"Persetan dengan peraturan, siapa yang mengganggu saya, dia pasti celaka."
***
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTARNYA!!
AKU SAYANG KALIANHAPPY READING!!
***
Benar saja, Alana mengelilingi sekolah mencari Ayunda si gadis manja yang sebenarnya sudah ia jengkeli sejak dulu. Tapi ia masih bisa menahan waktu itu, tapi sekarang Alana tak akan membiarkan siapa saja mengganggu ketenangannya apalagi ketenangan Dwiki. Gadis itu akan mengganggu balik.
Disana, Alana dapat melihat Ayunda sedang tertawa bahagia bersama teman-temannya. Alana berdecih, gadis itu sangat kesal melihat Ayunda bersenang-senang sedangkan ia dalam masalah bersama Dwiki. Alana tak akan membiarkannya.
"Heh!"
Ayunda berhenti tertawa, gadis manis itu menatap Alana dengan tatapan bingung. "Gue?"
Alana mendengkus mendengar suara sombong gadis itu, Alana berkacak pinggang, bersiap tempur dengan gadis jahat sok polos ini.
"Lo yang laporin gue sama Dwiki, iya?" tanyanya langsung. Ayuna terlihat bingung, gadis itu melirik teman-temannya yang juga tampak kebingungan.
"Lo ngomong apaan sih?"
Alana berdecih, "pura-pura bego lagi. Nggak usah sok bego, lo udah bego dari lahir."
Ayunda tertawa sinis, "ada masalah apa hidup lo sih Lan, cari masalah mulu!"
"Lo yang cari masalah duluan sama gue!"
"Gue nggak tau apa-apa!"
"Gue bilang nggak usah sok bego!" Alana balas menjerit. Pertengkaran mereka dilihat banyak orang, bahkan salah satu dari mereka ada yang mem-videonya.
"Lo yang jelas dong, ada masalah apa sama Ayunda, hah?" sahut Sari. Gadis-gadis itu mengelilingi Alana dalam sebuah lingkaran, Alana sendiri tak gentar.
"Lo ngadu ke guru kalo gue dan Dwiki bolos, kan? Lo kalau ada masalah sama gue, nggak usah bawa-bawa temen gue!"
Ayunda berdecih, "idup lo itu nggak ada pengaruhnya buat gue. Ngapain gue urusin idup lo yang nggak guna itu?"
Anjir, gadis itu benar-benar membuat Alana kesal. Wajahnya yang polos ternyata tak sebanding dengan mulutnya yang tajam. Alana saja sakit hati mendengarnya.
"Ayunda itu manusia sibuk, mana sempat ngurusin idup lo!"
"Iya, mana sempat keburu telat!" sahut temannya menirukan iklan di tv.
Alana tertawa pelan, "gue nggak bego, ya! Dwiki yang bilang sendiri!"
"Goblok banget sih!" ketus Ayunda.
Alana tak terima, "yang goblok tuh elo tolol! Mentang-mentang lo anak donatur terbesar disini lo seenaknya minta kunci jawaban dari guru. Lo pikir gue nggak tau?!"
Ayunda langsung diam, gadis itu langsung tampak gusar ditempatnya. Alana melihat Ayunda terdiam seketika tersenyum, ia menemukan kartu Ayunda.
"Jadi disini, yang bego gue atau elo?" tanyanya tepat diwajah Ayunda yang memucat. "Ya jelas elo lah! Senakal-nakalnya gue, gue nggak pernah main curang waktu ulangan!"
"Diem lo setan!" Ayunda kesal. Gadis itu menarik rambut Alana dengan kasar membuat Alana menjerit.
"Sialan, lepasin woi!" Alana balik menarik rambut Ayunda. Jadilah tarik menarik rambut membuat suasana makin riuh.
"AYO LAN, LO PASTI BISA!"
"AYUNDA, JANGAN LUPA NANGIS!"
"LAN, ROK LO KEBUKA!"
"HEH UDAH GOBLOK NANTI ADA GURU!"
"EH, ADA BU AMBAR! TAPI BOONG!"
Suara teriakan penonton menggema sampai di ujung koridor. Dwiki yang berdiri setelah menyelesaikan tugasnya langsung berlari menghampiri kerumunan. Pemuda itu tak menyangka Alana bisa segila itu, bahkan segoblok dari yang ia duga.
"Alana!" Dwiki menarik bahu gadis itu, namun sialnya wajahnya terkena cakaran Ayunda. "Anjir, sialan!" katanya mengumpat memegangi wajahnya yang tampan.
"Anjir Alana, lo ngapain?!" Danu memekik kaget melihat sahabatnya menimbulkan keributan. Pemuda itu menghampiri Dwiki yang masih memegangi wajahnya. "Woi, ada apa ini?"
Dwiki menoleh, pemuda itu langsung semangat melihat kedatangan Danu. "Dan, Alana pisahin dia!"
"Emang ada apaan?" Danu masih tak mengerti, pemuda itu juga terlihat kebingungan.
"Ini salah paham anjir!" Dwiki memegang bahu Danu, mencoba mengambil fokus pemuda itu. "Gue boong soal Ayunda yang laporin gue sama Alana, tapi ternyata Alana percaya gitu aja dan langsung nyerang Ayunda. Gue nggak berpikir bakalan begini jadinya anjir!"
Danu melongo, mencoba mencerna ucapan Dwiki yang kini tampak lebih banyak bicara dari pada biasanya.
"Ha, gimana? Gue masih nggak ngerti?" tanyanya polos. Dwiki mendesah.
Kesal, pemuda itu menarik kasar lengan Alana hingga tanpa Alana sadari gadis itu menampar wajah Dwiki dengan sangat keras.
Dwiki terkejut, begitu juga dengan Alana. Tiba-tiba saja suasana jadi hening, semua diam tampak terkejut dengan serang Alana yang salah sasaran.
"Dwiki...."
Dwiki mengangkat pandangannya, tangannya bergerak mengelus pipinya yang terasa panas. Hal itu makin membuat Alana takut.
"Lo ternyata lebih bego dari yang gue duga." Dwiki menatap Alana dengan tatapan datar, pemuda itu terlihat marah. "Lo bergerak nggak pakai otak, lo pikir bagus begini, hah?"
"Tapi, Ki, dia orang yang udah ngaduin kita!" Alana menunjuk Ayunda. "Gue cuma nggak suka dia ikut campur urusan kita!"
"Dan gue nggak suka sama lo yang sok keren gini, sok hebat, sok berani! Lo pikir dengan cara lo begini bakal bikin gue mandang lo dengan pandangan baik? Nggak! Lo nggak lebih dari sekedar sampah!" Pemuda itu meluapkan amarahnya. Semua terlihat terkejut dengan kejadian dihadapan mereka, apalagi melihat seorang Alana dipermalukan seperti ini.
Alana sendiri hanya diam, gadis itu menatap Dwiki dengan mata berkaca-kaca. Dia sering mendapat kata-kata makian, bahkan umpatan kasar dari orang yang ia sayang. Tapi Alana tak pernah menyangka bahwa ucapan kasar Dwiki adalah hal yang paling menyakitkan dari segalanya, bahkan cacian Ibunya minggu lalu tak berefek apa-apa untuknya.
Dwiki menghela napas, "bukan Ayunda pelakunya."
Alana terkejut, gadis itu menatap Dwiki bingung. "Tapi tadi lo bilang...."
"Itulah salahnya gue, gue pikir lo lebih cerdas dari apa yang gue pikir. Tapi gue salah, lo bener-bener nggak bisa diandalkan, Lan."
"Lo gegabah dan bego."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Laugh
Teen Fiction[ Jangan lupa Follow terlebih dahulu, beberapa Chapter diprivat ] Judul Awal : Alana. Cerita lama berwajah baru. Alana, gadis nakal, tak beraturan dan suka membuat masalah. Gadis yang dibenci guru-guru karena tingkahnya yang kadang suka kelewatan, g...