{8} Gejala bucin

23 5 0
                                    

Heyyooo manteman
Selamat membaca
Dipersilahkan jari kalian untuk tap gambar bintang ya, supaya semangat up nih

_______________________________

" Siang bu. Boleh saya duduk disini " Amar yang baru datang berdiri sambil membawa makanannya.

" Oh iya boleh " Hilya yang merasa tidak enak jadi memperbolehkan amar duduk.

" Kenapa bu hilya makan sendirian? Gak sama  caca ? " tanya amar.

" Oh caca ada janji makan siang dengan pacarnya "

" Oh gitu. Oh iya bu kemarin ada berkas yang belum ibu tanda tangani karena pas saya mau ke ruangan ibu sudah berjalan pulang "

" Yasudah nanti setelah makan siang, kasih berkasnya ke caca aja ya.  Dan oh iya umur kita gak beda jauh, jadi kalo kita diluar kantor kamu bisa panggil saya hilya saja. Caca juga seperti itu " Hilya berbicara sambil menyendokan makanannya.

Amar yang gugup jadi cuma berbicara sedikit " Iya bu. Eh hilya ".

Walaupun gugup rasanya amar merasa lebih dekat dengan hilya karena bisa memanggilnya dengan sebutan nama.

" Baiklah saya sudah selesai makan, saya duluan " Ucap hilya sambil berjalan meninggalkan meja tanpa menunggu suara amar yang mau berbicara.

*

" Permisi bu boleh saya masuk " Caca mengetuk pintu ruangan hilya, yang sebenarnya hanya formalitas ketika terlihat karyawan lain, ya secara caca itu teman sekampus hilya yang juga sahabat dekatnya.

" Ck. Sok formal sekali anda " Hilya tertawa melihat caca.

" Gak usah ketawa deh lu, gue kan bawahan lu disini, kalo ada karyawan lain ya harus sopan biar gak ada kecemburuan sosial " Caca cemberut karena diledek hilya.

Caca menaruh berkas dari amar itu di meja hilya.
" Nih berkas yang harus lu tanda tanganin, daaann kok gue kaya melihat ada sesuatu di mata amar ya kalo lagi liat lu, gelagatnya aneh kaya orang yang sedang menaruh hati " Mata caca melihat ke arah mata hilya dengan penuh tanda tanya.

" Ck. Apasih lu ca. Jangan ngadi-ngadi anda, gue udah nikah gausah di sangkut pautin sama amar lah, lagian dia baik sama gue ya karena gue atasannya aja " Hilya sebenarnya merasa perlakuan amar beda tapi mencoba menampiknya.

" Eh gue serius hil, lu kayanya harus bersikap dingin deh, atau biar gue yang bilang ke dia kalo lu tuh anak bos disini dan gak pantes dia bersikap begitu sama lu " Caca berbicara sambil memakan kuaci kesukaannya.

" Ngapain sih bilang kalo gue anak bos disini, gak perlu lah nanti juga tau sendiri "

" Lu naksir sama amar gak hil? " Lagi-lagi caca kepo.

" Udah gila lu ya ca, gue bukan cewe single lagi " Hilya berbicara sambil menoyor kepala caca.

Sambil mengusap kepalanya yang abis di toyor caca berucap " Ya kali aja gitu. Lu kan nikah sama ja'far karena perjodohan "

" Iya karena perjodohan tapi bukan berarti gue  naksir sama cowo laen lah, buat buka hati sama suami aja susah apalagi sama orang, Ca. Ca jangan ngadi-ngadi deh lu"

Harapan & Penantian [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang