Vivi yang baru akan memasuki sekolah, terhalang oleh seorang laki laki yang berstatuskan pacar Nindira.
"Halo Vivi"
"Apa sih" sewot Vivi, dia akan tahu kalau dia hari ini akan mendapatkan percakapan yang tidak jelas dari teman Smpnya ini
"Gue punya teka teki, kalo lo jawabnya bener gue traktir"
"Terserah" suasana sekolah masih sepi, Vivi memilih datang lebih pagi agar dia hari ini tidak bertemu dengan siapa pun. Lebih tepatnya menghindari Alva
"Buah apa yang bisa digoreng?"
"Pisang goreng"
"Salah"
"Lah? Terus apa?"
"Buakhwan"
"Ha?"
"Ehh iya ya, pisang goreng"
Tiba tiba terlintas sesuatu dipikiran Vivi
"Syad , kodok apa yang bisa membunuh?"
"Emm...kodok yang beracun?"
"Salah"
"Terus?"
"Kodoakan lo mati"
Rasyad yang mendengar itu langsung memukul punggung Vivi, Vivi tidak masalah akan hal itu, pukulannya juga tidak terlalu sakit
"Omongan itu doa tau" Vivi tidak menjawab, hanya kembali melanjutkan perjalanannya
Sampai tiba tiba seseorang orang memanggilnya, Vivi mendadak jadi gugup. Karena suara itu adalah orang yang tidak ingin ditemuinya hari ini
"Vi lo dipang-"
"Oh iya Syad gue ada perlu sama Nindira, Ke kelas lo yuk" Vivi menarik Rasyad langsung berlari menuju kelasnya.
Tentu saja Rasyad dibuat bingung. Saat tiba mereka dikelas Vivi langsung menghela napas, dia yakin tidak mungkin Alva akan berani menemuinya bila kelasnya berada di lantai dua, sedangkan kelas rasyad berada paling ujung koridor.
Vivi menghela napas, untung saja kelas Rasyad belum berpenghuni. Yang ia yakini penghuninya kebanyakan sudah pergi ke kantin
"Lo kenapa sih Vi? Takut banget ketemu ama kak Alva. Udah macem disuruh perang dunia aja"
"Emang bener" Vivi mengatur napasnya yang tersenggal
"Ha? Seriusan lo" Vivi memilih tidak menjawab memilih diam, dia tidak ingin Rasyad salah paham
"Serisu deh, lo kenapa Vi"
Vivi berpikir, entah dia cerita atau tidak pada temannya ini. Tapi dia tidak mau dianggap gila kalau percakapannya menjurus soal kemarin.
Maka dia memilih jalan lain " Syad kalo lo belum siap perang dunia, apa yang bakal lo lakuin?"
"Ha?" tentu Rasyad bingung, kenapa juga Tiba tiba Vivi berbicara soal itu padahal Rasyad hanya bercanda bilang itu
"Jawab aja, gak usah banyak tanya" Rasyad berpikir, menaggaruk tenguk belakangnya antar bingung dan tidak tahu
"Itu berarti ada sesuatu yang kurang" Asal Rasyad, Vivi mengaitkan dengan soal yang kemarin
Hal yang kurang
Vivi membulatkan matanya, seperti sesuatu yang baru diketahui. Vivi jadi ingat saat Di alam Dragea dan
Buku Ayahnya
Yah, itu lah yang terlintas dipikiran Vivi.
"Makasih banyak Syad, udah nolong gue"
YOU ARE READING
The Secret Dragon
Fantasy'Naga belum punah? ' yah itu kata yg tepat untuk mendiskripsikan cerita ini Rahasia dari mana asal naga itu Rahasia bagaimana seorang gadis biasa ternyata seorang pengendali naga Dan rahasia dalang dibalik semua ini