Laugh | Bagian Ke Tiga

102 34 30
                                    

"Happiness in here!"

***

Jangan lupa Vote dan komentarnya!!
Jangan jadi silent readers guys!!
Sayangi karya yang kalian baca dan dukung dengan memberi vote dan komentar yang tidak menghabiskan banyak tenaga.

HAPPY READING!!

***

Alana berjalan menyelusuri lorong sekolahnya dengan santai. Gadis itu pagi ini tidak mangkir ke warung Bu Ajim, karena guru piket hari ini adalah Pak Santoso, guru Agama yang baik hati dan juga budiman.

"I want to be a pakgel!" gadis itu bernyanyi riang tanpa memperdulikan tatapan-tatapan siswa lainnya. Baginya siswa-siswa itu tak pernah ada dari pandangan matanya. "Ku harus percaya, kuyakin pasti bisa, taklukan Pak Agus, permainkan hatinya...."

Danu tertawa melihat tingkah gadis itu, remaja dengan tinggi 170 cm itu mengikuti Alana dalam diam dari belakang, memperhatikan punggung gadis cantik itu yang makin cepat berjalan.

"He anak monyet!"

Alana menoleh, melepaskan earphone-nya dan menepuk bahu pemuda itu dengan santai.

"Dari kapan lo disini?"

Danu tersenyum, "dari lo nyanyi tadi. Btw suara lo lumayan, Lan."

"Hehe, makasih, suara gue emang nggak ada duanya kok. Bahkan Ayu Ting-ting aja kalah!" ujar gadis itu sombong.

Danu berdecih, "lumayan ancur maksudnya! Bisalah buat dunia gonjang-ganjing kalo lo nyanyi."

"Sialan!" geram gadis itu, Danu tertawa. Membiarkan punggung menjadi samsak gadis itu yang kini sedang mengamuk.

"Eh, lan, bentar!" Danu memegangi lengan gadis itu, membuat Alana makin kesal. "Sarah ngapain sama si anak baru?"

"Ha? Mana?" tanya gadis itu yang seketika melupakan kekesalannya. Matanya mengarah pada telunjuk Danu yang teracung.

"Wah, nggak bener. Ngapain tuh nenek sarah deket-deket sama gebetan gue?" tanyanya kesal.

Danu mencebik, "mana mau dia sama lo, Lan!"

"Diem kamu!" cetus Alana, Danu langsung menutup mulutnya, terdiam.

Kemudian, gadis itu berjalan mendahului Danu menuju tempat dimana Sarah dan Dwiki berada. Sampai disana, Alana langsung memeluk lengan Dwiki membuat pemuda itu sempat terkejut.

"Selamat Pagi, sayang!" sapanya dengan senyum manis yang belum pernah ia tunjukan pada siapapun.

Dwiki menatap gadis itu heran, sedangkan Sarah tersenyum kikuk.

"Apaan sih, lo! Lepasin!" Dwiki memaksakan lengan Alana agar lepas dari lengannya. Namun gadis itu malah makin memeluk lengan Dwiki erat-erat.

"Ih, gue tuh kangen, diem dulu ya, mau peluk bentar!"

Danu yang melihat tingkah sahabatnya hanya mampu menutupi wajah tampannya. Pemuda itu sungguh merasa malu memiliki sahabat gila seperti Alana.

Love And Laugh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang