"Hmm....Kamu dulu berasal dari keluarga yang baik dan nyaman. Namun para bajingan itu membunuh semua keluargamu. Dan kamu diculik, aku mengetahuinya dari teman masa kecilmu yang tak sengaja melihatmu terjatuh di kebun milik ayahnya, namun kamu sudah dibawa duluan oleh para penjahat itu sebelum ada bala bantuan." Paparnya, yang membuat aku menjadi pusing. Aku benar2 mengingat masa laluku itu. Dan perih itu kembali terbuka lagi setelah 4 tahun aku menutupnya dengan rapat.
"Apakah benar pak?..bagaimana bisa saya mempercayai anda?...anda hanya ingin menghancurkan saya"Ucapku dengan nada santai."Kau itu benar-benar bodoh.....dan tampaknya kamu memang sudah tercuci otaknya. Kalau belum kau seharusnya mengenal aku sejak awal."Sambungnya dengan santai pula.
Tunggu dulu...aku berusaha mengingat dirinya. Namun aku memang lupa. Apa memang iya otakku telah tercuci dengan ambisi 4 tahun belakangan ini?. Aku berbicara sendiri dalam batinku. Dan akhirnya aku mendapatkan jawabannya.
"Pak!...apa benar nama anda Bobo?" Ucapku dengan mata berbinar. Aku memang tak tahan ingin menangis sekarang. Sangat jelas di memoriku aku dan Bobo yang pernah berjanji sehidup semati saat kami TK, karena kami selalu bermain dan belajar bersama setiap hari, Bahkan aku atau dia sering menginap dirumahnya atau kadang dirumahku. Akulah yang menamainya Bobo, karena pipinya yang tembem dan kulitnya yang putih membuat ia sangat mirip dengan actor Boboho. Dan betul Ayah Bobolah yang memiliki kebun yang aku masuki saat berlari dari Mafia itu. Dan kini Bobo sudah kembali berada dihadapanku dengan keadaan yang sangat berbeda.
"Kau mengingatnya?" Tanya FBI itu padaku. Dan aku sudah sangat yakin pula ia Bobo. Karena Tahi lalay yang ada di lehernya itu yang selalu aku perhatikan dari dulu. Karena tiga titik yang membentuk segitiga, sangat unik bagiku dulu.
"Ya...tahi lalat itu mengingatkan pada Bobo" Ujarku dan meneteskan air mata. Aku sudah benar-benar tidak tahan.
"Tentu saja. Akulah Bobo. Syukurlah kau mengingat aku Cy"...ia menjawab, dan memanggilku dengan nama yang ia berikan pula padaku.
"Maafkan aku Cy...Kali ini lain halnya dengan dulu. Dulu aku bisa membantumu saat kau terjatuh karena berlari. Namun kini aku sudah tidak bisa membantumu. Aku akan sangat egois bila aku ingin membebaskanmu"
"Tak apa Bo...Aku memang harus menanggung nasibku sendiri dan aku yang sudah nyaman dengan itu." Kataku pada Bobo, karena memang itulah keputusanku. Aku akan rela dihukum mati sekalipun pikirku awalnya.
Namun Bayangan Ray terlintas dibenakku...Aku bisa sebesar ini karena Ray. Dan aku tidak akan pernah meninggalkannya meskipun karena Bobo.
"Maafkan aku juga Cy..aku tidak bisa menolongmu saat aku melihatmu....karena bajingan itu banyak dan sangat cepat. Untuk anak seumuran kita dulu. Itu sangat menakutkan. Dan aku hanya bisa memberitahukannya kepada orang tuaku" Sesal Bobo padaku.
"Tak apa Bo. Itu lebih baik terjadi dibandingkan kau harus dibunuh oleh mereka dulu, bila merea tahu kau melihat mereka" Jawabku dengan tenang.
"Tapi Cy...aku selalu yakin bahwa kamu masih akan hidup. Dan aku selalu menunggumu untuk janji kita hingga kini. Aku sudah menduga kamulah Aoi, karena aku sangat mengenal kamu. Maka dari itu aku memutuskan menjadi FBI agar aku bisa menemukanmu. Dan ternyata takdir memamang mempertemukan kita kembali meski dalam keadaan yang kurang bagus." Papar Bobo dengan mata yag berbinar. Namun hal itu sudah basi bagiku. Aku sudah mentahtahkan Ray dalam hatiku. Bahkan aku rela mati demi dia.
"Tidak Bo...kamu baik dan aku sebaliknya. Kamu tidak akn bahagia." Ujarku dengan tegas.
"Kenapa?...aku bisa membuatmu tidak dihukum mati, dan aku akan menunggumu hingga masa hukuman penjaramu tuntas. Kita akan hidup bahagia. Kita mulai semua dari awal."Bujuk Bobo dengan memelas.
"TIDAK...kau tidak tahu apa2...tidak semudah itu, kau akan tersiksa hidup denganku. Dan bila kita punya anak. Anak kita akan dibully. Kita tidak akan pernah bahagia..INGAT ITU!" Segakku padanya. Yang membuat Bobo tampak marah.
"Kau mengingkari janji kita?..aku sudah sejauh ini mencarimu dan berusaha untukmu. Namun apakah ini balasanku?"
"DIAM KAU!. Bahkan kau tega menamparku hingga mimisan TOLOL" Bentakku dengan keras.
"KAU!!" Segak Bobo kembali, dengan mengangkat tangannya bersiap memukulku namun tidak jadi dilakukannnya. Dan dia hanya berbalik badan dan diam.
"Dreeeggg" Jam tanganku bergetar....dan itu membuat aku sangat bahagia. Aku sudah merencanakan mencincang Dadu saja tubuh Bobo agar Doggy ku di Rumah bisa sesekali merasakan daging FBI yang gurih.
"Baik jika itu mau kamu"Ujar Bobo dengan kesal.
"Hoam aku sangat menangantuk Bo"Ujarku dengan santai.
"Bisa2nya kamu ini?"Ucap Bobo...namun.....Dia terhenti karena mendengan suara tembakan dari luar.
Pertempuran terjadi dan tentu Markas FBI yang kumuh itu sudah cantik dengan bercak darah menerutku. Yang membuat markas itu menjadi modifikasi yang sempurna.
"Owh Ray...begitu lama kau beraksi...apa kau tidak tahu darah dari hidungku ini sudah lama mongering?" Ucapku dengan lembut.
"Maafkan aku Rye..aku kira markas ini begitu ketat menjagamu dan kak Gee. Karena nama kalian sangat ditakuti. Dan benar saja rantai yang menyelimutimu tadi begitu besar..hahahaha"Tanggap Ray dengan senyuman manisnya.
"Jadi bisakah Bobo menjadi makan malam Doggy kita sekarang?" Tanyaku pada Ray kembali.
"Tentu saja Rye...Jangankan Bobo...satu Tim pun sudah menjadi dadu"Jawab Ray dengan lembut.
Dan....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Couple of The Hell
Adventure"Baby!......Kenapa kamu gak Jadi Primadona?...hm....minimal Miss International lah....bukannya Sekretaris MAFIA Dunia."......FBI Ganjen nan Bacot ini membuat telingaku gatal. Tunggu dia sedikit lengah dan aku akan menghajarnya habis. HMMM.....mengap...