Follow!!
@harsyanda.shabiraHappy reading 🌼
***
Itu jadian bukan atas dasar keinginan dan perasaan, tetapi karna paksaan, beda rasanya, gue mau jadian beneran sama lo!!
***Tak butuh waktu lama, mereka sudah kembali berkumpul di dalam mobil, dan segera melajukan mobilnya ke rumah Thalia. Setelah berada di rumah Thalia, mereka memindahkan barang-barang itu ke dapur Thalia.
Elyn mulai menyiapkan alat-alat yang akan dibutuhkannya nanti. Setelah semua peralatan dan bahan-bahan untuk membuat kuenya sudah terkumpul semua, Elyn mulai mengaduk-adukkan satu-persatu bahan tersebut. ia sangat lihai dalam melakukannya. Hingga tak lama setelah itu adonan tersebut siap untuk dikukus. Selama kurang lebih 25 menit, kue buatan Elyn sudah siap disajikan di atas piring.
"Gilakk, enak bat bentuknya, gue kasih toping keju yah." Cherry mengambil keju dan memarutnya sambil meletakkannya di atas brownis buatan Elyn.
"Eh gue gak suka keju." Caca menghalangi Cherry yang sedang asyik meletakkan keju di atas brownis coklat itu.
"Bodo."
"Ishh, jangan dong." Caca menarik-narik alat pemarut keju dari tangan Cherry. Hampir saja keju tersebut berserakan di atas meja.
"Ck, jangan berantem ah, kayak bocah, bagi aja brownisnya jadi 2 toping, setengah keju dan setengahnya lagi meses." Ujar Thalia menengahi.
"Iya-iya," ujar Caca cengengesan.
"Makanya bodo jangan di pelihara." Ujar Reyna sarkas.
"Sok."
"Bodo."
Toping tersebut sudah tertata rapi di atas brownis coklat buatan Elyn. Bentuknya saja sudah membuat mereka ingin segera menikmati kue tersebut hingga tandas. Setelah dapur Thalia kembali bersih. Mereka memotong-motong brownis tersebut menjadi beberapa bagian. Dan membawanya ke ruang tamu.
Thalia menyalakan televisinya, sambil menonton mereka menikmati brownis tadi dengan lahap. "Beneran enak loh, padahal awalnya gue gak yakin lo bisa."
"Makanya lo jangan ngeremehin si Elyn, lo cuma tau masak air doang." Adysta malah menertawai Bella.
"Sembarang ae ngomong lo."
"Emang bener kan?"
"Iya sih, hehe." Adysta hanya memutar bola matanya malas.
Selagi asyik-asyiknya menikmati makanan mereka, bunyi deruman motor terdengar memasuki halaman rumah Thalia. Siapa lagi bukan kalau tidak Ray, si ketua perusuh itu?
Ketika memasuki rumahnya, Ray terdiam sejenak melihat keramaian ibu kota, gadeng keramaian di ruang tamunya maksudnya
Sebenarnya ia ingin sekali mengacuhkan keadaan ruang tamunya tersebut. Tapi, ketika melihat kue yang kelihatan enak di atas meja, Ray malah mendaratkan pantatnya di sofa sebelah Elyn.
"Ngapain lo di situ, jangan ganggu." There yang dari tadi hanya diampun membuka suaranya.
"Ck, santai ae neng, gue cuma minta nih kue doang." Ujarnya sambil mengangkat sepotong kue yang sempat ia ambil sebelum di katai There.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy Best Friend (Hiatus)
Teen FictionHarap follow terlebih dahulu!! Perubahan berawal dari sebuah pernyataan yang dapat didengar. Terkejut? Aneh? Kaget? Suatu hal yang terkumpul setelah mendengarnya. "Maksud Lo apa?" "Gue gak punya maksud kok!" "Gak usah bacot deh Lo." "Wedeh, santu...