13 🦁 Jaket

101K 12K 2K
                                    

Follow Instagram:
@fahmidhien_
@miuniverse_

-----

"Padahal sama-sama tertarik. Tapi yang satu munafik, yang satu lagi juga gak asik"

-----

[BUDAYAKAN MEMBACA TANPA SKIP DAN BACA NOTE AUTHOR]

"Dah, selesai!"

Keyra tersenyum bangga ketika ia berhasil mengobati luka lebam Alan. Kalau kebanyakan orang akan merintih kesakitan ketika lukanya diobati, lain hal dengan Alan. Alan malah menatap datar ke arah depan, dan sama sekali tidak terlihat kesakitan. Hm, mungkin Alan sudah biasa disakiti.

"Kak Alan kok diem aja dari tadi. Kakak ngeliatin ke arah depan mulu. Kak Alan gak kesambet, kan?"

Alan memutar bola matanya malas mendengar perkataan Keyra. "Menurut, lo?"

"Hehe, bercanda, kok." Keyra menghela napasnya sambil menutup kotak obat. "Kak Alan, rumah aku aman, kan? Ada kerusakan, gak?"

"Aman," ucap Alan. "Gue sama Tomie negosiasi buat nyelesain semuanya di tempat lain. Alhasil, kita semua adu jotos di depan kuburan."

"Jadi, rumah aku gak papa?"

Alan mendengus kesal. "Rumah rumah rumah terus! Lo harusnya khawatirnya sama gue!"

"Kan Kak Alan udah aku obatin. Ngapain aku khawatir lagi."

"Lo kaga khawatir gue ketempelan setan, gitu?" Alan menatap Keyra malas. "Gue sama yang lain tuh berantem di depan kuburan. KUBURAN, KEY!"

Keyra menutup telinganya. "Ya lagian di kuburan, emang gak ada tempat lain?"

"Tanya si Ihsak, noh! Emang sialan tuh anak, nyaranin di depan kuburan!"

Keyra tertawa melihat Alan. "Aku baru tau, ketua Brainer takut sama setan, ya?"

"K-kaga, anjir!" Alan terlihat gugup. Setelah itu, Alan bangun dari duduknya. "Dah, ah! Gue mau kasih makan rusa-rusa gue dulu."

"Rusa? Kak Alan punya rusa?"

Alan mengangguk. "Punya. Ada banyak. Kurang lebih 11 ekor," ucap Alan. Setelahnya, pemuda itu beranjak meninggalkan Keyra.

Kring!

Ponsel Keyra berdering begitu kencang. Alan dengar dering ponsel itu, tapi dia mengabaikannya, dan melangkah pergi. Keyra menutup mulutnya ketika melihat nama kontak yang tertera dipanggilan tersebut. Tomie. Seharusnya Keyra tidak terkejut, karena jika dirinya sudah melibatkan Brainer, disitulah keluarganya terancam.

"Kak Alan."

Alan baru saja akan menghilang dibalik tembok, tapi laki-laki itu menghentikan langkahnya. "Apalagi, sih! Lo tuh----"

"Tomie telfon. Aku harus apa?"

Alan terdiam beberapa saat. Laki-laki itu langsung berjalan ke arah Keyra dan merebut ponsel gadis itu dengan tanpa izin. "Mau apa lagi nih anak."

Dengan cepat Alan langsung mengangkat panggilan itu dengan perasaan kesal. "MAU APA LAGI SIH, LO?!"

"Alan?"

"Kenapa? Kaget?" Alan tersenyum sinis. "Apa lo masih gak puas, kawanan lo gue buat bonyok?"

"Noo. Tolong bilang sama Keyra kalau dia udah mengibarkan bendera perang dengan keluarga gue."

"Dia selalu berada pantauan Brainer. Lo, keluarga lo, dan cecenguk lo gak akan bisa nyakitin dia," ucap Alan tegas.

"Oh, ya? Tapi sayang, ibunya gak berada dipantauan kalian."

KEYALA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang