa-apa. Tapi entah mengapa, kini aku tidak ingin ia pergi, walaupun mungkin hanya sebentar saja. Dan ingin rasanya, seharian ini aku terus bersama dengannya, tanpa diganggu dengan hal lain, termasuk jadwal pemotretan.

"Sayang, kenapa kau hanya diam saja eum?" tanyanya, sambil menoleh ke arahku.

"Bisakah hari ini kau tidak pergi ke mana-mana?" tanyaku, yang malah berbalik tanya padanya, dan masih menyandarkan kepalaku, pada punggungnya.

Namun ia malah kembali terkekeh, dan mengacak rambutku dengan gemas, "Sebenarnya, ada apa denganmu? Tumben sekali, kau tidak mengizinkanku untuk pergi keluar" ucapnya.

Aku pun kembali menghela nafasku, dan mengangkat kepalaku dari punggungnya. Lalu aku menatapnya dengan dalam, dan berkata, "Aku juga tidak tahu, karena tiba-tiba saja, aku tidak ingin jauh darimu".

Tapi lagi-lagi, ia malah terkekeh dan membalikkan tubuhnya, sehingga kini kami jadi saling berhadapan, "Ya sudah, bagaimana kalau kau ikut saja ke kantornya pak Kwang Ho?" tanyanya, dengan satu alisnya, yang terangkat.

Segera ku gelengkan kepalaku, tanpa melepaskan pandangan darinya, "Aku tidak mau! Lagipula, nanti saat berada di sana, tetap saja kita akan berjauhan. Karena tidak mungkin, jika aku membuntutimu, nanti orang lain yang melihatnya, malah menjadi risih" ucapku, dengan bibir yang sengaja kukerucutkan.

"Lalu bagaimana, eum?" tanyanya kembali, sambil mengangkat satu alisnya, dan menarik hidungku dengan gemas.

Namun aku hanya terdiam, dan menatapnya tanpa mengatakan apa-apa. Tapi perlahan, kudekatkan wajahku padanya, dan menempelkan bibirku pada bibirnya. Kemudian, kulingkarkan kedua tanganku pada lehernya, dan mulai melumat bibirnya.

Sedangkan ia hanya diam saja, tanpa membalas lumatanku. Tapi kini, kurasakan kedua tangannya yang memeluk pinggangku, yang tidak tertutupi dengan sehelai benang pun. Karena saat ini, aku dalam keadaan full naked, sebab tadi malam, aku dan Dae Won melakukan hubungan intim, hingga akhirnya kami kelelahan, dan terlelap.

Aku pun terus melumat bibirnya, dan perlahan kugigit bibir bawahnya, sehingga membuatnya refleks membuka sedikit mulutnya. Lalu segera kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, dan mengabsen setiap gigi-giginya. Dan saat bertemu dengan lidahnya, aku langsung melilitnya dengan lidahku, sehingga kini kurasakan saliva kami, yang saling menyatu.

Namun di bawah sana, kurasakan satu tangannya yang meremas-remas bokongku, sedangkan tangannya yang lain mengusap paha dalamku, sehingga membuatku merasa sedikit geli. Tapi aku tak memperdulikannya, dan terus saja melilit lidahnya, dan sesekali aku menghisapnya.

Beberapa saat kemudian, aku melepaskan ciumanku, dan menatapnya dengan dalam, "Kumohon jangan pergi, dan tetaplah berada di sini, Dae Won. Karena aku membutuhkanmu" ucapku.

Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajahnya, lalu ia langsung menarikku ke dalam pelukannya, dan mengusap-usap punggungku, "Baiklah sayang, aku tidak jadi pergi, dan akan tetap berada di sini, bersama denganmu" katanya.

Segera aku mendongak dan menatapnya, "Benarkah? Kau tidak jadi pergi ke kantornya pak Kwang Ho?" tanyaku.

Ia pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan kembali mengukirkan senyuman, di wajah tampannya, "Iya sayang, aku tidak jadi pergi. Lagipula, mana tega aku pergi, jika kekasihku ini membutuhkanku" jawabnya, yang kemudian mengecup bibirku sesaat.

Mendengar jawabannya, membuatku langsung tersenyum senang. Segera aku memeluknya dengan erat, dan menyandarkan kepalaku pada dada bidangnya, "Terima kasih Dae Won, karena kau sudah mengerti diriku.

"Sama-sama sayang, karena sudah seharusnya seperti itu" ucapnya, sambil mengusap kepalaku.

Namun aku hanya tersenyum saja, dan terus memeluknya, tanpa berniat melepaskannya.








To be continue. . .

______________________________________

Hallo semuanya, akhirnya aku bisa update cerita ini lagi. Sesuai dengan janjiku tadi, kan? Kalau secepatnya, aku akan update part terbaru.

Dan, itu dia part terbarunya, mohon maaf ya, kalau kurang panjang. Tapi semoga kalian suka. Buat yang baru membaca cerita ini, kalau kalian suka, yuk langsung masukkan ke dalam perpustakaan kalian, agar saat aku update part terbaru, kalian akan mendapat notifikasnya. Jangan lupa berikan Vote juga ya, and see you in next chapter ^^

My Partner in BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang