6 🦁 Serangan

127K 13.1K 1.2K
                                    

Follow Instagram:
@fahmidhien_
@fmoyy_

-----

"Walau kita gak ada senjata, tapi kita masih ada otak." - Ihsak Simbolon.

-----

"Tomie, kok di sini? Kan, Garuda Bangsa masih lumayan jauh."

Keyra mendengus kesal, bibirnya pun mengerucut. Bagaimana tidak? Tomie mengantarnya hanya sampai setengah jalan dari Garuda Bangsa. Siapa yang tidak kesal? Berarti Keyra harus berjalan jauh lagi. Jika tahu seperti ini, lebih baik ia naik angkot.

"Key, kamu udah berani bantah aku? Berani ngelawan aku?" Tomie menatap Keyra tegas, laki-laki itu tidak suka dengan bantahan. "Turun sekarang."

"Iya, maaf." Keyra langsung diam, bagaikan sapi yang dicocok hidungnya dengan tali.

"Ya udah sana, nanti kamu telat."

"Ya udah, aku pergi dulu."

Belum sempat Keyra melangkah, matanya menangkap segerombolan siswa-siswi berseragam putih abu-abu yang terbalut jaket levis berlambang singa yang sebentar lagi akan melewati Keyra dan Tomie dengan motor sportnya. Sementara Tomie langsung panik ketika mengetahui mereka adalah Brainer. Laki-laki itu buru-buru menyalakan motornya, dan pergi dari sana.

Keyra memutar bola matanya malas ketika Brainer berhenti di depannya. Ada Brainer pasti ada Alan, Keyra malas jika ada Alan. Ingat, jangan berinteraksi dengannya kalau tidak ingin dapat masalah.

"Kan, cowok lo banci," ucap Alan sambil membuka helmnya. "Padahal kita gak mau ngapa-ngapain, tapi udah lari kocar-kacir."

Keyra hanya diam, ia terlalu malas berdebat dengan Alan. Kakinya melangkah pergi dari sana, sebelum tangan Alan menariknya. "Lo mau kemana? Gue lagi ngomong sama lo."

"Aku mau ke sekolah."

Alan menghela napasnya. "Bareng gue aja, motor gue kosong."

Perkataan Alan membuat semuanya bersorak. Mereka baru pertama kali melihat dan mendengar Alan, sang pemimpin mengajak secara langsung seorang perempuan untuk menaiki motornya. Memang terkadang ada perempuan yang naik motor Alan, seperti Lisa, Liana, atau Jane. Tapi kali ini berbeda, karena langsung Alan yang meminta.

"Alan mulai nih modusnya." Barca tersenyum jahil sambil merangkul sang pacar, Lisa.

"Woy catet hari apa, tanggal berapa, bulan apa, dan tahun berapa untuk pertama kalinya Alan ngajak cewek buat bonceng bareng." Dani bercanda dengan tawanya.

"Siap! Udah gue catet." Jane ikut tertawa.

"Ih si, Alan. Giliran gue minta nebeng aja sampai ngemis-ngemispun kadang gak dikasih," ucap Liana. Gadis itu menatap Keyra kesal.

"Sabilah sabi modusnya Alan." Raden ikut menimpali.

Sementara Alan mengabaikan semuanya. Mata laki-laki itu terus menatap Keyra yang tampak risih dengan candaan-candaan teman-temannya itu. "Woy! Diem aja. Mau gak? Bentar lagi bel. Dihukum Bu Eni mampus lo, Key."

Keyra menghela napasnya. Benar kata Alan, sekarang sudah mau masuk jam belajar. Jika Keyra berjalan, akan sangat lama, dan pasti akan telat lalu di hukum Bu Eni. "Ya udah, boleh."

"ASIK!!" Semuanya bersorak sambil tertawa. Setidaknya tawaran Alan tidak ditolak. Kan gak lucu, cogan macam Alan ditolak.

"Yaudah, gas!"

Mendengar perintah sang pemimpin, mereka pun langsung bergegas menaiki motor mereka, dan memakai helmnya masing-masing. Barca dengan Lisa, Liana dengan Adam, Jane dengan Devin, dan Alan dengan Keyra, selebihnya sendiri.

KEYALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang