Mencintaimu serupa embun temaram,
yang membasuh kening dan pipiku pada teduhnya rerumputan,
dan mendamaikanku jauh ke dalam pelukan-pelukan
Merindukanmu serupa embun temaram,
perlahan luruh sewaktu menyangsikan fajar yang malu bersinar,
yang tiada bosan menantimu setiap pagi menjelang
Menyayangimu serupa embun temaram,
memeluk erat dingin dan menjaganya bulir-bulir air yang rinainya bertautan,
yang merebahkan dirinya di altar, kubah, serta kuil-kuil selatan,
yang menetes perlahan karena takjub akan pujian-pujian
Memilikimu adalah embun temaram,
menjaganya langit yang melepas gelapnya,
merapikan mimpi-mimpi selagi bunga-bunga merenggangkan sepalnya,
dan dengan sabar diserap akar angsana yang menjalar entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Menjelma Kata
PoetryKata-kata seringkali diakuisisi sebagai hal yang mendasar dalam kehidupan manusia. Manusia terlalu sibuk berkata-kata tanpa mendengar kata-kata. Kehidupan dan cinta adalah dua keajaiban serta anugerah Tuhan yang diberikan kepada makhluk Nya, khususn...