Sudah seminggu berlalu sejak kejadian aneh yang sukses membuat Rose ketakutan parah. Sudah lima hari ini Rose mengurung diri di apartemen. Menutup seluruh korden dan mematikan lampu, menolak menerima tamu meski bel terus berbunyi berisik. Mentalnya benar-benar jadi kacau. Ia bukan tipe gadis yang kuat mentalnya, maka hanya dari kejadian itu pula sudah cukup membuat mentalnya terkoyak.
“ROSEANNE PARK! KELUAR KAU!”
Rose terkejut mendengar teriakan yang tak asing bagi telinganya itu. Di luar sana, Lalisa dengan wajah khawatirnya rela ditegur tetangga Rose gara-gara teriakannya barusan.
Ia tidak peduli, yang penting ia ingin melihat bagaimana keadaan Rose di dalam.
Sedangkan di dalam Rose semakin berusaha untuk tidak peduli. Menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangan yang ditekuk. Ia benar-benar ketakutan sekarang.
Sebenarnya ada alasan di balik ketakutan Rose. Lima hari lalu terjadi sesuatu yang membuat mentalnya semakin down.
🥀
Rose bejalan pelan menyusuri jalanan sepulang berbelanja cemilan untuk menemani menonton film. Pukul sepuluh malam saat itu. Rose memang lebih suka jalan-jalan malam. Menikmati udara malam yang dingin yang menurutnya menyegarkan.
Lagi-lagi ia menelantarkan kewajibannya untuk bekerja di minimarket malam ini. Sudah muak menghadapi para pemabuk yang selalu mengganggu sekaligus malas menahan kantuk. Ah, lagipula surat pemecatan itu sudah dikirimkan ke apartemen Rose.
Soal pekerjaannya di cafe Jessica, Rose memaksa Lalisa membuatkannya izin untuk cuti sebab sakit. Tentu saja Lalisa langsung menurutinya tanpa banyak bertanya. Jessica sendiri juga menerima saja suratnya dan memperbolehkan Rose untuk tidak masuk kerja walau tahu sebenarnya itu hanyalah bohong. Wanita bermarga Jung itu memang sering mengomel, tetapi Jessica adalah orang baik.
Tidak bisa menahan lapar sampai rumah, Rose mengambil satu bungkus snack dari kantung plastik yang dijinjingnya. Perihal menahan lapar Rose paling tidak jago. Dalam beberapa menit saja snack itu sudah ludes dimakan Rose.
Sesaat Rose merasakan seseorang mengikutinya. Tapi ketika ia menoleh ke belakang tidak ada siapapun di sana. Mencoba berpikiran positif, Rose mengabaikannya lalu lanjut berjalan menyusuri jembatan tempat di mana ia bertemu dengan gadis aneh itu.
Memikirkannya sukses membuat Rose kembali merasakan ketakutan seperti beberapa hari lalu. Jujur, sampai sekarang Rose masih sering dihantui oleh ingatan tentang tindakan aneh gadis pucat yang sampai sekarang Rose tidak tahu siapa namanya yang benar.
Lalu siapa pula yang dia maksud dengan 'kami'? Jelas-jelas mereka berkenalan langsung waktu itu.
“Sial,” umpat Rose mempercepat langkahnya melewati jembatan yang sepi itu, ia merasa terancam.
Dapat Rose dengar suara langkah kaki yang ikut cepat di belakangnya. Rasa takut sudah menguasainya, langkahnya berubah menjadi lari yang cepat.
Apartemen masih jauh, Rose harus melewati kawasan yang sepi lagi sebelum memasuki daerah yang lebih terang dan ramai. Dan ketakutannya semakin membesar, membuat kakinya lemas. Nyaris terjatuh beberapa kali, Rose tak henti-hentinya menoleh ke belakang dan benar saja, seseorang mengikutinya.
Rose mempercepat larinya. Lalu bersembunyi di sebuah gang gelap. Jantungnya berdegup tak karuan, tubuhnya menggigil ketakutan.
Gadis Park berjongkok bersembunyi di balik tumpukan kardus bekas yang menggunung, mengintip mengawasi orang yang mengikutinya.
Tiap langkah orang itu membuat jantung Rose semakin ketakutan. Di balik sikap tidak pedulinya sebenarnya ia adalah gadis yang lemah dan mudah menangis. Seperti sekarang, air matanya sudah diujung dan sekali kedipan saja akan jatuh.
Rose menghela napas dan menyandarkan tubuhnya pada tembok berlumut di belakang ketika orang asing itu pergi setelah nampak kebingungan mencarinya.
Namun kelegaannya berakhir dengan cepat. Orang asing itu tiba-tiba muncul di hadapannya sambil menyeringai. Rose tak mampu bergerak, seluruh tubuhnya lemas. Ingin berteriak pun susah rasanya.
“Ssst, kenapa kau malah berlari lagi seperti waktu itu? Aku hanya ingin berkenalan, manis,” bisiknya.
Ketakutan Rose sampai pada puncaknya, tubuhnya menggigil jauh lebih parah dan air matanya sudah berjatuhan.
“Siapa l-lagi... ini?”
“Kim Jisoo.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger ✓
FanfictionAda sisi mengerikan dari orang asing yang ditolong Rose malam itu. Cover by: @InaGaemGyu