8.Anasya&Arkana

80 29 4
                                    

Happy Reading💓

Saat sampai didepan rumah ayahnya, nasya sudah pasrah apa yang akan terjadi nanti.

Gadis itu menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu ia membuka pintu utama rumah itu, yang dilihat rena, karina, dan adi ayahnya sedang berkumpul diruang tv layaknya keluarga yang sangat bahagia.

Nasya merasa cemburu melihat itu, dia langsung cepat cepat beegegas menuju kamarnya, ia tak peduli jika dikatakan anak nggak tau sopan santun.

Saat nasya melewati ruang tv, yang sedang mereka gunakan untuk berkumpul...

"Habis dari mana aja dek, kok dari kemaren baru pulang?" Suara karina yang dibuat seramah ramahnya.

Nasya menghentikan langkahnya,
"Bukan urusan lo" ucap nasya dengan dingin, setelah itu melanjutkan jalannya yang tertunda.

Rina dan karina menggeram kesal, sedangkan ayah nasya berdiri dari duduknya berjalan kearah nasya dengan emosi yang memuncak.

Saat nasya tiba di anak tangga yang ke 2, lengannya ditarik kebelakang dengan kasar, sampai dia terjatuh.

"Anak nggak tau sopan santun" ucap adi dingin dan menendang tubuh nasya yang sedang terduduk dibawah tadi.

Nasya memekik kaget saat ayah nya tiba tiba menendang tubuhnya dengan kasar.

Sekujur tubuhnya merasakan sakit, kepalanya terasa sangat pusing karna tadi sempat kebentur meja.

"Sakitt ayah" suara nasya tercekat.
Badan nya gemetar menandakan saat ini dirinya sesang menangis.

"Anak saya bertanya baik baik kamu malah berucap kasar kepadanya" ucap adi dengan membentak

"Dari kemaren nggak pulang, mau jadi apa kamu hah?! Mau jadi jalang?!" Kata adi yang begitu menusuk sambil mengambil ikat dipinggangnya dan memukulkannya ke arah nasya berkali kali.

Plak
Plakk
Plakk
Plak

Nasya menangis sedari tadi, tubuhnya sudah dipenuhi oleh bercak darah akibat dipukuli ayahnya menggunakan ikat pinggang nya.

"Apa peduli ayah saat aku nggak pulang kerumah?! Apa ayah peduli sama aku hah?! Aku nggak pulang sekalipun apa ayah nyariin aku? Enggak kan?!" Teriak nasya dengan diiringi tangisannya.

Adi yang mendengar itu pun hanya membungkam mulutnya rapat rapat, karna memang benar yang dikatakan anaknya itu.

"Kamu ini anak perempuan, jadinya nggak baik jika kamu pergi main nggak pulang pulang" ucap rena sok peduli

"Apa peduli anda?" Bentak nasya.

"Aku ini mama mu nak, jadi wajar saja aku khawatir padamu" ucapnya sok daramatis.

"Saya hanya punya satu ibu, yaitu bundaku" suara nasya yang masih menangis sedari tadi karna luka di tubuhnya sangat sakit

Plakk

Tamparan yang diberi adi cukup keras,

"Tambah ngelunjak kamu hah! Sini kamu sini" ucap adi sambil menyeret nasya dengan paksa dan dibawanya kekamar nasya.

Anasya & ArkanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang