#05. Punishment

358 269 117
                                    

Follow!!
@harsyanda.shabira

Happy reading 🍁

***
Satu hukuman mungkin tidak akan berarti bagiku, kecuali hukuman yang membuat aku tak bisa lagi melihat mu
***

Kini Thalia sudah siap dengan seragam sekolahnya. Setelah sarapan, Thalia langsung mencari supir pribadinya.

"Aku udah siap nih pak, ayo berangkat."
Beliau menganggukkan kepalanya dan membukakan pintu mobil untuk Thalia. Thalia tersenyum sebagai tanda terima kasihnya.

"Gak usah dibukain juga pak."

"Gak papa kok non, ya udah masuk non, nanti telat."

Thalia hendak memasuki mobil itu, tetapi tangannya di cekal oleh seseorang. Seketika gerakan Thalia terhenti, ia pun membalikkan badannya dan menghadap ke arah orang yang mencekal tangannya.

"Bareng gue aja." Ujar Ray sambil tersenyum.

"Gak usah, gue bisa pergi sama pak Dedi." Iya Dedi itu nama supir pribadinya Thalia.

"Bodo amat, lo perginya sama gue." Ray menarik tangan Thalia dan membawanya ke tempat ia meletakkan motornya. Thalia berusaha melepaskan cekaan tangan itu, tapi tenaga Ray jauh lebih kuat dari dirinya.

"Naik gih, tuh helm lo." Ray menunjuk helm yang ia letakkan di atas ayunan rumahnya. Thalia mengacuhkan perkataan Ray dan kembali ke mobil, tapi hal itu tidak akan terjadi karena Ray terus memaksanya.

"Ck, ribet amat sih lu, kayak cewek aja." Thalia membulatkan matanya.

"Gue emang cewek njir."

"Oh cewek, gue kirain lo batang." Ujar Ray ambigu.

"Ha?" Thalia menyerngitkan bingung dengan ucapan Ray yang ambigu baginya. Ray tak menghiraukan ucapan Thalia dan memasangkan helm yang ada di atas ayunan tadi di atas kepala Thalia.

Kenapa nih anak baik banget hari ini? Lagi sakit ya?

"Gak usah bengong gitu, sesuai janji kemaren, kalau lo bisa buat gue deket, apalagi jadian sama Elyn, gue bakalan kek gini terus."

Thalia menghembuskan nafasnya, ia pikir kakaknya akan berubah dari hatinya sendiri. Taunya enggak.

"Naik gih, apa perlu gue yang naikin lo?"

"Gue kan pake rok kak."

"Terus?"

Thalia tak menjawab perkataan kakaknya dan hanya menundukkan kepalanya.

"Ck, untung gue peka." Ray melepaskan jaketnya dan memberikannya pada Thalia, lebih tepatnya melempar.

"Pake, dan langsung naik gak pake ngomong lagi." Ujar Ray datar. Thalia tertawa kecil melihat ekspresi kesal kakaknya.

Gak papa kalik ya, gue kerjain sekali-kali, toh selama ini dia yang ngerjain gue.

Thalia segera mengikat jeket itu di pinggangnya, setelah merasa tidak akan terlepas, ia langsung menaiki motor Ray, agar tak mendapat celotehan lagi. Hingga pada akhirnya motor Ray menyala dan segara melanjukannya ke sekolah tercintanya.

My Crazy Best Friend (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang