[9]

1.2K 243 6
                                    

“Baiklah, saya akan menemui anda lagi besok. Selamat siang.”

Rose melambaikan tangan pada Jaejoong yang hendak pergi setelah meminta keterangan lagi hari ini. Ia mengantar lelaki itu sampai depan gedung apartemen.

Sebelum memasuki lift untuk kembali ke unitnya, Rose iseng mengecek kotak posnya. Mungkin ada surat pemecatan dari Jessica atau surat dari sekolahan, ini sudah sekitar seminggu lebih ia tidak kembali bekerja juga masuk sekolah.

Rose tampak terkejut melihat benar-benar ada sebuah surat di dalam sana. Hanya ada satu buah itu saja, dan beruntung bukan surat pemecatan dari Jessica ataupun dari sekolah.

“Apa ini?” gumamnya membolak-balik surat tersebut. Tidak ada nama pengirim atau alamat tertera di sana.

Merasa surat yang penting, Rose memutuskan untuk membukanya di dalam unitnya. Buru-buru naik lift, berulang kali Rose nyaris meremas surat itu. Feelingnya semakin tidak enak.

Rose berjalan terburu seolah dikejar hantu memasuki unitnya. Tanpa berpikir dua kali ia langsung menyobek ujung amplopnya dan buru-buru mengambil kertas di dalamnya.

Hey Rose, apa aku membuatmu khawatir disana? Maafkan aku kalau itu memang benar kau mengkhawatirkan ku. Suasana hatiku sedang tidak baik sejak Bambam memutuskanku sepulang dari apartemenmu waktu itu. Membuatku dengan bodohnya pergi ke Jeonju. Kau tahu lah aku butuh menenangkan diri sejenak.

Nah, sekarang, bisakah kau membantuku Rose? Aku tak membawa uang lebih waktu itu dan sekarang aku tidak bisa pulang, ponsel ku rusak akibat tidak sengaja ku banting saking begitu emosinya. Tolonglah aku :(

Kau tau tempatnya kan? Aku menunggumu.

Rose tercengang beberapa saat setelah membaca surat itu. Dasar Lalisa bodoh, bisa-bisanya mengirim surat seperti ini sedangkan menghilangnya ia membuat geger di sini.

Merasa kesal, Rose meremas surat itu dan membuangnya asal. Tanpa merasa ada yang aneh, ia beranjak menuju kamarnya untuk berganti baju.

🥀

Rose keluar dari kantor polisi. Sebelum berangkat ke Jeonju ia memutuskan untuk menemui Jaejoong terlebih dahulu untuk mengatakan bahwa Lalisa baik-baik saja, namun rupanya ia sedang bertugas keluar dan tidak bisa ditemui untuk saat ini. Menolak menitipkan pesan Rose segera bergegas menuju halte bus terdekat. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan Lalisa dan memberinya sebuah pukulan super akibat membuat semua orang khawatir disini.

Tak perlu menunggu lama Rose kini sudah duduk manis di dalam bus menuju Jeonju.

Entah mengapa ia malah memikirkan ucapannya pada Lalisa beberapa hari lalu. Dipikir-pikir ia memang keterlaluan pada gadis itu selama ini. Menyadari bahwa selama ini Lalisa mati-matian menyemangatinya dan melakukan apapun untuknya. Nanti, ia akan segera meminta maaf dan berjanji akan kembali semangat menjalani hidup.

“Sialan, tunggu aku,” umpat Rose pelan sambil tersenyum sendu.

🥀

Rose menatap bangunan apartemen yang menjulang tinggi di depannya. Ya, disinilah Lalisa. Gadis itu punya satu unit apartemen yang dibelinya hanya untuk berkumpul dengan Rose saja.

Gadis Thailand itu memang suka melebih-lebihkan segala hal. Walau ia sendiri sedang kesusahan masih saja sempat mengurusi Rose.

Tak ingin membuang waktu lagi, Rose segera memasuki apartemen dan menaiki lift menuju lantai enam dimana unit apartemen Lalisa berada.

Tak perlu waktu lama, Rose kini sudah menginjakkan kaki di lantai enam. Berjalan pelan sambil berusaha mengingat unit nomor berapa milik Lalisa.

Langkahnya terhenti tepat di depan unit nomor 97. Lantas memasukkan password untuk bisa masuk. Tanpa tahu ada bahaya apa yang menantinya di dalam.

Cklek.

Rose melotot melihat siapa yang menantinya begitu membuka pintu. Diliriknya Lalisa yang terikat di kursi jauh di belakang sana.

“Apa kabarmu? Kita bertemu lagi di sini, Roseanne Park.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stranger ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang