16.Tamparan

48 21 2
                                    

"Tapi kayaknya gue bakal deketin dia terus deh,mama gue bilang cinta itu harus dikejar.Gue gak mau kalah sebelum perang."
- Deandro Adinata -

||

Vano memicingkan matanya pada Anggi yang tengah menunduk disamping motornya "Lo kenapa sih dari tadi nunduk terus?" Tanya Vano tidak nyaman "Ntar leher lo patah,repot gue"

Anggi mengerucutkan bibirnya sebal "Gapapa ih! Udah aku pulangnya naik bus ajalah" Anggi meletakkan kembali helm yang diberikan Vano lalu berbalik hendak pergi.

"Bocah banget sih dikit-dikit ngambek" Balas Vano tidak peduli.Ia memilih menaiki motornya karena mengingat janjinya akan bertemu dicafe dekat sekolah dengan Angel.

"El! pergi beneran lagi!" Kesal Anggi melihat Vano yang sudah pergi.Ia merengut sebal,kakinya terus melangkah menuju halte bus.Menunggu sampai bus datang ia memutuskan memakai earphone ditelinga dengan kaki yang menggantung dikursi yang disediakan.

15 menit menunggu bus tak kunjung datang membuatnya kesal.Hendak memesan ojek melalui ponselnya tapi apa daya jika operator sudah lebih dulu bicara 'maaf kuota internet anda sudah habis,silahkan isi––'

"Astaga! Mau pulang aja ribet!" Keluhnya memerhatikan angkot yang lewat "mana gue gak tau angkot mana buat balik lagi"

"Udah bareng gue aja" Anggi menoleh mendapati motor besar yang baru saja tiba dihadapannya "Lo mau pulang kan? Gue anterin ayo"

Anggi melipat dahinya bingung.Ia tak mengenal orang itu "Eh gak usah,lagian gue gak kenal lo" Balas Anggi berusaha agar tidak menyinggung orang itu "makasih"

"Gue gak bakal apa-apain lo" Balasnya memberikan helm pada Anggi "Lo pacarnya Cakra kan?Dia itu sahabat gue,jadi lo aman"

Anggi mengangguk pelan "Oh,tapi gapapa nih? Takut ngerepotin" Ia menyengir setelah menerima helm itu.

Kekehan keluar dari pria dihadapannya "Gak kok,udah naik" Perintahnya membuat Anggi lekas naik seusai memakai helmnya.

Keheningan membuat Anggi tidak nyaman.Ia  pun memutuskan untuk membuka suara "Jadi nama lo?" Tanyanya sedikit kuat karena menyadari udara akan membawa suaranya jika diatas motor begini.

Pria itu menoleh menatap Anggi melalui spion "Deandro,lo boleh panggil gue dean" Anggi mengangguk mengerti.Ia tersenyum tipis daat mengingat bahwa beberapa hari yang lalu Cakra pernah menceritakan temannya yang bernama Dean.

"Lo kenapa senyam-senyum gitu? Lo suka ya sama gue?" Dean memicingkan matanya .

"Enak aja lo! Gue kan udah punya Cakra,lagian dia lebih ganteng dari lo" Balas Anggi tidak mau kalah,mengundang kekehan dari Dean.

"Bagus deh,gue kan sukanya sama teman lo" Gumam Dean.

"Hah?" Anggi terkejut "Temen gue? siapa? Angel? Chessy? Atau Cynthia? eh Dea?" Mendengar tebakan Anggi,Dean terkekeh.

"Yang pertama" Singkat Dean yang lagi-lagi membuat Anggi terkejut "Mata lo awas keluar"

Anggi terdiam,berusaha mencerna perkataan Dean sejenak "Jangan suka sama Angel,nanti lo sakit hati.Dia itu bucin banget,dia gak bakal tertarik sama cowok lain kalau dia udah suka sama satu cowok" Jelas Anggi.

"Masa sih?" Dean tersenyum tipis "Tapi kayaknya gue bakal deketin dia terus deh,mama gue bilang cinta itu harus dikejar.Gue gak mau kalah sebelum perang."

•••

Angel menunduk dengan senyuman yang sejak tadi tidak pudar dari wajahnya.Ia sangat senang karena setelah makan siang dicafe,Vano mengajaknya menonton bioskop.

Lexicon [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang